Bola.com, Jakarta Ilija Spasojevic begitu senang ketika Bali United berhasil menang melawan Stallion Laguna FC dalam matchday perdana grup G AFC Cup 2023/2024. Kemenangan Bali United ini menjadi sejarah karena pertama kalinya menumbangkan wakil Filipina di kandangnya sendiri.
Kepercayaan diri Ilija Spasojevic jelang menghadapi Persija Jakarta dalam pekan ke-13 BRI Liga 1 2023/2024 pun berlipat ganda. Hal tersebut karena brace yang diciptakannya ke gawang Stallion Laguna FC.
Hampir dipastikan, Pelatih Bali United akan menurunkan Spaso sejak menit pertama melawan Persija, alih-alih menurunkan Jefferson de Assis. Ini bisa menjadi sinyal bahaya untuk barisan pertahanan Macan Kemayoran. Spaso dan Teco tentu akan belajar dari kesalahan musim lalu saat menghadapi Persija.
Spaso memang tidak banyak berbicara mengenai Persija, tetapi ia berbicara mengenai Balkan Mentality yang ada dalam dirinya. Sebagai penyerang naturalisasi, Spaso tentu tidak lupa dengan Montenegro yang merupakan negara asalnya.
Rasa lapar untuk mencetak gol dan mempersembahkan gelar untuk Bali United mulai tumbuh kembali setelah beberapa waktu lalu sempat meredup. “Saya bangga menjadi orang Indonesia. Tapi di dalam diri saya, ada Balkan Mentality,” bebernya.
40 Tahun
Yang menarik adalah, mantan penyerang Persib Bandung dan Bhayangkara FC tersebut belum memikirkan untuk pensiun. Sekarang, usia Spaso menginjak 36 tahun. Ia masih mencoba untuk bermain sepak bola hingga empat tahun ke depan.
“Sekarang saya saya mulai mencetak gol. Saya setiap pertandingan merasa lapar. Dalam karier saya, sudah lebih dari 200 gol yang saya ciptakan. Saya juga ingin mendapatkan lebih banyak trofi lagi. Entah untuk klub atau individu saya. Sekarang total ada delapan gelar bersama klub. Ada juga gelar individu seperti top skorer di Malaysia dan bersama Bali United,” tambahnya.
“Saya masih ingin terus berlanjut. Mungkin saya bermain sampai usia 40 tahun atau bahkan lebih,” tegasnya.
Gagal Penalti Jadi Motivasi
Saat menghadapi Stallion Laguna FC, Ilija Spasojevic sebenarnya bisa mencetak hat-trick. Sayangnya penalti yang dieksekusinya gagal. Tapi Spaso justru mengatakan bahwa hal tersebut lebih memotivasinya untuk tampil lebih baik lagi.
Ada pelajaran berharga yang diucapkan Spaso.
"Ketika gagal dalam mengeksekusi penalti atau hal apapun, ada dua tipe pemain entah itu akan jatuh mentalnya untuk menyelesaikan pertandingan atau seperti mentalitas saya yang berbeda dimana saya berkata pada diri sendiri untuk lupakan saja itu dan saya akan mencetak gol yang lebih indah dari penalti yang terjadi tersebut,” ungkap Spasojevic.
Berjuang Sampai Akhir
“Sejujurnya jika saya sukses mencetak gol penalti saat itu, skornya akan berubah menjadi 1-3 untuk keunggulan kami. Begitu juga saat mereka memiliki peluang penalti, mereka ada peluang mengubah skor menjadi 2-2, tetapi mereka tidak melakukannya. Menurut saya pertandingan ini sungguh luar biasa karena kedua tim bermain saling berbalas gol dan menjadi menarik. Stallion saat itu bermain bagus karena mereka berjuang sampai akhir, tetapi kami juga bermain impresif dan pantas meraih 3 poin kemenangan untuk kembali ke Indonesia,” tambahnya.