Bola.com, Turin - Juventus tancap gas di awal musim Liga Italia 2023/2024. Bianconeri kini menempel ketat Inter Milan dan AC Milan di papan atas klasemen sementara.
Juventus mengemas 13 poin dari enam pertandingan awal musim ini. Sementara Inter Milan dan AC Milan kukuh di urutan pertama yang sama-sama mengemas 15 poin.
Juventus menggasak Udinese (3-0), ditahan imbang Bologna 1-1, kemudian dua kemenangan beruntun mereka raih dengan menggasak Empoli (2-0), mengalahkan Lazio (3-1).
Pasukan Massimiliano Allegri sempat kalah 2-4 di markas Sassuolo pada pekan kelima. Namun di pertandinan keenam, Si Nyonya Tua kembali meraih kemenangan 1-0 atas Lecce, Rabu (27/9/2023) dini hari WIB.
Bagi bintang Juventus, Federico Chiesa, Juventus sudah berada di trek yang benar sejauh ini. Ia mengakui timnya bermain sesuai keinginan pelatih Massimiliano Allegri, yakni memainkan sepak bola modern.
Tampil Ofensif
Federico Chiesa berbicara kepada DAZN via Football Italia menyusul kemenangan 1-0 Juventus atas Lecce. Juventus kembali meraih kemenangan setelah kalah telak 2-4 dari Sassuolo akhir pekan kemarin.
“Kami menganalisis permainan melawan Sassuolo dan kami melakukannya dengan baik di 20 menit pertama. Kami ingin memberikan tekanan tinggi dan memainkan sepak bola modern sesuai keinginan pelatih,” tutur Chiesa.
“Ada kesalahan individu saat melawan Sassuolo, tapi kami mengalahkan Lecce dengan penampilan bagus di babak kedua. Ketika Anda bermain untuk tim ini, Anda memiliki tanggung jawab. Kami berada di Juventus, tim bersejarah dengan banyak trofi,” lanjut Chiesa.
“Kami memiliki skuad hebat untuk memulainya dengan sangat antusias, dan kami ingin finis di empat besar untuk bermain di Liga Champions musim depan.”
Sudah Jadi Filosofi Juve
Ini bukan pertama kalinya musim ini Chiesa mengatakan Juventus harus memainkan sepak bola menyerang.
“Tentunya kami membuktikan bahwa sepak bola modern itu dibuat dengan menekan dan tidak menunggu lawan,” lanjut eks pemain Fiorentina.
“Namun, kami sedikit lelah di babak pertama jadi pada momen-momen ini, kami harus memahami bahwa kami bisa menunggu lawan dan tidak menjadi tidak seimbang, seperti yang kami lakukan di Sassuolo.”
“Kami tidak bisa selalu menekan dan berpikiran menyerang, tapi kami semua berusaha melakukan hal yang sama dan memainkan sepak bola modern sesuai keinginan pelatih. Kami harus memahami situasi dan menghindari apa yang kami lakukan di Sassuolo.”
Soal Perubahan Posisi
Federico Chiesa mengalami perubahan posisi dalam permainan Juventus. Musim ini ia bermain sebagai penyerang tengah, lalu apa perbedaannya jika dibandingkan dengan peran winger?
“Pastinya ada perubahan karena kalau saya bermain melebar saya bisa bermain satu lawan satu, sedangkan kalau saya bermain di tengah, lawan di depan saya lebih banyak,” imbuh pemain Timnas Italia.
“Itu adalah bagian dari perbaikan yang perlu saya lakukan. Pelatih menginginkannya. Dia meminta saya untuk bermain lebih dekat ke gawang dan saya pikir saya membayar kepercayaan itu dengan awal musim ini.”
Chemistri dengan Dusan Vlahovic
Kelebihan lain yang dimiliki Juventus saat ini adalah adanya duet Dusan Vlahovic dan Federico Chiesa. Keduanya total menyumbangkan delapan gol bagi Bianconeri.
Dusan Vlahovic hampir saja dibuang pada musim panas ini, setelah Juve ngebet ingin membeli Romelu Lukakud dari Chelsea. Namun semua tidak terjadi, dan Vlahovic membuktikan diri dengan empat gol yang sudah ia cetak di Serie A sampai pekan keenam.
Sementara Federico Chiesa juga sudah mencetak empat gol, telah berjuang mengembalikan performa terbaik setelah cedera ACL dua musim lalu yang membuatnya absen panjang.
“Saya bermain dengan Vlahovic di Fiorentina, jadi kami sinkron, tapi Milik, Kean, bahkan Yildiz yang sedang berkembang adalah pemain hebat yang bisa membantu kami,” lanjut Chiesa.
“Saya punya hubungan spesial dengan Dusan, kami sudah bermain bersama sejak Fiorentina. Kita adalah teman."
Sumber: Football Italia