Bola.com, Jakarta - Federasi Sepak Bola Brasil, CBF, menolak bertanggung jawab atas kericuhan dan kekerasan yang terjadi pada laga Kualifikasi Piala Dunia 2026 antara Brasil vs Argentina di Stadion Maracana, Rabu (22/11/2023) pagi WIB.
PSSI-nya Brasil itu merilis sebuah pernyataan sebanyak sembilan paragraf, namun tak ada satupun kata meminta maaf atas tindakan represif aparat keamanan, termasuk polisi dan militer, terhadap fans Argentina.
Seperti diketahui, duel Brasil vs Argentina sempat diundur karena adanya insiden di salah satu sudut tribune di Stadion Maracana. Fans Argentina dipukuli menggunakan tongkat (baton) dan menyebabkan beberapa suporter tim tamu terluka.
Pertandingan Brasil vs Argentina pada akhirnya tetap bisa dilanjutkan. Lionel Messi dkk. menang tipis 1-0 berkat gol Nicolas Otamendi memanfaatkan umpan terukur Giovanni Lo Celso pada menit 63'.
--
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Sesuai Prosedur
Sejumlah pihak menyoroti tidak adanya sekat antarpenonton di Stadion Maracana antara suporter Brasil dan Argentina. Padahal duel tersebut sangat berpotensi rusuh mengingat rivalitas kedua kesebelasan.
Alih-alih mengakui kesalahan, CBF justru memberikan pembelaan kepada panitia pelaksana pertandingan dengan mengklaim kalau hal itu adalah standar FIFA alias sudah sesuai prosedur.
"Melaksanakan pertandingan dengan menggambungkan suporter di tribune selalu berada dalam lingkup Polisi Militer Rio de Janeiro dan otoritas publik lainnya, seperti standar dalam kompetisi yang diselenggarakan oleh FIFA dan Conmebol," kata CBF.
Pernyataan itu menunjukkan bahwa CBF tidak terlibat langsung terkait teknis penyelenggaraan pertandingan. Padahal dalam peraturan FIFA mengenai Kode Disiplin disebutkan bahwa federasi yang bertindak sebagai tuan rumah bertanggung jawab.
"Rencana keamanan disetujui tanpa keberatan atau rekomendasi apa pun dari otoritas keamanan publik yang hadir," tulis CBF lagi seraya menyebut bahwa otoritas yang dimaksud di antaranya adalah polisi militer, Kementerian Umum, walikota, pemegang konsesi Maracana, dll.
Sebelumnya pun Tanpa Sekat Pemisah
Lebih lanjut, CBF memberikan contoh pertandingan lain di Stadion Maracana, di mana tidak ada sekat pemisah antara fans tuan rumah dengan tim tamu.
"Pertandingan lain antara Brasil dan Argentina, bahkan dengan daya tarik yang lebih besar, seperti semifinal Copa America 2019, juga dimainkan dengan penonton yang beragam. Ini bukanlah model yang diciptakan atau dipaksakan oleh CBF," katanya lagi menegaskan bahwa teknis penyelenggaraan bukan tanggung jawab CBF.
Total, lebih dari 700 polisi militer serta 1.050 petugas keamanan swasta dikerahkan untuk menjamin keselamatan dan keamanan di sekitar pertandingan. Suporter Argentina tidak memiliki pintu masuk terpisah ke stadion dan tribune stadion yang diperuntukkan bagi suporter mereka tidak dilindungi oleh barisan petugas keamanan.