Bola.com, Dankaur - Sejumlah masalah dihadapi para pemain hingga tim jelang MotoGP India. Masalah yang dihadapi adalah melambungnya harga-harga untuk para pembalap dan tim MotoGP.
Penyelenggaraan MotoGP India akan digelar pada 22-24 September 2023. Sejumlah masalah mulai muncul jelang penyelenggaraan event bergengsi tersebut.
Menurut laporan Speedweek, melambungnya harga di India sudah dimulai saat pengajuan visa untuk pembalap dan tim. Normalnya, harga visa di India adalah 80 dolar AS (Rp1,2 juta).
Namun, harga melambung menjadi 128 dolar AS (Rp1,8 juta) karena harus diurus melalui agen. Meski sudah membayar, visa tetap tak bisa keluar cepat sehingga para pembalap MotoGP sempat tertahan saat menuju India.
Kena Getok Harga
Selain melambungnya harga visa, pembalap dan tim MotoGP juga kena getok harga untuk biaya antar jemput. Terdapat perbedaan harga yang ditawarkan untuk tim kecil dan besar.
Untuk tim kecil, biaya antar jemput ditawarkan 8 ribu euro (Rp131 juta). Adapun tim besar memiliki harga sebesar 20 ribu euro (Rp327 juta) untuk biaya antar jemput dari hotel ke sirkuit dengan mobil sewaan.
Kejadian tidak mengenakan dialami tim HRC MotoGP. Sebelumnya, mereka diminta membayar 50 ribu euro (Rp819 juta) untuk layanan tersebut, namun akhirnya dengan proses negosiasi alot diturunkan menjadi 28 ribu (Rp458 juta).
Balapan Termahal
Tingginya harga di MotoGP India dikeluhkan oleh tim-tim yang berlaga. Kepala tim PrustelGP, Florian Prustel, mengeluhkan harga hotel yang melambung tinggi.
"India adalah Grand Prix yang sangat mahal bagi kami. Penerbangan, hotel, visa, dan layanan antar-jemput sangat mahal," tegas Florian Prustel.
"Selain itu, penyediaan makanan dan minuman dasar tidak mudah untuk kami terapkan sebagai tim. Tim sangat takut dengan infeksi usus akibat makanan yang terkontaminasi," jelas Florian Prustel.