BRI Liga 1: Bonek Bakal Demo Besar-Besaran Agar Persebaya Vs Arema Tetap di Surabaya

oleh Aditya Wany diperbarui 18 Sep 2023, 23:00 WIB
Bonek membentangkan spanduk bergambar legenda Persebaya, Eri Irianto, dalam pertandingan leg pertama semifinal Piala Presiden 2019 di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, Rabu (3/4/2019). Persebaya menang 1-0 atas Madura United dalam laga itu. (Bola.com/Aditya Wany)

Bola.com, Surabaya - Suporter Persebaya Surabaya, Bonek, bakal melakukan demo besar-besaran. Mereka rencananya akan turun ke jalan dengan menggelar aksi di depan Gedung Grahadi, Surabaya, Selasa (19/9/2023) siang.

Rencana itu sudah diawali dengan menyerahkan surat pemberitahuan aksi ke Kantor Satintelkam Polrestabes Surabaya, Senin (18/9/2023). Tuntutan Bonek adalah meminta duel Persebaya Surabaya menjamu Arema FC tetap digelar di Surabaya.

Advertisement

Duel itu sendiri terancam gagal digelar di Kota Pahlawan. Padahal, sesuai jadwal Persebaya menjamu Arema dalam pekan ke-13 di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, Sabtu (23/9/2023).

Persebaya juga tidak sedang terkena sanksi pelarangan menggelar laga kandang di Surabaya. Namun, muncul beberapa hambatan yang membuat Bajul Ijo tidak bisa menjamu tim rival di kota sendiri.

“Kami mengakomodir suara teman-teman Bonek yang ingin pertandingan tanggal 23 tetap digelar di GBT. Kurang lebih massa yang akan kami bawa 10 ribu orang,” kata Capo Ipul, dirigen Green Nord alias Bonek tribune utara.

 

2 dari 6 halaman

Surat Kontroversial Kementerian PUPR

Aksi Bonek, suporter Persebaya, di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya. (Bola.com/Aditya Wany)

Bonek sempat menggelar kegiatan kampanye positif. Itu dimulai dari rapat dengan jajaran kepolisian menyampaikan pesan damai di media sosial, sampai memberikan bunga mawar untuk pengguna kendaraan ber-TNKB N.

Mendadak muncul surat Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Surat itu yang menyatakan,  Stadion GBT harus steril sampai usainya Piala Dunia U-17 pada awal Desember nanti.

Padahal, hasil risk assessment Mabes Polri pada 3 Maret 2023, memberikan nilai 89,02 persen. Sangat baik, artinya GBT bisa menjadi venue pertandingan dengan kapasitas 100 persen penonton.

Pengosongan stadion disebut perlu dilakukan untuk melakukan renovasi. Manajemen Persebaya merasa itu alasan yang dibuat-buat. Sebab, Piala Dunia U-17 2023 masih akan dimulai pada 10 November 2023.

Isi surat dari Kementerian PUPR juga dinilai kurang jelas, sebab tidak diberitahukan kapan pelaksanaan renovasi. Selain itu, mereka juga mempertanyakan alasan pengosongan per 15 September 2023.

 

3 dari 6 halaman

Persis Diizinkan, Kenapa Persebaya Tidak?

Penyerang Persis Solo, Ramadhan Sananta, saat tengah berebut bola dengan bek PSIS Semarang, Wahyu Prasetyo, pada laga bertajuk Derby Jawa Tengah di Stadion Manahan, Solo, Sabtu (16/9/2023). (Bola.com/Radifa Arsa)

Di sisi lain, Persis Solo masih bisa menjadi tuan rumah saat menghadapi PSIS Semarang, Sabtu (16/9/2023). Padahal, Persis menggunakan Stadion Manahan, Solo, yang juga jadi venue Piala Dunia U-17 2023.

Selain Stadion GBT dan Manahan, ada pula Stadion Si Jalak Harupat (Bandung, dan Jakarta International Stadium (Jakarta), yang akan jadi tuan rumah Piala Dunia U-17 2023.

 

4 dari 6 halaman

Isu Lama

Bonek Mania memenuhi Stadion GBT, Surabaya, Minggu (28/1/2018), pada laga Persebaya vs Madura United. (Bola.com/Aditya Wany)

Sejak beberapa pekan terakhir, sudah muncul kabar bahwa Persebaya kemungkinan tak bisa menjamu Arema di Surabaya. Hal itu menimbulkan pertanyaan mengingat Bajul Ijo tidak sedang mendapat hukuman atau sanksi partai usiran.

Insiden Kanjuruhan 1 Oktober 2022 lalu memang masih menyisakan trauma bagi pecinta sepak bola. Kini, muncul alasan untuk “menjegal” Persebaya dengan menggunakan Piala Dunia U-17 2023 agar Derbi Jatim tidak digelar di Stadion GBT.

“Persebaya ini tidak sedang terkena sanksi. Stadion GBT juga tidak dipakai. Jadi, tidak ada halangan bahwa Persebaya bisa menjamu Arema di Surabaya. Kami ingin pertandingan ini tetap di kota kami,” ujar Husin Ghozali, koordinator Green Nord.

 

5 dari 6 halaman

Rivalitas Positif

Logo Bonek, populer di Surabaya, dibuat oleh orang Makassar. (Bola.com/Aditya Wany)

Rivalitas Bonek dengan Aremania memang masih terus menjadi sorotan. Padahal, Bonek sendiri sudah gencar melakukan kampanye secara terbuka di media sosial untuk mengurangi potensi gesekan dengan Aremania.

Yang jadi catatan adalah tidak ada lagi rasisme dan ujaran kebencian yang sifatnya provokatif dalam bentuk apapun baik di dunia nyata maupun di dunia maya. Pihak kepolisian juga telah berkomitmen untuk menindak tegas mereka yang provokatif.

“Bonek sudah naik kelas. Tidak perlu ada komentar atau seruan provokatif. Jangan lagi ada ujaran kebencian. Kami yakin Bonek bisa melakukan itu demi sepak bola Indonesia yang lebih baik,” imbuh Husin Ghozali.

Bonek sendiri selama ini banyak menunjukkan perubahan ke arah positif, termasuk menjalin relasi dengan Aremania. Setelah meletusnya Tragedi Kanjuruhan, Bonek mendatangi Aremania di Kepanjen, Malang, dan mendapat sambutan hangat.

Di Surabaya, Bonek juga sempat menggelar doa bersama untuk korban Aremania. Sejauh ini, suporter dengan warna kebesaran hijau itu juga terus menyebar pesan positif agar Derbi Jatim tidak menyulut perseteruan dua kelompok suporter lagi.

6 dari 6 halaman

Persaingan di BRI Liga 1 2023/2024

Berita Terkait