Sepenggal Cerita dari Laga Persis vs Persija di BRI Liga 1: Merawat Ingatan untuk Satu Tahun Tragedi Kanjuruhan

oleh Radifa Arsa diperbarui 01 Okt 2023, 19:15 WIB
Kelompok suporter pendukung Persis Solo, Surakartans, membentangkan spanduk “Tetapkan 1 Oktober sebagai Hari Duka Sepak Bola Nasional” di Stadion Manahan, Solo, Sabtu (31/9/2023). (Bola.com/Radifa Arsa)

Bola.com, Solo - Terlepas dari kerasnya intensitas duel-duel yang terjadi di atas lapangan, laga antara Persis Solo melawan Persija Jakarta di BRI Liga 1 2023/2024 menjadi salah satu momen penting untuk memperingati satu tahun Tragedi Kanjuruhan.

Dalam pertandingan yang berlangsung di Stadion Manahan, Solo, Sabtu (30/9/2023) itu, para pemain Persis Solo dan Persija Jakarta tak langsung melakukan sepak mula seperti laga-laga biasanya.

Advertisement

Seluruh pemain, pelatih, staf ofisial, dan para penonton yang hadir diminta berdiri sejenak untuk mengheningkan cipta.

Momen ini dipersembahkan khusus untuk mengenang para korban yang jatuh dalam Tragedi Kanjuruhan pada 1 Oktober 2023.

Tak hanya itu, suporter tuan rumah juga ikut menyampaikan pesan-pesan pengingat bagi seluruh stakeholdersepak bola di Indonesia untuk benar-benar mengusut tuntas tragedi yang menewaskan 135 nyawa tersebut.

 

 

2 dari 5 halaman

Sepenggal Doa untuk Kanjuruhan

Di sekeliling tribune penonton yang mengitari Stadion Manahan pada malam itu, ada banyak sekali spanduk yang dibentangkan oleh suporter untuk menyampaikan berbagai pesan.

Tribune utara dan selatan bahkan menyajikan koreografi dengan berbagai ornamen.

Khusus di tribune selatan yang menjadi wadah kelompok suporter Pasoepati, muncul sebuah tulisan yang didedikasikan khusus untuk para korban yang tewas akibat letupan gas air mata dari pihak kepolisian.  

Spanduk tersebut bertuliskan, “Sepenggal Doa untuk Satu Tahun Kanjuruhan”. 

 

 

 

3 dari 5 halaman

Hari Duka Nasional

Striker Persis Solo, David Gonzales, saat berusaha melindungi bola dari rebutan bek Persija Jakarta, Firza Andika, pada duel yang berlangsung di Stadion Manahan, Solo, Sabtu (30/9/2023). (Bola.com/Radifa Arsa)

Di tribune barat Stadion Manahan, Solo, yang dihuni oleh kelompok Surakartans, terbentang sebuah spanduk panjang yang berbunyi “Tetapkan 1 Oktober sebagai Hari Duka Sepak Bola Nasional”.

Gagasan ini sebetulnya sudah sempat digaungkan oleh Jaringan Solidaritas Keadilan Korban Kanjuruhan (JSKK).

Sikap ini juga telah dituangkan dalam salah satu poin yang mereka suarakan untuk Tragedi Kanjuruhan.

“Menuntut induk federasi sepak bola nasional, PSSI, untuk menetapkan 1 Oktober sebagai hari duka sepak bola nasional dengan ditiadakan jadwal pertandingan sepak bola pada tanggal tersebut, baik di liga profesional hingga amatir, untuk mengingat, mengenang, dan menghargai para korban Tragedi Kanjuruhan,” bunyi pernyataan sikap JSKK.

 

 

4 dari 5 halaman

Belum Menemukan Keadilan

Tak jauh dari spanduk yang disebutkan sebelumnya, Surakartans juga menyampaikan pesan lainnya dengan spanduk “Over This Great Country, Light Is Never Found (Di Negara Besar Ini, Cahaya Tidak Pernah Ditemukan”.

Dalam media sosialnya, Surakartans mengingatkan kepada publik soal insiden yang menjadi catatan kelam sepak bola sekaligus Hak Asasi Manusia (HAM) di Indonesia tersebut.

“Sebarluaskan pesan. Tragedi Kanjuruhan belum menemukan keadilan,” bunyi pernyataan Surakartans melalui akun media sosialnya, Sabtu (30/9/2023).

5 dari 5 halaman

Yuk Lihat Peta Persaingan

Berita Terkait