Di Balik Meredupnya Argentina di Piala Dunia U-17 2023: Tuntutan Juara dan Bully-an Netizen hingga Kena Mental

oleh Wiwig Prayugi diperbarui 02 Des 2023, 13:14 WIB
Kiper Timnas Argentina U-17, Jeremias Florentin gagal menjangkau bola tendangan pemain Timnas Mali U-17, Mamadou Doumbia pada laga perebutan tempat ketiga Piala Dunia U-17 2023 di Stadion Manahan, Solo, Jumat (1/12/2023). (Bola.com/Bagaskara Lazuardi)

Bola.com, Solo - Timnas Argentina U-17 gagal happy ending di Piala Dunia U-17 2023. Argentina gagal melangkah ke final setelah kandas dari Jerman lewat adu penalti.

Skuad La Albiceleste junior langsung drop. Claudio Echeverri dkk. babak belur di tangan Mali pada perebutan tempat ketiga. Mereka kalah telak 0-3 di Stadion Manahan, Solo, Jumat (2/12/2023).

Advertisement

 

Setelah kalah dari Jerman, pemain Argentina langsung diserang kritik oleh suporter. Fans kecewa berat karena Argentina digadang-gadang untuk menjadi juara. Selain itu, pada babak perempat final, mereka berhasil menyingkirkan Brasil dengan permainan yang meyakinkan.

Harapan fans Argentina melambung tinggi ketika. Saat melawan Jerman, permainan Argentina masih lumayan. Mereka berhasil comeback setelah tiga kali tertinggal.

Sayangnya, Argentina U-17 takluk lewat adu penalti.

Pemain yang mendapat kritik paling tajam ialah dua kiper Jeremaas Nisael Florentin dan Froilan Diaz. Mereka bermain bergantian. Florentin mengawal gawang skuad arahan Diego Placente pada babak normal, sedangkan Diaz saat adu penalti.

Bully-an ke pemain cukup parah, bahkan sampai sang pelatih angkat bicara.

2 dari 4 halaman

Tuntuan Publik

Pemain Timnas Argentina U-17, Gustavo Albarracin (kiri) berduel udara dengan pemain Timnas Mali U-17, Sekou Kone pada laga perebutan tempat ketiga Piala Dunia U-17 2023 di Stadion Manahan, Solo, Jumat (1/12/2023). (Bola.com/Bagaskara Lazuardi)

Jurnalis asal Argentina yang meliput Piala Dunia U-17 2023 di Indonesia, Sofie Jaimez, menuturkan situasi yang dihadapi pemain di hadapan publik.

Fans melontarkan kritik di media sosial, bahkan melalui DM, sehingga memengaruhi mental.

Itu terlihat jelas ketika Argentina berhadapan dengan Mali. Ritme permainan Argentina U-17 yang begitu mengalir dan cepat, hilang begitu saja. Argentina bahkan tak berkutik di babak pertama, tak memiliki satu pun tembakan.

Argentina juga kewalahan menghadapi serangan balik cepat yang diperagakan Mali sehingga keok 0-3.

"Situasi mereka sedang tidak bagus secara mental karena ada kritik-kritik yang terlalu berlebihan di media sosial. Jelas itu berpengaruh karena mereka masih sangat muda," katanya kepada Bola.com.

3 dari 4 halaman

Sepak Bola di Argentina: Kebanggaan Vs Aib

Mali berhasil merebut posisi ketiga Piala Dunia U-17 2023 usai menggilas Argentina 3-0. (Doc. LOC WCU17/NFL)

 

Identitas, kebanggaan, aib. Begitulah publik Argentina merespons apapun yang terjadi dengan tim nasional. Publik menuntut prestasi timnas usia dini setelah tim senior berhasil menjadi juara Piala Dunia 2022.

Apalagi, beberapa pemain Argentina di Piala Dunia U-17 tampil menjanjikan, termasuk Claudio Echeverri yang digadang-gadang menjadi penerus Lionel Messi.

"Yang perlu diingat ialah mereka masih berusia 16 dan 17 dan masih dalam tahap belajar," kata pelatih Argentina U-17, Diego Placente.

"Sebenarnya banyak orang yang menulis surat kepada Jeremias. Dari pribadi, hingga orang-orang terkenal, penjaga gawang atau orang-orang dari tim nasional senior. Itu sangat spektakuler," lanjutnya.

Jeremaas bahkan sampai menuntup kolom komentar di Instagramnya.

4 dari 4 halaman

Beban Juara

Starting XI Timnas Argentina U-17 berfoto sebelum dimulainya laga perebutan tempat ketiga Piala Dunia U-17 2023 menghadapi Timnas Mali U-17 di Stadion Manahan, Solo, Jumat (1/12/2023). (Bola.com/Bagaskara Lazuardi)

 

Placente kembali menegaskan bahwa anak-anak asuhnya belum saatnya menerima beban berat. Proses untuk menuju dewasa masih panjang dan sangat wajar jika mereka melakukan kesalahan.

"Dia melakukan penyelamatan dalam pertandingan melawan Jepang, yang sangat sulit, dan dia banyak membantu kami dengan kepribadiannya. Dia menjalani Piala Dunia yang hebat," katanya.

"Dia, seperti semua pemain, adalah mengalami dunia untuk pertama kalinya. Banyak hal."