Piala Dunia U-17 2023: Fisik Pemain Timnas Indonesia U-17 Kedodoran, Dua Pelatih Ini Sebut Proses Tak Pernah Bohong

oleh Gatot Sumitro diperbarui 16 Nov 2023, 05:15 WIB
Pelatih kepala Timnas Indonesia U-17, Bima Sakti memberikan semangat kepada pemainnya saat menghadapi Timnas Ekuador U-17 pada laga pertama Grup A Piala Dunia U-17 di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, Jumat (10/11/2023) malam WIB. (Bola.com/Bagaskara Lazuardi)

Bola.com, Jakarta - Timnas Indonesia U-17 telah menjalani dua laga di Piala Dunia U-17 2023.

Hasil akhir yang diraih anak asuh Bima Sakti cukup menggembirakan yakni dengan menahan imbang Timnas Ekuador U-17 dan Timnas Panama U-17 masing-masing dengan skor identik 1-1.

Advertisement

Namun Muhammad Iqbal Gwijangge dkk. harus memeras keringat hingga kering untuk meraih dua poin dari partai itu. Kekurangan paling mencolok adalah stamina pemain yang tampak kedodoran saat pertandingan memasuki menit 70 hingga 80.

Bahkan saat meladeni Ekuador, pemain Timnas Indonesia U-17 dengan segala sisa tenaga pontang-panting menahan gempuran lawan. Kelemahan fisik ini juga mendapat sorotan pelatih Jaya Hartono dan Budiardjo Thalib.

2 dari 4 halaman

Jangka Panjang

Pemain Timnas Indonesia U-17, Welber Jardim (kanan) menguasai bola saat menghadapi Timnas Ekuador U-17 pada laga pertama Grup A Piala Dunia U-17 di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, Jumat (10/11/2023) malam WIB. (Bola.com/Bagaskara Lazuardi)

Keduanya seolah sepakat bahwa untuk membangun Timnas Indonesia butuh proses panjang dan intensif.

"Setelah gagal lolos di kualifikasi Zona Asia, Indonesia ditunjuk FIFA jadi tuan rumah. Meski masih punya waktu persiapan, namun saya kira itu tak cukup. Terutama tempaan fisik dan kerjasama tim. Jadi tak bisa dilakukan secara instan," kata Jaya Hartono.

Sementara Budiardjo Thalib menyoroti persiapan sebuah tim untuk tampil di sebuah turnamen berbeda dengan kompetisi.

"Namun semua intinya sama. Pemain harus banyak latihan fisik endurance. Bagaimana tubuh disiapkan mampu tampil sepanjang pertandingan. Beruntung anak-anak muda masih bisa fokus di saat fisik menurun," ujarnya.

3 dari 4 halaman

Pembinaan

Pelatih kepala Timnas Indonesia U-17, Bima Sakti, tampak tegang saat anak asuhnya digempur pemain Timnas Ekuador U-17 pada laga pertama Grup A Piala Dunia U-17 di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, Jumat (10/11/2023) malam WIB. (Bola.com/Bagaskara Lazuardi)

Pada program pembinaan dan persiapan pemain Timnas Indonesia mendatang, baik Jaya Hartono maupun Budiardjo Thalib menyarankan agar PSSI dan stakeholder sepakbola Nasional lebih fokus pada usia yang diagendakan oleh FIFA.

"Kita punya kompetisi EPA. Namun saya lihat selama tak efektif. Jadi EPA harus lebih serius lagi demi kepentingan klub dan Timnas Indonesia," ucap Jaya.

"Perekrutan pemain U-17 saya kira lebih sulit. Beda dengan U-20, U-23, atau senior yang lebih mudah. Karena banyak pemain di atas U-17 main di Liga 1 atau Liga 2. Buktinya untuk materi Timnas Indonesia U-17, PSSI masih harus melakukan seleksi di berbagai daerah," tutur Budiardjo Thalib.

4 dari 4 halaman

Berita Terkait