BRI Liga 1: Ini Alasan Ginanjar Wahyu Menangis Seusai Bikin Gol buat Arema FC

oleh Iwan Setiawan diperbarui 02 Sep 2023, 04:45 WIB
Maulana Syarif dan Ginanjar Wahyu resmi dikenalkan sebagai pemain Arema. (Dokumentasi Arema)

Bola.com, Jakarta - Selebrasil sambil meneteskan air mata. Itu yang dilakukan pemain muda Arema FC, Ginanjar Wahyu setelah mencetak gol ke gawang Bhayangkara FC dalam Liga 1 2023/2024 di Stadion Patriot, Bekasi, Jumat (1/9/2023).

Ini jadi gol pertama Ginanjar untuk Singo Edan, julukan Arema FC. Dia merasa bangga dan terharu. Namun, ada satu hal lain yang membuatnya menangis.

Advertisement

"Saya senang dan terharu. Tapi gol ini saya dedikasikan untuk sahabat, Achmad Maulana. Saya merasakan dan tahu betul apa yang dia rasakan sekarang,” katanya.

Musim ini keduanya sama-sama dipinjamkan Persija Jakarta ke Arema FC demi mendapatkan menit bermain yang lebih banyak. Pekan lalu, Achmad berduka karena sang ayah meninggal dunia. Sehingga Ginanjar mendedikasikan gol itu untuk Maulana yang sedang bersedih. 

 

2 dari 5 halaman

Jaga Kondisi Usai Pendidikan Polri

Pemain Arema berusia 19 tahun, Ginanjar Wahyu mulai dapat kepercayaan lebih besar musim ini. (Bola.com/Iwan Setiawan)

Perlu diketahui, Ginanjar sempat menghilang dari skuat Arema FC kurang lebih sebulan. Antara 21 Juli hingga 25 Agustus. Pemain 19 tahun itu harus mengikuti pendidikan Secaba (Sekolah Calon Bintara) Polri.

Namun, setelah kembali ke Arema FC, justru dia dapat kepercayaan sebagai pemain inti. Yakni saat melawan Persikabo dan Bhayangkara. Itu jadi sebuah keberuntungan tersendiri karena saat dia kembali, Arema FC ditangani pelatih baru, Fernando Valente.

Tapi, Ginanjar memperlihatkan kerja keras dalam latihan untuk dapat kesempatan bermain. Selama pendidikan, dia mengaku tetap berlatih. Sehingga saat kembali ke Arema FC, kondisinya tidak drop. “Saya tetap latihan selama pendidikan,” jawabnya.

 

3 dari 5 halaman

Kelelahan

Di sisi lain, Arema bisa melewati laga ini dengan tidak mudah karena Bhayangkara lebih banyak memberikan tekanan. Hanya saja, Arema bermain lebih efektif.

“Ini pertandingan yang sulit. Jarak pertandingan membuat kami butuh recovery lebih lama. Karena minim recovery, pemain kami lelah. Beruntung, Julian Schwarzer bermain bagus,” kata pelatih Arema, Fernando Valente.

Dari statistik Lapangbola.com, Bhayangkara membuat 7 shot on target. Dan semua bisa diselamatkan Julian Schwarzer. Sementara Singo Edan hanya memiliki 4 peluang. Tapi dua diantaranya berbuah gol.

 

4 dari 5 halaman

Belum Kebobolan

Selama ditangani Fernando, Arema belum kebobolan. Sebelumnya, mereka menang 1-0 dari Persikabo 1973. Jadi, sistem pertahanan yang dibuat pelatih asal Portugal itu berhasil.

Padahal sebelum ditangani Fernando, Arema kebobolan 22 gol dari 10 pertandingan. Itu membuat mereka jadi tim paling banyak kebobolan.

5 dari 5 halaman

Persaingan di BRI Liga 1 2023/2024

Berita Terkait