Bola.com, Malang - Bek Arema FC, Charles Raphael, mengeluarkan salah satu kelebihannya pada pekan 22 BRI Liga 1.
Saat menghadapi Persis Solo, pemain asal Brasil itu mencetak gol lewat tendangan keras dari luar kotak penalti dan Arema FC menutup laga dengan kemenangan 3-1 di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Bali, Sabtu (8/12/2023).
Sejak awal gabung Arema FC, Charles memperlihatkan kelebihannya itu dalam sesi latihan. Dia sering melepaskan shooting jarak jauh. Saat masih bermain di Brasil, dia beberapa kali mencetak gol dengan cara itu.
Bisa dibilang dia jadi pemain dengan tendangan paling keras di skuad Singo Edan. Itu diakui kiper cadangan Arema, Dicky Agung Setiawan yang sering berlatih menepis shooting para pemain Arema.
“Kalau menurut saya, dia yang paling keras,” kata kiper Arema FC berusia 24 tahun itu menunjuk Charles Raphael.
====
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Kiper Arema FC Pernah Jadi Korban
Dalam sebuah momen latihan di Lapangan ARG, Kabupaten Malang, Dicky pernah dibuat hampir tidak sadar oleh tendangan keras Charles. Waktu itu, latihan memasuki program shooting dari dalam kotak penalti.
Sepertinya, pemain Arema FC mulai geram karena banyak tendangan yang tidak masuk ke gawang. Charles salah satunya. Tiba-tiba dia melepaskan tendangan dengan power yang kuat.
Bola sebenarnya mengarah tepat di posisi Dicky. Tapi, bola tidak bisa ditangkap dan justru mengenai wajahnya. Kiper yang pernah membela Deltras ini seperti kesulitan bangun.
Dicky meminta waktu istirahat sejenak untuk memulihkan kondisinya sambil berbaring di atas rumput.
“Pertama yang saya rasakan pandangan jadi gelap, karena bola kena pas di wajah. Hidung bengkak dan leher sakit,” ujar kiper ketiga Arema FC ini.
Efek sakit yang dirasakan ternyata baru hilang total beberapa hari berikutnya. Pada momen itu, Charles sempat meminta maaf kepada Dicky. Namun dia tidak sengaja jika bola mengarah tempat ke wajah kiper. “Rasanya dua hari gak hilang-hilang sakitnya,” jelas Dicky.
Jarang Shooting Setelah Pindah Posisi
Sayang, kelebihannya kini jarang digunakan dalam pertandingan. Terutama karena posisinya diubah sebagai stoper. Padahal posisi asli Charles adalah gelandang.
Pada awal musim bersama Arema FC, Charles sering melepaskan tendangan dari luar kotak penalti karena posisinya waktu itu masih gelandang bertahan.
Anehnya, justru saat jadi stoper dia berhasil mencetak gol, karena Charles dipercaya sebagai eksekutor bola mati. Dia terus melatih kemampuannya dalam sesi latihan sehingga tembakannya tetap keras dan akurat.
Baca Juga
BRI Liga 1: Raja Isa Dukung Mantan Pelatih Timnas Malaysia Kelahiran Bandung Ini Tangani Persis
Tugas Berat Menanti Pelatih Baru Persis: Sering Kebobolan karena Transisinya Berantakan, Paceklik Gol Kian Panjang
Rapor Penggawa Timnas Indonesia di Pekan Ke-11 BRI Liga 1: Sayuri Bersaudara Menggila, Egy Sukses Jadi Pahlawan