6 Serigala Ganas di Depan Gawang Lawan Era Tahun 2000-an : Ada Raksasa Berpostur 2,02 Meter

oleh Choki Sihotang diperbarui 18 Des 2023, 15:20 WIB
Jan Koller yang terkenal dengan posturnya yang tinggi besar merupakan striker legendaris Republik Ceska dan juga Borussia Dortmund. Dalam duel bola-bola atas, Koller sering menang dan ia bisa mencetak banyak gol melalui kepalanya.(Foto: AFP/Franck Fife)

Bola.com, Jakarta - Serie A 2023/2024 masih panjang berliku. Kompetisi tertinggi Italia itu baru menyelesaikan pekan ke-16. Inter Milan nyaman bercokol di puncak klasemen sementara. Di mana Napoli, sang juara bertahan musim lalu?

I Partenopei masih terseok-seok di posisi kelima. Rival sekota Inter Milan, AC Milan, di posisi ketiga dengan 32 poin. I Rossoneri tepat berada di bawah Juventus.

Advertisement

Sukses Inter Milan menancapkan cakarnya di puncak tak lepas dari aksi ciamik penyerang andalan mereka, Lautaro Martínez.

Martinez bahkan menjadi yang tersubur sementara dengan koleksi 15 gol. Pemain ber-KTP Argentina itu unggul enam gol dari tombak Sassuolo, Domenico Berrardi.

Pelatih Simone Inzaghi beserta segenap fans Inter tentunya berharap Martínez terus dalam performa terbaik guna merealisasikan terget juara musim ini. Peran sosok tukang gedor lapar gol seperti Martínez sangat dibutuhkan klub.

Termasuk pada periode 2000-an. Ketika itu, sejumlah klub rela membongkar celengan demi mendapatkan penyerang atau striker incaran. Yuk, kita simak enam bomber ternama yang punya kualitas bak serigala garang di depan gawang lawan :

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

 

2 dari 7 halaman

Adriano

Adriano (tengah) yang pensiun pada Mei 2016 bersama klub MLS, Miami United tercatat pernah membela Inter Milan selama 5,5 musim mulai paruh musim 2003/2004 hingga akhir musim 2008/2009. Pada pekan perdana Liga Italia di musim 2005/2006 ia mampu mencetak hattrick saat Inter Milan menang 3-0 atas tamunya Treviso (28/8/2005). (AFP/Filippo Monteforte)

Sangat terpengaruh oleh kehilangan ayahnya, masa jaya Adriano terlalu singkat. Namun, pemain asal Brasil nan brilian ini telah melakukan lebih dari cukup dalam periode antara tahun 2003 dan 2006.

Setelah mencatatkan namanya di Parma, pemain depan setinggi enam kaki ini bergabung dengan Inter Milan pada pertengahan musim 2003/04. Kombinasi kekuatan, kecepatan, dan penyelesaian kaki kirinya yang eksplosif membuatnya menjadi satu di antara striker terbaik kala itu.

 

3 dari 7 halaman

Jan Koller

Ia punya postus 202 cm!. Itulah Jan Koller, legenda Republik Ceska, yang menjadi definisi mimpi buruk seorang bek.

Dalam 91 caps untuk negaranya antara tahun 1999 dan 2009, Koller mencetak 55 gol. Ia juga mencetak 79 gol dalam lima musim di Borussia Dortmund. Sebelumnya, ia menyarangkan 30 gol kala berkostum Anderlecht.

 

4 dari 7 halaman

Dimitar Berbatov

4. Dimitar Berbatov - Pemain Bulgaria ini pernah mencatatkan tinta emas di Old Trafford. Tidak hanya berhasil membawa Manchester United juara Liga Inggris dalam dua musim, Ia juga sukses meraih gelar top skor pada musim 2010/2011 setelah mengoleksi 20 gol. (AP/Jon Super)

Seorang pencetak gol alami di Jerman dan Inggris sepanjang tahun 2000-an, Dimitar Berbatov. Ia mengumpulkan 20 gol dalam kampanye di Bundesliga berturut-turut untuk Bayer Leverkusen.

Lalu, ia bergabung dengan Tottenham pada 2006. Dua musim dengan 23 gol di semua kompetisi mendorong Manchester United membayar lebih dari 30 juta pounds untuk legenda Bulgaria itu pada deadline transfer musim panas 2008.

 

5 dari 7 halaman

Nicolas Anelka

Seorang striker serba bisa dengan bakat mencetak gol-gol penting pada saat krusial. Nicolas Anelka mewakili empat klub Liga Inggris pada era 2000-an.

Ia menikmati performa terbaiknya bersama Manchester City dan Chelsea. Dua tim lain yang sempat dibelanya adalah Liverpool dan Bolton Wanderers. Ia mendapatkan Sepatu Emas 2008/2009 ketika berkostum Chelsea.

 

6 dari 7 halaman

Hernan Crespo

Hernan Crespo. Penyerang Argentina ini bermain untuk Chelsea selama semusim pada 2003/2004. Ia mencetak 12 gol dalam 34 laga. Kedatangan Jose Mourinho membuatnya dipinjamkan ke AC Milan pada awal musim 2004/2005. Ia tampil dalam 40 laga dengan torehan 17 gol dan 3 assist. (Foto: AFP/Paco Serinelli)

Ia menjadi pemain nomor sembilan Argentina di tahun 2000-an setelah Gabriel Batistuta pensiun dari pertandingan internasional. Hernan Crespo rata-rata mencetak lebih dari satu gol per pertandingan untuk negaranya.

Tujuh dari 35 golnya di Argentina terjadi antara tahun 2000 - 2007. Sementara itu, ia menikmati musim yang kuat bersama Parma, Lazio, AC Milan dan Inter Milan, serta meraih medali juara Liga Inggris 2005/2006 bareng Chelsea.

 

7 dari 7 halaman

Jermain Defoe

Jermain Defoe tidak pernah mencetak lebih dari 18 gol dalam satu musim. Namun, konsistensinya menjadi satu di antara pencetak gol terbanyak dalam sejarah Liga Inggris.

Ia menghabiskan sebagian besar kariernya bersama Tottenham. Ia bergabung dari West Ham United pada 2004.

Defoe mencetak 93 gol di kasta tertinggi Inggris pada tahun 2000-an, termasuk lima gol yang luar biasa dalam kemenangan 9-1 Spurs atas Wigan Athletic di 2009.

Sumber : Fourfourtwo

Berita Terkait