Bola.com, Jakarta Jurgen Klopp dan Roberto De Zerbi berbagi poin, saling mengagumi dan frustrasi setelah hasil imbang Birghton versus Liverpool di Amex dalam pekan ke-8 Liga Inggris 2023/2024, Minggu (8/10/2023).
Klopp, yang merayakan ulang tahun kedelapannya di Liverpool, mengklaim dia menggunakan usianya untuk menghentikan bos Brighton dikeluarkan dari lapangan di tengah kekacauan.
Dua tim yang memberikan tekanan tinggi dan beroktan tinggi menghasilkan permainan yang penuh kegembiraan yang menghasilkan empat gol, dua kegagalan yang luar biasa, dan keputusan yang lebih bisa diperdebatkan.
---
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Faktor Usia
Brighton unggul di awal sebelum Mo Salah mencetak dua gol sebelum jeda dan gol kedua dari penalti. Kapten Albion Lewis Dunk mencetak gol penyeimbang di menit-menit akhir setelah De Zerbi yang marah mendapat kartu kuning karena penaltinya tidak diberikan.
Sebelumnya, Klopp dibuat marah saat melawan Tottenham ketika VAR menggagalkan gol timnya. Kali ini bahkan tidak ada tayangan video ketika tembakan Kaoru Mitoma dibelokkan ke tangan Virgil van Dijk dari jarak dekat dan kali ini De Zerbi lah yang dibuat geram.
Klopp yang kini telah menginjak usia lanjut yakni 56 tahun, kali ini berperan sebagai penjaga perdamaian dengan menenangkan pemain lawannya.
“Saya seorang suporter dan saat dia marah, saya menggunakan usia saya dan mencoba menenangkannya,” kata Klopp.
Pujian De Zerbi
“Saya suka Klopp. Dia bisa melakukan apa yang dia inginkan. Saya menganggapnya sebagai salah satu pelatih terbaik di dunia. Saat dia mengatakan sesuatu, 99 persen saya setuju. Tapi saya pikir itu adalah penalti yang jelas dan saya pikir saya memberi tahu wasit dengan cara yang baik," katanya.
Klopp mengakui Brighton membuat timnya terlihat konyol dalam kekalahan 3-0 di Amex pada bulan Januari dan bereaksi di musim panas dengan membeli Alexis Mac Allister dan mencoba merekrut Moises Caicedo.