Pemain Timnas Indonesia Paling Sering Tampil di Piala Asia: Hendro Kartiko Masih Numero Uno, 2 Kali Jadi Man of The Match

oleh Hendry Wibowo diperbarui 15 Des 2023, 10:00 WIB
Hendro Kartiko. (Bola.com/M Iqbal Ichsan)

Bola.com, Jakarta - Pada awal tahun baru nanti, Timnas Indonesia senior akan berjuang di ajang Piala Asia 2024 yang berlangsung di Qatar. 

Perjuangan Timnas Indonesia dipastikan sangat berat karena satu grup bersama negara kuat seperti Jepang, Irak, dan Vietnam. 

Advertisement

Rekam jejak skuad Garuda di ajang ini memang belum terlalu manis. Namun jika ada pertanyaan siapa pemain Timnas Indonesia yang paling sering mentas di Piala Asia, Bola.com bakal memberikan Anda jawaban. 

Jawabannya adalah kiper legendaris Timnas Indonesia, Hendro Kartiko. Ya, sosoknya tercatat mentas pada delapan pertandingan Piala Asia.

Bukan cuma itu, Hendro Kartiko turut tampil di ajang Piala Asia selama tiga edisi. Tiga edisi yang dimaksud adalah 1996, 2000, dan 2004.

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 4 halaman

Debut di Piala Asia 1996

Ya, sosok Hendro Kartiko sudah menjadi bagian dari Timnas Indonesia di Piala Asia 1996 yang digelar di Uni Emirat Arab.

Dalam ajang tertinggi kawasan Asia ini, Hendro Kartiko langsung menjalani debutnya di level internasional.

Ia tampil sebagai penganti Kurnia Sandy pada menit ke-66, saat partai Indonesia versus Kuwait di laga perdana Grup A, 4 Desember 1996.

"Rasanya seperti mimpi saat itu. Bayangkan, ini kali pertama saya tampil di level intenasional, ajang Piala Asia lagi. Tapi, saya berusaha tenang dan fokus. Alhamdulillah saya bisa melewatinya dengan baik," ungkap Hendro pada sebuah kesempatan. 

3 dari 4 halaman

2 Kali Man of The Match

Firmansyah (18) dan Hendro Kartiko (kiper) berjibaku menahan serangan penyerang Timnas Qatar, Mohammed Gholam pada Piala Asia 2004 (AFP/Frederic Brown)

Dalam dua edisi Piala Asia berikutnya, yakni 2000 dan 2004, Hendro secara reguler menjadi kiper nomor satu. Pada dua edisi ini, Hendro selalu menjadi man of the match pada setiap laga perdana Timnas Indonesia.

Pada edisi 2000 yang berlangsung di Lebanon, Hendro lebih matang setelah membawa PSM meraih trofi juara Liga Indonesia 1999-2000 dan 8 besar Liga Champions Asia.

Dalam laga perdana melawan Kuwait, 13 Oktober 2000, Hendro tampil baik dengan sejumlah penyelamatan gemilang.

Duel berakhir imbang tanpa gol. Setelah pertandingan, panitia pelaksana memilihnya sebagai man of match.

Kejadian ini terulang pada 2004 di China. Begitupun pada laga perdana yang berlangsung di Workers Stadium Beijing, 18 Juli 2004. Indonesia menghadapi Qatar yang baru saja meraih trofi juara Piala Teluk.

Timnas Indonesia yang tak diunggulkan menekuk Qatar 2-1 sekaligus menjadi kemenangan pertama skuat merah putih di Piala Asia.

Seperti empat tahun sebelumnya, Hendro kembali meraih penghargaan sebagai man of the match.

4 dari 4 halaman

Fabien Barthez dari Indonesia

Fabien Barthez - Penjaga gawang ini pernah menyabet juara Liga Champion ketika bersama Marseille tahun 1992. Selain itu, ketika bersama Timnas Prancis, ia mampu menjuarai Piala Dunia 1998, lalu pada tahun 2002 bersama Setan Merah ia mampu memboyong piala Liga Inggris. (Foto: AFP/Patrick Hertzog)

Ketika menjadi Man of the Match pada laga perdana Piala Asia 2000, jurnalis media peliput ajang itu ramai-ramai menulis Hendro Kartiko sebagai Fabien Barthez dari Indonesia.

Seperti diketahui Barthez adalah kiper tim nasional Prancis yang membawa negaranya menjuarai Piala Dunia 1998 dan Piala Eropa 2000. Kebetulan keduanya memiliki persamaan, Hendro dan Barthez sama-sama berkepala plontos.

Terkait hal ini, Hendro memilih merendah. Menurutnya, itu hanya kebetulan saja. Ia pun tidak berniat berkepala plontos karena terinspirasi dengan Barthez.

"Saya berkepala plontos karena mewujudkan nazar. Ketika itu, saya bernazar akan berkepala plontos bila membawa PSM juara Liga Indonesia 1999-2000," ungkap Hendro yang kini bersatus sebagai pelatih kiper PSM di Liga 1 2020 ini.

Hendro pun mengungkapkan sebagai kiper, ia mengidolakan Peter Schmeichel (Denmark) dan Harald Schumacher (Jerman).

"Saya mengidolakan mereka karena memiliki karakter yang kuat. Keduanya pun kerap jadi pemimpin dan motivator buat rekan-rekannya di lapangan," pungkas Hendro.

Sayangnya sampai saat ini, praktis belum ada kiper Timnas Indonesia yang bisa mengekor pencapaian Hendro Kartiko. Nah di Piala Asia 2024, kesempatan itu tentunya ada.