Bola.com, Jakarta - Ketua PB PBVSI, Imam Sudjarwo, buka-bukaan terkait kasus Rivan Nurmulki bersama Timnas Bola Voli Putra Indonesia. Apa katanya?
Imam baru saja melepas Timnas Bola Voli Putra Indoor Indonesia, Timnas Bola Voli Putra Pantai Indonesia, dan Timnas Bola Voli Putri Pantai Indonesia ke Asian Games 2022 China.
Seremoni itu digelar di Padepokan Voli Jenderal Polisi Kunarto, Sentul, Kabupaten Bogor, pada Kamis (14/9/2023) siang WIB.
Sebelumnya, polemik Rivan Nurmulki dengan Timnas Bola Voli Putra Indonesia telah dimediasi oleh Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) RI, Dito Ariotedjo, pada 11 September 2022.
Pencoretan Keputusan yang Biasa
"Kemarin sudah pertemuan di Kemenpora dan harusnya telah selesai. Pencoretan di Timnas Bola Voli Indonesia itu kan biasa. Tidak hanya di voli saja, tapi cabang olahraga lain juga bisa," ujar Imam.
"Saya berikan gambaran. Kami milih tim itu 24 atlet untuk voli indoor, lalu menjadi 18 nama, kemudian 14 personel, dan terakhir 12 pevoli. Itu biasa. Voli itu bukan permainan individu, tapi tim."
"Ada dua hal yaitu aspek teknis dan non-teknis. Kalau aspek teknis, terkait dengan masalah integritas. Nah, integritas itu termasuk di dalamnya disiplin dan loyalitas. Harus kompak," imbuh Imam.
Imam menceritakan bahwa Rivan Nurmulki menolak untuk membela Timnas Bola Voli Putra Indonesia dalam Kejuaraan Bola Voli Putra Asia 2023 di Iran pada 19-26 Agustus 2023.
Tidak Cocok dengan Pelatih
Imam mengungkapkan bahwa Rivan Nurmulki mengeluhkan pencoretan pemain kepada manajer Timnas Bola Voli Putra Indonesia, Loudry Maspaitella.
Rivan juga disebutkan tidak menerima beberapa keputusan dari pelatih Timnas Bola Voli Putra Indonesia, Jeff Jiang Jie, dan merasa tak klop.
"Waktu di Taiwan, Rivan menghadap Loudry. 'Pak, saya tidak bisa bergabung dengan pelatih sekarang. Sebab, tidak ada kecocokan. Jadi tidak sejalan'. Apa masalahnya?" imbuh Imam.
"Masalahnya kepelatihan, pergantian pemain utama, dan pemain cadangan. Dia juga tidak setuju dengan nama-nama yang dicoret. Dia bilang kalau pelatihnya masih dan timnya ini, dia tidak mau," ucapnya.
Kronologi
"Loudry kemudian lapor saya. Setelah itu, tim pelatih saya kumpulkan. Ternyata, dia kurang dalam segi kekompakan. Saya minta Loudry untuk mendekati dia supaya bermain. Sebab, kami masih perlu dia. Dia kan pemain yang bagus. Tetapi, dia bertahan apa yang disampaikan sebelumnya," imbuh Imam.
Imam memerintahkan Sekjen PBVSI, Heyzer Harsono, untuk membujuk Rivan Nurmulki, namun tidak membuahkan hasil. Pevoli asal Surabaya BIN Samator itu tetap keukeuh dengan sikapnya.
"Setelah itu, dia menulis surat ke kami ketika kami akan pergi ke Iran. Dia bilang tidak bisa ikut bergabung dengan alasan ingin menunggu istrinya yang melahirkan. Kedua, dia ingin menyelesaikan kasus sidang etiknya di Polda Jawa Timur," ucap Imam.
"Setelah itu, saya panggil dia ke kantor. Saya cek, usia kandungan istrinya delapan bulan. Sampai sekarang juga belum melahirkan. Kemudian dia bilang ingin menyelesaikan sidang kode etik Polri. Saya sudah telepon Kapoldanya, cuma sehari. Saya bisa undur itu," ungkapnya.
Nasihat dari Imam Sudjarwo
"Saya sampai bilang ke dia 'kamu itu anak negara. Kamu tidak bisa seperti ini. Artinya dia membela seseorang sampai berlebihan. Itu tidak boleh karena dia dibutuhkan negara. Dia tidak teirma ada yang dijadikan cadangan, ada yang dicoret. Loyalitas seperti itu jangan," ucap Imam.
"Saya pesankan ke dia bahwa dia terdaftar sebagai entry by name untuk Asian Games 2022. Tidak boleh bermain di tempat lain. Ternyata beberapa hari kemudian, dia bermain dengan Polda Kalimantan Timur di Kapolri Cup 2023. Padahal sudah saya kasih tahu dan dia sudah tahu ada aturannya kalau sudah masuk Timnas Bola Voli Indonesia, lalu bermain di luar."
"Bagaimana perasaan yang sedang berjuang untuk negara, sedangkan dia enak-enaknya bermain di luar. Nah, hal-hal inilah yang membuat kami mengambil keputusan. Kalau tetap dimasukkan, dia tidak mau bergabung. Kalau saya memaksakan, tim nanti tidak solid. PBVSI kan organisasi besar, ada aturannya. Jadi memperlakukan semuanya sama untuk pemain dan pelatih."
"Kalau ada masalah, tentu akan kami berikan sanksi. Dalam waktu dekat, kami bakal melakukan sidang Komite Disiplin kepada Rivan Nurmulki untuk rasa keadilan teman-teman semua agar tidak diikuti dan menjaga muruah PBVSI," kata Imam.
Sayang dengan Rivan Nurmulki
"Kita semua sayang Rivan Nurmulki, juga sayang dengan semua atlet. Apa yang kami lakukan ini ingin memperbaiki Rivan. Sebab, masa depan Rivan masih panjang dan ingin kami selamatkan. Jadi, apa pun keputusan Komite Disiplin harus dia terima. Kami tidak akan mungkin mematikan karier dia sebab yang besarkan dia itu kami," terang Imam.
"Kami sayang dan memerlukan dia ke depannya. Jadi akan kami bina agar baik. Sidangnya setelah Asian Games 2022. Dia atlet lama dan sudah paham dengan aturan yang ada. Setiap pelanggar, akan kami berikan sanksi."
"Ini adalah kerangka dalam membina Rivan Nurmulki. Kami tidak membenci dia. Saya panggil waktu itu karena ingin menyelamatkan dia lantaran dia sudah terdaftar di Polda Kalimantan Timur. Saya bilang jangan bermain nanti menjadi masalah. Dia tetap bertanding," ujar Imam.
Akibat kegaduhan ini, Rivan Nurmulki tidak akan memperkuat Timnas Bola Voli Putra Indonesia yang akan berkancah di Asian Games 2022 pada 23 September-8 Oktober 2023.
Baca Juga
Yuk Saksikan Aksi Sabina Altynbekova di Yogya Falcons Gelar Turnamen Yogya Volley Cup 2024: Tonton di Moji dan Vidio, Mulai 19 Desember 2024
VIDEO: Pencinta Bola Voli Harap Bersiap-siap, PLN Mobile Proliga 2025 Kembali Bergulir 3 Januari Mendatang!
PLN Mobile Proliga 2025 Bergulir Mulai 3 Januari, Duel Jakarta Electric PLN Vs Yogya Falcons Jadi Pembuka