Cerita Yamaha Sunday Race 2023: Sensasi Sekali Seumur Hidup, Geber Motor R15 di Sirkuit Mandalika Cuy!

Pada Minggu (17/12/2023) siang, hari dan momen yang dinanti tiba. Pihak Yamaha selaku penyelenggara kemudian melakukan fitting kepada saya dan jurnalis terundang lainnya. Mereka menyampaikan pentingnya keselamatan. Kami diharuskan memakai kelengkapan yang proper, mulai dari helm, hingga sepatu khusus balap.

"Knee pad-nya jangan lupa dipakai, Mas. Ini fungsinya saat cornering kaki Mas aman. Kelihatan, kan, slide-nya tepos sebelah, itu berarti lebih sering belok kanan," kata staf Yamaha yang membantu saya memakaikan perlengkapan.

Bukan cuma helm dan sepatu saja, saya juga wajib mengenakan wearpack khusus pembalap. Lalu ada sarung tangan motor. Untuk helm, ukurannya tidak boleh kekecilan dan tidak boleh kebesaran, sebab saat melaju kencang di lintasan, angin yang menerpa sangat bisa membuat helm dan kepala tersapu sehingga kehilangan keseimbangan.

"Harus pas ya, jangan longgar, pastikan nge-press. Di tikungan ke berapa itu anginnya kencang, seaerodinamis apapun motor atau seprofesional apapun seorang pembalap yang namanya angin itu tidak bisa diprediksi," jelasnya lagi.

Sebelum dilepas ke Sirkuit Mandalika, saya dan rekan-rekan jurnalis kemudian mendapatkan materi pembekalan atau briefing. Pembalap profesional, Aldi Satya Mahendra, yang tahun depan bakal membawa nama harum Indonesia di pentas World Supersport 300, langsung membeberkan informasi penting.

"Nanti di tikungan 1 lebih baik gigi 4, saya sih biasanya set ke gigi 4 karena setelah lewat situ tarikannya lebih enak," jelas Aldi kepada kami. "Jangan lupa di pit stop maksimal kecepatan adalah 60km/jam, itu sudah peraturan ya."

Aldi juga menjelaskan untuk berhati-hati saat melintasi beberapa tikungan tertentu. Ia mewanti-wanti angin kencang yang biasanya mengganggu pembalap. Juga ada blind-spot di salah satu tikungan, yang jika tidak awas, bisa-bisa bablas lurus, padahal ada tikungan di area tersebut.

"Kalau buat saya itu tikungan 5, tikungan di blind-spot sini, juga di tikungan V sebelum trek lurus ini sangat berbahaya ya. Kalau berani cornering silahkan, tinggal teman-teman punya kecepatan yang pas. Terus hati-hati juga di blind-spot karena di balapan kemarin banyak yang lurus keluar lintasan," kata Aldi menambahkan.

Deg-degan campur penasaran berkecamuk. Belum naik motor saja badan saya tidak enak. Bukan, bukan karena masuk angin, tetapi karena tidak biasa memakai wearpack yang bikin kaku. Pergelangan kaki rasanya juga aneh, sebab tidak leluasa digerakkan.

Saya start dari urutan ke-8, tepat di depan sweeper rider yang bertugas menjagai kami dari belakang. Satu persatu rekan-rekan jurnalis lainnya menarik gas dari pit-stop, dan kejadian lucu malah menimpa saya.

Saat hendak berpindah gigi dari 1 ke 2, tiba-tiba motor saya berhenti. Dalam hati saya berkata, "Lah, kenapa ini, apa masuk netral?". Ternyata, kaki kanan saya yang baru saya angkat ketika memacu motor Yamaha R15 malah menginjak rem, bukannya foot step. Saya bisa mendengar orang-orang berteriak "Waduh!".

Sepersekian detik berselang, ketika saya tahu saya salah menginjakkan kaki, saya pun bergabung ke rombongan rider. Canggung rasanya kala itu, tetapi, ya, biasanya bawa motor bebek, boleh dimaklumi lah! Hehehe.

Pengalaman yang tak terlupakan buat saya bisa menikmati Sirkuit Mandalika. Untuk sesaat saya menebak-nebak di mana Marc Marquez terjatuh. Pembalap asal Spanyol itu pernah mengalami crash di tikungan 7. Boro-boro menghitung tikungan, wong tiap tikungan saja saya mak dredek!

Sebanyak enam lap saya lahap dengan dua motor berbeda. Yamaha R15 memberikan saya sensasi berkendara yang mungkin tak akan pernah saya rasakan lagi, apalagi dilakukan di Sirkuit Mandalika yang diakui dunia secara luas.

Dari situ saya belajar bahwa mengendarai motor itu bukan perkara keren atau tidak, tetapi betapa keselamatan itu sangat penting. Bekas alur ban yang tersisa selama saya melakukan riding test pada Yamaha Sunday Race 2023 juga menjadi pengingat bahwa pembalap profesional pun tidak kenal hari apes!