Sebut Piala Dunia 2030 Tak Normal, Xavi Hernandez Berharap Final Digelar di Markas Barcelona

oleh Zulfirdaus Harahap diperbarui 08 Okt 2023, 20:15 WIB
Trofi Piala Dunia merupakan trofi termahal sejauh ini. Tercatat jika trofi ini memiliki harga 20 juta dolar AS atau setara Rp289 miliar karena terbuat dari emas 18 karat. Tak heran jika trofi ini diperebutkan oleh negara di seluruh dunia dalam empat tahun sekali. (Foto: FIFA/AFP/Kurt Schorre)

Bola.com, Barcelona - Pelatih Barcelona, Xavi Hernandez, mengomentari penunjukkan Spanyol bersama negara lainnya sebagai tuan rumah Piala Dunia 2030. Menurut Xavi, itu merupakan edisi yang tidak normal.

FIFA pada awal Oktober 2023 mengonfirmasi Piala Dunia 2030 akan digelar di enam negara dari tiga benua. Negara yang menjadi tuan rumah adalah Spanyol, Portugal, Maroko, Uruguay, Paraguay, dan Argentina.

Advertisement

Ini menjadi edisi pertama Piala Dunia digelar di enam negara dari tiga benua. Meskipun menganggap situasi itu aneh, Xavi Hernandez tetap mendukung Piala Dunia 2030.

"Format untuk Piala Dunia 2030 bukanlah format yang normal, bermain di beberapa negara. Namun, jika itu adalah keputusannya, itu karena mereka pikir itu yang terbaik," kata Xavi Hernandez seperti dikutip SPORT.

-----

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 3 halaman

Final di Camp Nou

Ekspresi kekecewaan pelatih Xavi Hernandez terlihat jelas ketika Barcelona dikalahkan Cadiz dengan skor 0-1 pada laga pekan ke-32 Liga Spanyol 2021/2022 di Camp Nou, Selasa (19/04/2022) dini hari WIB. (AFP/Lluis Gene)

Xavi Hernandez berharap, final Piala Dunia 2030 bisa digelar di Camp Nou. Apalagi nantinya Camp Nou memiliki kapasitas stadion yang besar.

"Tentu saja, mengapa tidak. Ini adalah stadion dengan kapasitas terbesar," jelas Xavi.

Saat ini, Camp Nou sedang melakukan renovasi untuk menambah kapasitas stadion. Situasi itu membuat Barcelona harus mengungsi ke Estadi Olimpic Lluis Companys.

3 dari 3 halaman

Dikritik Legenda Prancis

Keputusan Aymeric Laporte banyak menuai kritik, di antaranya dari legenda Timnas Prancis, Emmanuel Petit. Ia menilai tak seharusnya Laporte dengan seenak hatinya memutuskan untuk pindah kewarganegaraan demi dapat bermain memperkuat Spanyol di level senior. (AFP/Lillian Suwanrumpha)

Sementara itu, legenda Timnas Prancis, Emmanuel Petit, mengkritik keputusan FIFA menggelar Piala Dunia 2030 di enam negara. Menurut Petit, itu merupakan keputusan yang tidak masuk akal.

"Sekali lagi mereka kehilangan kesempatan bagus untuk bersinar dengan kecerdasan. Saya mendapat kesan mereka adalah entitas di atas dunia, yang menghabiskan waktunya melakukan apa yang dia inginkan tanpa peduli sama sekali tentang dunia yang dia tinggali saat ini," ucap Petit.

"Ketika berita itu muncul di media, saya pikir itu benar-benar lelucon," tegas Petit yang membela Timnas Prancis rentang 1990-2003.

Berita Terkait