Bola.com, Jakarta Para pemain Timnas Indonesia U-17 sempat dalam suasana kurang baik di Piala Dunia U-17 2023. Mereka gagal lolos ke babak 16 besar karena hanya berada di peringkat ketiga Grup A dengan dua poin.
Psikolog Timnas Indonesia U-17, Afif Kurniawan, menuturkan bahwa kesedihan yang dialami oleh Arkhan Kakak dkk. sebenarnya sangat wajar. Anak asuh Bima Sakti juga bisa menerima hasil yang sudah dilewatinya di turnamen ini.
“Selama 24 jam setelah diumumkan skor Meksiko yang kemudian menang 4-0, saat itu kami di ruang makan situasinya jadi seperti ada mendung. Dalam perspektif saja, ketika terjadi 24 jam mereka sedih, sebaiknya biarkan dulu,” ungkap Afif Kurniawan, Kamis (23/11/2023).
“Itu proses yang sangat wajar bagi mereka untuk menerima kenyataan bahwa mereka gagal melaju. Apakah ada pendekatan khusus? Ada, tapi setelah 24 jam. Kalau 24 jam itu kita langsung masuk, bisa tambah jengkel. Kita biarkan di fase itu,” imbuhnya.
---
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Kritik
Timnas Indonesia U-17 sempat bermain imbang dengan skor identik 1-1 saat melawan Ekuador dan Panama. Sayang, mereka kemudian kalah 1-3 kontra Maroko yang berdampak pada petualangan di Piala Dunia U-17.
“Khusus pada beberapa yang membutuhkan pendampingan, kami mendekati secara personal. Dugaan saya benar, bahwa setelah 24 jam semua lebih baik. Pemain sudah bisa move on dan berfokus pada tantangan berikutnya,” ucap Afif.
Sebagai tuan rumah Piala Dunia U-17 2023, muncul harapan dari publik bahwa Timnas Indonesia U-17 bisa menembus fase gugur atau setidaknya babak 16 besar. Hasil imbang kontra Ekuador di laga pertama juga menambah tekanan itu.
Yang terjadi justru tidak sesuai harapan. Pemain menaruh kekecewaan dan kesedihan. Setelah kalah dari Maroko, muncul komentar negatif di media sosial. Staf kepelatihan sebenarnya juga telah membatasi penggunaan smartphone untuk pemain.
Komentar Negatif
Momen munculnya komentar negatif masih terjadi setelah Meksiko menang 4-0 atas Selandia Baru, Sabtu (18/11/2023). Hasil lagi itu langsung memupus harapan Timnas Indonesia U-16 melaju ke babak 16 besar.
“Ekspektasinya lolos 16 besar. Memang itulah yang dijadikan target capaian tim. Ada fluktuasi dinamika psikologis, kadang sesuai kadang menjadi agak menurun dengan tekanan yang terjadi,” ucap dosen Universitas Airlangga itu.
“Ketika situasi latihan dan pertandingan, akses kesempatan mereka ke media sosial terbatas. Kita tidak mau pemain terganggu dengan itu. Tapi, setelah pertandingan terakhir, mereka sudah boleh mengakses,” ujarnya.
Masih Ada Perundungan
Pada Minggu (19/11/2023), skuat Timnas Indonesia U-17 bertolak dari Surabaya ke Jakarta. Baru pada Selasa (21/11/2023), tim dibubarkan. Lagi-lagi, masih muncul perundungan kepada para pemain.
“Sampai setelah 4-5 hari setelah pertandingan Maroko, masih ada perundungan. Saya mau sampaikan bahwa ada pemain kami yang terdampak. Ini cukup serius. Kita perlu sinergi. Kritik media sudah konstruktif, tapi dunia maya bagaimana,” ungkapnya.
“Kami sangat terbuka dengan kritik dengan dasar yang jelas. Tapi, komentar negatif di media sosial itu tentu mengganggu. Meskipun tim sudah dibubarkan sejak Selasa, kami tetap berinteraksi sampai membuat kondisi pemain yang terdampak ini betul-betul pulih,” tuturnya.
Satu hal yang juga jadi sorotan Afif adalah para pemain Timnas Indonesia U-17 memerlukan arahan untuk terus belajar dan berkembang. Dia tidak ingin beban orang dewasa juga ditimpakan kepada anak asuh Bima Sakti.