Bola.com, Jakarta - Industri dan lingkup ekononi di area esports sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari masyarakat, terutama kalangan muda. Ragam varian olahraga esport membuat generasi muda memiliki pilihan yang begitu luas.
Oleh karena itu, berjuta remaja dan anak muda di Indonesia sudah berusaha maksimal menjadi pemain profesional. Sayang, ternyata tak semudah itu untuk berada di level 'pro player'.
Jika ada kesulitan, sudah pasti solusi tersedia di depan matan. Nah, bagi kalian yang kangen dengan EVOS Fams Cup (EFC) Pro Series, sajian periode sekarang bisa menambah variasi pemecahan masalah jika ingin menjadi pemain profesional. EFC Pro Series kembali mengudara, sekaligus memberikan semangat baru dalam industri gaming-entertainment di Indonesia.
Season 2 dari EFC Pro Series membawa reality show yang mengungkapkan serunya perjalanan peserta, memberikan gambaran komprehensif tentang tantangan dihadapi para calon pemain profesional esports.
EFC Pro Series menjadi sajian kolaboratif yang nantinya bisa memberi jalan bagi realisasi mimpi anak-anak Indonesia untuk menjadi pemain profesional esports. "Tak hanya itu, kami juga mencari, menemukan sekaligus mengembangkan talenta esports di Tanah Air," sebut Head of Esports Performance EVOS, Mohammad Refie Fakhreno, beberapa waktu lalu.
Kejar Mimpi
Refie menganggap, saat ini mimpi menjadi seorang pemain profesional esports tidak lagi terbatas. Nah, EFC Pro Series bisa menjadi jalan, baik secara langsung maupun tidak langsung, ke arah tercipta status 'pro player'.
Satu yang menjadi catatan Refie adalah peluang yang terbuka, tapi kadang dari aspek mental pemenang belum terlihat. "EFC Pro Series musim ini menjadi panggung bagi mereka yang berani memiliki mental juara," tegasnya.
Sekadar informasi, EFC, sebuah turnamen esports yang rutin diselenggarakan EVOS sejak 2020, menargetkan EVOS Fams. Perhelatan ini berlangsung setiap dua minggu dengan fokus pada Mobile Legends Bang Bang dan Free Fire.
Pemenang tahap 'playoff' EFC reguler memiliki kesempatan mengikuti EFC Pro Series. "Di sekolah inilah kami memberikan bimbingan kepada peserta dalam pengembangan potensi mereka, baik dalam maupun luar gim," sebut Refie.
Satu di antara pelatih di EFC Pro Series, Tezet menyebut, saat ini seorang gamer wajib memiliki mental juara. Ia menyebut, kemampuan mekanik memang penting, tapi sikap, identitas dan mentalitas akan menjadi ramuan tersendiri.