Bola.com, Bangkalan - Panitia Pelakasana (Panpel) Madura United memiliki cara unik dalam memperingati Hari Santri Nasional (HSN). Mereka menggunakan pakaian 'tak biasa' tepat pada hari pertandingan kontra Dewa United (22/10/2023).
Hampir seluruh Panpel memilih 'menanggalkan' seragam Madura United. Mereka menggantinya dengan sarung dan kopiah hingga baju muslim.
Media Officer Madura United, Ferdiansyah Alifurrahman mengungkapkan bila mereka ingin mononjolkan identitas seorang santri. Madura memang dikenal dengan budaya Islam yang kuat sejak lama.
"Karena sejatinya Madura itu dikenal sebagai santri. Bahkan suporter pun di tribune juga menggunakan pakaian ala santri juga sambil bersholawat sepanjang pertandingan," ucapnya.
--
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Identitas Madura United
Pria yang akrab disapa Ferdi itu juga menyebut bila sarung dan kopiah merupakan kebiasaan yang akrab dilakukan masyarakat Madura. Kapan saja dan dimana saja, mereka selalu setia menggunakannya.
Ini juga mengingatkan launching tim Madura United di awal musim ini. Mereka memperkenalkan tim dengan cara yang unik di Pondok Pesantren Banyuanyar.
"Kami bahkan pernah launching tim menggunakan kebiasaan ala santri tersebut. Seluruh tim menggunakannya dengan senang hati termasuk pemain dan pelatih asing Madura United," tegasnya.
Harapan Madura United
Walaupun kecewa timnya kalah telak 4-1 dari tamunya, pria asal Pamekasan itu berharap apa yang dilakukan Panpel Madura United itu bisa memperlihatkan semangat santri di tim asal Pulau Garam tersebut.
"Harapannya, semoga seluruh santri lebih mempererat ukhuwah (persaudaraan). Karena kita semua merupakan orang yang meneruskan perjuangan para kiai dan ulama," tandasnya.