Bola.com, Kediri - Shin Tae-yong berhasil meloloskan tiga kategori Timnas Indonesia mulai senior, U-23, dan U-20 ke Piala Asia. Ini menjadi satu bukti perubahan besar yang diberikan pelatih asal Korea Selatan itu untuk sepak bola Indonesia.
Arsitek asal Korsel itu memang belum mempersembahkan sebuah trofi atau medali untuk Indonesia. Namun, dia sukses mengangkat harkat Indonesia di level Asia.
"Timnas Indonesia sudah berada di jalur yang benar. Saya lihat sejak Luis Milla hingga sekarang dipegang Shin Tae-yong, kita menuju trek sebenarnya. Jangan lupa, keduanya itu pelatih dunia loh," kata Mursyid Effendi.
Menurut legenda Persebaya itu banyak kemajuan yang tampak di skuad Garuda sejak ditangani Shin Tae-yong.
"Fisik pemain kuat, teknik individu meningkat, dan mindset pemain untuk menerapkan berbagai taktik yang bisa dijalankan dengan baik. Paling penting lagi adalah mental tidak mau kalah," tuturnya.
Pemain Jadi Pintar!
Khusus mengenai keberhasilan Timnas Indonesia U-23 ke Piala Asia U-23 2024 yang akan digelar di Qatar, Mursyid Effendi menyebut Rizky Ridho dkk. sudah memiliki semua elemen yang disebutkan sebelumnya.
"Intinya Shin Tae-yong ini menjadikan pemain Indonesia pintar main bola dengan level tinggi. Ia memang belum memberi piala, tetapi sebagai pelatih kelas dunia, STY fokus mengangkat Indonesia ke level Asia," ujarnya.
Timnas Indonesia U-23 melangkah ke putaran final Piala Asia U-23 2024 setelah menjadi juara Grup K Kualifikasi Piala Asia U-23 2024 yang digelar di Stadion Manahan, Solo.
Tim Garuda Muda menang 9-0 atas Chinese Taipei dan 2-0 atas Turkmenistan.
Tidak Anggap Luis Milla Gagal
Meski menilai Shin Tae-yong membawa perubahan besar bagi Timnas Indonesia dengan lolos ke tiga level Piala Asia, Mursyid Effendi enggan membandingkan pelatih asal Korea itu dengan pelatih Timnas Indonesia pada era 2017-2018, Luis Milla.
Menurutnya, Luis Milla saat itu juga memberikan dampak positif bagi permainan Timnas Indonesia. Hanya saja waktu yang diberikan oleh PSSI kepada pelatih asal Spanyol itu terbilang sangat pendek.
"Luis Milla tidak gagal. Dia hanya kekurangan waktu untuk memahami sepak bola kita. Penyakit kita itu tidak sabaran," ujar Mursyid.
"Sekarang kita tahu jika seorang pelatih seperti STY diberikan otoritas penuh dan waktu yang cukup, maka keberhasilan akan diraih," lanjutnya.