Bola.com, Jakarta - Andre Rosiade selaku penasihat tim Semen Padang mendatangi kantor PT Liga Indonesia Baru (PT LIB) di Menara Mandiri, Jakarta, Rabu (4/9/2023). Kedatangannya adalah sebagai protes karena merasa timnya dicurangi wasit, dengan membawa bukti foto.
Secara spesifik, Andre Rosiade melaporkan kepada Komite Disiplin (Komdis) PSSI dua hal, yang mana semuanya bermuara pada kinerja wasit saat Semen Padang menghadapi Sriwijaya FC.
Dalam butir protes pertama, Andre melayangkan protesnya terkait kinerja asisten wasit 2 yang berujung pada lahirnya gol Sriwijaya FC. Disebutkan bahwa ada dugaan offside, dan meminta Komdis PSSI bekerja ekstra.
"Ya, hari ini kami Manajemen Semen Padang FC datang ke PT Liga Indonesia Baru sesuai prosedur yang ada di PSSI bahwa kami ingin melaporkan ke Komite Disiplin PSSI ada dua hal, yang pertama adalah kelalaian dari asisten wasit 2 yang berujung gol Sriwijaya FC ke Semen Padang di mana gol itu offside, ya, diduga offside, dan kami minta Komite Disiplin PSSI bekerja."
"Tapi sesuai dengan aturan yang ada bahwa laporan harus disampaikan ke operator alhamdulillah Pak Budiman Dalimunthe, Direktur PT LIB sudah menerima laporan kami dan insyaAllah akan diproses di mana PT LIB akan berkirim surat resmi kepada PSSI."
--
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Pelanggaran Regulasi
Kemudian yang kedua, Andre Rosiade, mewakili Semen Padang, juga membawa bukti bahwa ada pelanggaran regulasi yang dilakukan Sriwijaya FC. Pelanggaran yang dimaksud adalah tidak adanya pemain U-21 yang terdapat pada starting XI lawan.
"Kedua juga ada pelanggaran regulasi Liga 2 2023/24 pasal 23 poin 3 di mana diharuskan setiap tim Liga 2 ini harus memainkan pemain U-21 menjadi starting XI di babak pertama."
"Dan dalam pertandingan dari data susunan daftar susunan pemain yang kami dapatkan tidak ada nama pemain U-21 yang masuk dalam starting XI di babak pertama dan itu melanggar pasal 23 poin 3," kata Andre melanjutkan.
Singgung Erick Thohir
Masih dalam kesempatan yang sama, Andre yang merupakan mertua Pratama Arhan, juga berharap Erick Thohir bisa membantu meluruskan polemik ini. Sebab, ini sejurus dengan gebrakan pemberantasan mafia di sepak bola Indonesia.
"Harapan kami kenapa kami melaporkan, karena kami meyakini bahwa PSSI baru ini di bawah kepemimpinan Pak Erick Thohir punya komitmen yang jelas terhadap pemberantasan mafia, ingin bersih-bersih pssi, kami optimistis laporan kami ini akan diproses."
"Untuk itu kami meminta harus ada efek jera, wasit yang bersalah harus segera di-grounded, diparkir, untuk sementara waktu. yang kedua juga ini jadi pelajaran bagi Pak Erick Thohir, PSSI, sebagai ketua komite wasit untuk mengevaluasi ulang, karena ini sudah ramai bukan hanya di Liga 2, tapi juga di Liga 1," kata Andre lagi.