Bola.com, Solo - Kiprah penjaga gawang Timnas Jerman U-17, Konstantin Heide, sangat luar biasa di Piala Dunia U-17 2023. Sebagai kiper cadangan, dia justru sudah membantu Die Mannschaft menang penalti sebanyak dua kali hingga meraih gelar juara.
Yang terbaru, Konstantin Heide sukses menggagalkan dua eksekutor Prancis, Bastien Muepiyou dan Tidiam Gomis pada partai final Piala Dunia U-17 2023 di Stadion Manahan, Solo, Sabtu (2/12/2023) malam hari WIB.
Konstantin Heide pun merasa sangat senang bisa membantu Die Mannschaft meraih gelar juara pertamanya di Piala Dunia U-17 2023. Apalagi, keberhasilan ini diraih lewat perjuangan yang sulit.
“Rasanya tak bisa dipercaya. Saya merasa sangat bangga dengan tim ini. Laga final ini sama gilanya dengan duel semifinal melawan Argentina. Saya sangat gembira,” kata Heide saat ditemui awak media seusai pertandingan, Sabtu (2/12/2023).
--
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Bukan Kiper Utama
Pemain berusia 17 tahun ini sebetulnya bukan penjaga gawang utama Timnas Jerman U-17. Namun, dia justru menjadi andalan penting di balik dua adu penalti terakhir yang dihadapi oleh timnya.
Sebetulnya, kiper utama Jerman ialah Max Schmitt yang selalu bermain pada lima laga awal Piala Dunia U-17 2023. Heide pun angkat bicara soal kehadirannya yang menjadi pembeda pada dua laga terakhir.
“Satu hal yang saya percaya, di dunia sepak bola sesuatu bisa berubah dengan sangat cepat. Kita hanya harus bisa mencapai performa yang optimal,” ujarnya.
“Saya pikir saya sudah melakukannya dengan sangat baik. Jadi ya saya merasa sangat gembira bisa membantu tim meraih gelar juara,” ia melanjutkan.
Pertarungan Mental
Heide mengakui, duel final Piala Dunia U-17 2023 ini sangat menguras mental. Sebab, ada banyak tantangan yang harus dihadapi anak asuh Christian Wuck, termasuk kartu merah yang diterima Winners Osawe pada menit ke-69.
“Pertandingan ini sangat berat, terutama secara mental. Kami hanya bermain dengan 10 pemain untuk menghadapi 20 menit terakhir pertandingan ini,” ujarnya.
“Situasinya sangat gila di lapangan. Namun, saya merasa sangat bangga kami bisa meraih gelar juara dan menciptakan sejarah baru,” tambahnya.
Contekan di Botol Minum
Menurut penjaga gawang yang kini berkarier di kasta ketiga Liga Jerman bersama Unterhaching itu, sosok paling penting di balik keberhasilannya menggagalkan dua eksekusi penalti Prancis ialah sang pelatih kiper.
Sebab, sang pelatih lah yang membuat contekan di botol minumnya, sehingga Heide mampu membaca eksekusi pemain lawan. Itulah sebabnya, dia menyebut bahwa pelatih kiper itulah yang layak menjadi juara.
“Pelatih kiper saya lah yang membuat catatan contekan di botol minuman. Ya saya pikir inilah yang penting. Catatannya sangat berguna,” katanya.
“Jadi, contekan di botol itu membantu saya menepis dua penalti. Menurut saya, pelatih kiper kami adalah juaranya,” ia menambahkan.