Jacksen Tiago Enggan Perkarakan Pelaku Rasial Kepadanya dan Hugo Samir: Saya Biarkan Dia di Lubang Kegelapan Kehidupan

oleh Muhammad Adi Yaksa diperbarui 30 Sep 2023, 11:00 WIB
Pemain Timnas Indonesia U-20, Hugo Samir menggiring bola melewati pemain Timnas Fiji U-20 pada laga International Friendly Match U-20 di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, Jumat (17/02/2023). Timnas Indonesia U-20 menang dengan skor 4-0. (Bola.com/Bagaskara Lazuardi)

Bola.com, Solo - Ayah dari Hugo Samir, Jacksen Tiago, enggan menyeret pelaku rasial kepadanya dan putranya ke jalur hukum. Apa yang menjadi penyebabnya?

"Rasial yang kami hadapi. Banyak yang sarankan kepada saya membawa masalah rasial ke jalur hukum," ujar Jacksen Tiago lewat akun Instagramnya, @jt_jacksen_f_tiago_coach, Jumat (29/8/2023).

Advertisement

"Tapi, saya tidak sependapat dengan itu," kata pria yang menjabat sebagai Direktur Akademi Persis Solo tersebut.

Jacksen Tiago menjadi korban rasial setelah Hugo Samir mendapatkan kartu merah ketika membela Timnas Indonesia U-24 di Asian Games 2022 China.

2 dari 4 halaman

Hugo Samir Kartu Merah, Timnas Indonesia U-24 Kalah

Pemain Timnas Indonesia U-20, Hugo Samir, tertunduk lesu setelah ditaklukkan Guatemala pada laga turnamen mini di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Selasa (21/2/2023). Indonesia menyerah 0-1 dari Guatemala. (Bola.com/M Iqbal Ichsan)

Hugo Samir diusir keluar wasit lantaran dianggap menyikut bek Timnas Uzbekistan U-24, Makhmudjon Makhamadjonov, pada menit ke-113 babak perpanjangan waktu.

Bertanding dengan sepuluh pemain, Timnas Indonesia U-24 kalah 0-2 dari Uzbekistan U-24 dan tersingkir dari Asian Games 2022.

"Sebab, kalau saya membawa ke hukum, pasti orang rasial tersebut akan meminta maaf, seperti orang lain. Seolahnya itu saja cukup dan ia akan menjadi tenar sementara waktu," jelas Jacksen Tiago.

3 dari 4 halaman

Ungkapan Jacksen Tiago

"Itulah yang diharapkan oleh manusia-manusia gagal dalam hidupnya. Saya akan biarkan dia tetap berada di lubang kegelapan hidupnya dengan hantu-hantu yang membebani dia selama in," tutur Jacksen Tiago.

"Sekalian, Hugo Samir juga bisa belajar dan sadar bahwa semua perbuatannya akan berdampak baik atau buruk terhadap orang yang dia cintai."

"Kadang itu cara yang Tuhan berikan pada kita untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Lewat penderitaan orang tercinta," imbuh mantan pelatih Persipura Jayapura dan Persebaya Surabaya ini.

4 dari 4 halaman

Tetap Cinta Indonesia

"Kalau Hugo Samir rasakan sakitnya keluarganya saat ini, dia akan menjadi lebih baik. Tetapi kalau tidak, dia akan tetap menjadi bulan-bulanan 'keyboard warriors' terus-terusan," kata Jacksen Tiago.

"Indonesia, saya tetap mencintaimu dan masyarakatmu. Mau panggil muka monyet, hitam manis dll, kami tetap cinta. Wakanda forever. Peace dan love," imbuh Jacksen Tiago.

Berita Terkait