Bola.com, Paris - Gelandang Timnas Prancis dan Real Madrid, Aurelien Tchouameni baru-baru ini mengeluhkan soal jadwal pertandingan yang sangat padat.
Aurelien Tchouameni menyebut jadwal pertandingan di Eropa yang begitu padat membuat pemain akan mengalami kelelahan. Tidak hanya di level klub, namun juga bersama Timnas Prancis.
Tchouameni berbicara dalam konferensi pers sebelum Timnas Prancis versus Belanda di Kualifikasi Euro 2024. Ia memperingatkan bahwa jumlah pertandingan yang terus meningkat dapat membahayakan kesehatan para pemain.
Sang pemain menyerukan kesadaran dari semua pihak agar perlu dievaluasi kembali padatnya jadwal pertandingan dalam satu musim.
==
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Jangan Egois!
Ternyata apa yang disampaikan Aurelian Tchouameni mengundang perhatian dari mantan pemain Timnas Prancis, Jérôme Rothen.
“Kamu ingin lebih sedikit pertandingan? Ya, Anda akan menerima lebih sedikit uang,” ungkap Jerome Rothen seperti dilansir dari RMC, Sabtu (14/10/2023).
“Dan itu akan menimbulkan masalah bagi sebagian orang. Ada baiknya untuk mengingat bahwa ada pemain yang memainkan pertandingan demi pertandingan, di tim nasional, di Piala Eropa.”
Pantang Mengeluh
Mantan pemain PSG itu menambahkan bahwa sejak zaman dirinya masih aktif bermain, juga sudah terbiasa melakoni banyak pertandingan. Tentunya hal itu tidak perlu dipersoalkan oleh pemain generasi sekarang.
“20 tahun yang lalu, jika saya menjadi starter seperti yang didapat Antoine Griezmann di Timnas Prancis, saya akan memainkan lebih banyak pertandingan daripada dia,” lanjut Rothen.
“Kecepatan yang luar biasa ini telah berlangsung selama bertahun-tahun, Kami mencicipinya dan tidak pernah mengeluh.”
Butuh Dedikasi
Kritikan masih dilontarkan Jerome Rothen. Ia menilai pemain zaman sekarang banyak menghabiskan waktu di jejaring sosial dan banyak mendapat iklan dari situ.
Menurutnya, para pemain yang memiliki pola seperti itu harus tetap berdedikasi tinggi pada sepak bola, yang merupakan profesi utamanya.
“Jika Anda mendedikasikan diri Anda pada pekerjaan, kemudian Anda dibayar untuk itu, untuk tampil bagus di lapangan. Kelelahan yang dibicarakannya lebih banyak daripada di luar lapangan dan pertandingan,” tuturnya.
“Saat ini mereka menghabiskan hidup di jejaring sosial, melakukan iklan. Naik jet untuk menonton pertarungan MMA atau syuting iklan di Turki. Ambillah biaya yang lebih sedikit untuk itu dan dedikasikan diri Anda pada sepak bola, hanya pada profesi Anda." Tegasnya.
Sumber: RMC Sport