Bola.com, Surabaya - Bonek dan The Jakmania patut menjadi contoh relasi baik antar kelompok suporter. Mereka memiliki hubungan baik yang terus terjaga meski klubnya terlibat rivalitas sengit.
Suporter Persebaya Surabaya dan Persija Jakarta itu sudah terbiasa saling mengunjungi dan demi menjalin relasi yang lebih baik.
Jauh sebelumnya, Bonek dan The Jakmania sebenarnya sempat memiliki hubungan yang kurang mencair. Keduanya memiliki hubungan kurang baik dan kerap terlibat perseteruan saat mendukung klub masing-masing.
Ada momen atau titik menarik melihat pertemuan Persija dan Persebaya di Stadion GBK yang terjadi pada 29 November 2009 lanjutan ISL 2009-2010. Dalam pertandingan itu, Bonek juga tidak bisa hadir langsung ke stadion.
Itu merupakan pertandingan terakhir kedua tim di kasta teratas sebelum dualisme sempat menimpa mereka. Persija sendiri pada akhirnya menyelesaikan dualisme lebih cepat, sedangkan Persebaya sempat tak diakui oleh PSSI.
Baru pada 2017, Persebaya kembali berkiprah di sepak bola nasional, tapi harus memulai dari Liga 2 karena sempat terdegradasi dari ISL pada musim 2009-2010.
Naik Turun
Setelah itu, hubungan keduanya sempat mencair. Bahkan, tokoh dari masing-masing kelompok, seperti Andie Peci dan Ferry Indrasjarief pernah duduk satu meja dan berbincang di Surabaya pada 2017. Sampai awal 2018, keduanya juga saling berkunjung.
Sayangnya, terjadi insiden kerusuhan dalam pertemuan kedua tim di Stadion Sultan Agung, Bantul, 3 Juni 2018. Laga itu juga terpaksa ditunda. Persija sebagai tim tuan rumah lantas menggunakan Stadion PTIK, Jakarta, untuk menjamu Bajul Ijo, 26 Juni 2018.
Relasi dua kelompok suporter ini kembali menegang. Bonek tak bisa hadir ke Stadion PTIK dalam laga yang berakhir 1-1 itu.
The Jakmania juga terpaksa tidak bisa mendukung Macan Kemayoran yang ditekuk 0-3 oleh Persebaya di Stadion Gelora Bung Tomo (GBT), Surabaya, 4 November 2018.
Hal itu masih berlanjut saat Persebaya kembali menjamu Persija di Stadion GBT, 24 Agustus 2019. The Jakmania lagi-lagi tidak mendapat kuota tiket dalam laga yang berkesudahan 1-1 di Liga 1 2019 tersebut.
Momen Penting saat Bepe Gantung Sepatu
Ada satu momen menarik yang terjadi di musim yang sama. Saat itu, Persija menjamu Persebaya di Stadion GBK pada 17 Desember 2019. Menariknya, laga itu sekaligus menjadi momen perpisahan dengan legenda Persija, Bambang Pamungkas.
Bambang Pamungkas resmi gantung sepatu sebagai pesepak bola di usia 39 tahun dengan mengakhiri 20 tahun petualangan kariernya. Perpisahan sosok yang akrab disapa Bepe tersebut dengan Persija Jakarta dengan The Jakmania membuat suasana menjadi emosional.
Acara tersebut tidak berakhir dengan manis buat Bepe dan Persija. Sebab, mereka dipaksa menelan kekalahan di kandang sendiri. Tentu saja Persebaya adalah tim yang mampu mencuri poin penuh di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, dengan skor 2-1.
Rivalitas keduanya berlanjut saat mereka berjumpa di final Piala Gubernur Jatim 2020 di Stadion Gelora Delta, Sidoarjo, pada 20 Februari 2020.
Sayang, The Jakmania tidak diperbolehkan hadir dalam laga akbar itu. Alasannya, Sidoarjo yang merupakan kota tetangga Surabaya masih memiliki basis Bonek jumlah banyak sehingga akan rawan perseteruan.
Duel itu sendiri berakhir dengan skor 4-1 untuk Persebaya yang akhirnya keluar sebagai kampiun turnamen pramusim tersebut.
Perdamaian Terwujud
Momen perdamaian itu akhirnya benar-benar muncul di Liga 1 2022/2023. Bonek sudah bisa berkunjung ke Jakarta, sebaliknya The Jakmania pun disambut hangat di Surabaya.
Sudah bukan menjadi hal yang tabu melihat keduanya berada di stadion bersama. Warna oranye dan hijau di tribune telah menjadi pemandangan yang indah. Bonek dan The Jakmania pun bisa menjadi contoh bahwa perseteruan suporter sudah wajib diakhiri.
Kans pertemuan keduanya bakal tercipta saat kedua klub dijadwalkan berjumpa dalam pertandingan BRI Liga 1 2023/2024. Persebaya dijadwalkan menjamu Persija dalam pekan ke-22 di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya (9/12/2023).
Sayangnya, kali ini bakal sulit melihat Bonek dan The Jakmania berada satu tribune di Stadion GBK. Sebab, regulasi musim ini melarang kedatangan suporter tamu.
Sebuah hal yang sangat disayangkan tentu saja. Saat dua suporter yang terlibat rivalitas ingin merawat relasi, upaya mereka untuk bersilaturahmi kini terhalangi oleh regulasi.