Bola.com, Gresik - Persebaya Surabaya tampaknya harus mencari venue lain setelah Stadion Gelora Joko Samudro, Gresik, dietapkan sebagai tempat kejadian perkara (TKP) kerusuhan yang terjadi pada akhir pekan lalu.
Awalnya Persebaya Surabaya bakal memanfaatkan Stadion Gelora Joko Samudro sebagai markas sementara saat menjamu PSIS Semarang pada lanjutan BRI Liga 1 2023/2024, Minggu (26/11/2023).
Namun, kerusuhan yang pecah antara suporter dan aparat keamanan selepas laga Gresik United kontra Deltras FC, Minggu (19/11/2023), membuat keinginan Persebaya menggunakan stadion itu buyar.
Klub asal Kota Pahlawan itu memang terpaksa meninggalkan Gelora Bung Tomo (GBT) selama perhelatan Piala Dunia U-17 2023. Surabaya ditunjuk sebagai salah satu tempat penyelenggaraan dan menjadi venue pembukaan.
Namun, situasi terkini membuat Persebaya Surabaya tak punya pilihan lain. Mereka mengajukan permohonan penggunaan GBT mengingat seluruh laga Piala Dunia U-17 2023 di Surabaya telah rampung terlaksana.
====
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Gresik United juga Jadi Tim Musafir
Setali tiga uang, kejadian tersebut juga berimbas besar bagi sang empunya stadion, Gresik United (GU). Media Officer, Deni Ali Setiono menjelaskan bila pihaknya tengah berusaha mencari markas alternatif.
Namun, yang terdekat, klub berjulukan Laskar Joko Samudro memastikan pertandingan kontra Persela Lamongan ditunda. Mereka telah mendapatkan persetujuan penundaan tersebut dari PT. Liga Indonesia Baru (LIB) selaku operator kompetisi.
"Dari awal GU memang mengajukan penundaan jadwal ke LIB dan sudah ada balasan bahwa laga kontra Persela Lamongan ditunda ke 6 Desember 2023. Dengan catatan kami harus mengajukan venue lain jika memang Gejos tidak bisa gelar laga," ungkapnya.
Gresik United Bersiap Laga Usiran
Manajemen Gresik United sebenarnya ingin tetap berkandang di Gelora Joko Samudro. Namun, keberadaan garis polisi di sekitar kompleks stadion membuat ruang gerak mereka menjadi terbatas. Apalagi, bakal ada olah TKP sebagai kelanjutan kasus kemarin.
Deny mengakui pihaknya belum mengetahui sampai kapan kompleks Gelora Joko Samudro harus tetap steril. Tetapi yang jelas, mereka telah melirik stadion lain yang representatif sebagai kandang sementara jika sewaktu-waktu ada tambahan hukuman dari Komisi Disiplin PSSI.
"Kami belum tahu sampai kapan police line dipasang di sana. Apalagi kalau sampai ada sanksi dari Komdis seperti laga usiran. Kan kami enggak tahu ke depan bagaimana, makanya harus siapkan venue alternatif," tandasnya.