Bola.com, Surabaya - Penggunaan shuttle bus secara gratis di Piala Dunia U-17 2023 menjadi warna baru dalam penyelenggaraan sepak bola. Sebab, penonton tak boleh menggunakan kendaraan pribadi, seperti yang dilakukan untuk menuju Stadion Gelora Bung Tomo (GBT), Surabaya.
Penggunaan bus itu sempat melahirkan masalah karena penonton meninggalkan stadion di waktu bersamaan setelah pertandingan. Hal itu terjadi di laga pertama pad 10 November 2023 atau hari pembukaan acara.
Direktur Persebaya, Candra Wahyudi, mengaku tidak setuju dengan sistem itu. Dia beberapa aspek yang harus mendapat perhatian ketika memberlakukan shuttle bus.
“Saya termasuk yang tidak setuju dengan penggunaan shuttle bus. GBT ini sudah memiliki infrastruktur yang bagus. Sejak dibuka jalur penonton dan penambahan area parkir sangat bagus bisa mengakomodasi puluhan ribu penonton,” kata Candra.
==
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Butuh Solusi Tepat
Pemkot Surabaya menyiapkan ratusan bus dengan enam titik penjemputan. Selama pukul 12.00 hingga pukul 17.00, ratusan bus jadi moda transportasi penjemputan penonton.
Candra mencatat bahwa kehadiran penonton itu perlu menjadi hal yang dipertimbangkan. Sebab, puluhan ribu orang akan berada di satu tempat yang bisa membuat kerumunan massa.
“Ketika ada di shuttle, saya melihat ini akan ada potensi masalah. Karena orang nonton bola, ada dua hal yang jadi catatan. Pertama, mereka berangkat sendiri-sendiri sesuai dengan waktu longgarnya dan itu ada banyak pilihan,” ujarnya.
“Ketika pulang, mereka akan bersama-sama dan itu tidak diantisipasi. Makanya, ketika opening (Piala Dunia U-17 2023), di sana bisa ada masalah. Panitia tentu harus memperbaiki itu,” imbuhnya.
Berjalan Lancar
Evaluasi pengadaan shuttle bus telah dilakukan. Tak ada kendala lagi di Surabaya pada laga kedua atau ketiga Grup A. Hal itu juga tidak melahirkan masalah dalam pertandingan babak 16 besar lalu.
Dishub Surabaya maupun penonton sudah saling memahami alur untuk menggunakan shuttle bus. Hal itu kemudian bisa berjalan dengan lancar dan tidak lagi menghadapi kendala.
Meski demikian, Candra menuturkan bahwa Persebaya tidak berencana mengadopsi penggunaan shuttle bus. Sebab, pihaknya pernah mencoba itu pada enam tahun lalu.
Kondisi Ideal
Saat itu, Persebaya menggelar laga persahabatan bertajuk Homecoming Game melawan PSIS Semarang pada 19 Maret 2017.
“Kami buat paket penonton dengan biaya tertentu, dijemput atau dikumpulkan di satu tempat. Waktu itu malah jadi masalah karena ratusan bus tidak datang tepat waktu. Ada kerumunan yang menyebabkan kemacetan,” ungkap Candra.
“Infrastruktur GBT sekarang sudah ideal dan saya kira tinggal melakukan kontrol. Persebaya sudah sering menggelar pertandingan dengan penonton di atas 50 ribu. Alhamdulillah tidak ada masalah atau penumpukan penonton,” tuturnya.
Fasilitas Lengkap
Fasilitas di Stadion GBT saat ini memang sudah mumpuni dengan penambahan kantong parkir. Lalu, jalan ke arah Benowo juga telah dilebarkan. Hal itu semakin memudahkan penonton menyaksikan laga Persebaya.
Selama ini, Persebaya juga memilih untuk tidak melarang penggunaan kendaraan pribadi ke stadion. Hasilnya, banyak laga besar dengan jumlah penonton lebih dari 50 ribu juga tetap digelar dengan baik.