Bola.com, Jakarta Sengketa pertandingan Persik Kediri kontra PSM Makassar memantik reaksi negatif kedua kubu. Tim tuan rumah dan skuad tamu seolah kompak mengkritik pelanggaran aturan sepakbola yang dilakukan perangkat pertandingan.
Terutama sikap ambigu wasit Yudi Nurcahya ketika mensahkan gol PSM dari sundulan kepala Yuran Fernandes dan kelanjutan laga setelah tertunda selama 2x30 menit di masa akhir.
Bahkan gelandang bertahan PSM, Akbar Tanjung mengeluarkan kritik pedas terkait pelanggaran regulasi sepakbola itu.
"Kalau aturan sudah dilanggar dan tak ditegakkan, terus kita mau pakai aturan yang mana lagi?" kata Akbar Tanjung pada sesi jumpa media usai pertandingan.
Kritik Wasit
Pemain berusia 30 tahun itu menyatakan, jika wasit dan perangkat lainnya memimpin sesuai aturan maka pertandingan berjalan lancar.
"Sebenarnya semua sudah diatur jelas. Kita hanya perlu mematuhi aturan itu, maka pertandingan tak ada masalah seperti ini," ujarnya.
Akbar Tanjung juga mengeluhkan penundaan permainan hingga satu jam. Padahal sesuai regulasi dan kesepakatan pihak yang bersengketa cukup membutuhkan waktu 30 menit untuk memutuskan status pertandingan.
"Penundaan 2x30 menit terlalu lama. Pada 30 menit pertama, kami anggap masalah sudah selesai. Pemain sudah lepas sepatu, tapi ada tambahan 30 menit lagi. Lalu diputuskan sisa menit pertandingan dilanjutkan," tuturnya.
Asisten pelatih PSM Ahmad Amiruddin juga mengungkapkan pelatih Bernardo Tavares dan Yuran Fernandes berani meninggalkan tim untuk mengejar pesawat ke Surabaya, karena mereka menganggap masalah sudah selesai.
"Coach Tavares dan Yuran ke Surabaya usai penundaan 30 menit pertama. Keduanya berani pergi, karena beranggapan sengketa sudah tuntas. Ketika saya telepon coach Tavares pertandingan dilanjutkan, dia kaget. Karena Yuran juga sudah pergi juga, maka saya minta petunjuk soal pemain pengganti Yuran," ujar Ahmad Amiruddin.