Bola.com, Malang - BRI Liga 1 sudah melewati pekan 23. Sejak pekan ini hingga awal Februari 2024, kompetisi sementara diliburkan karena agenda Piala Asia 2023 di Qatar. Jika melihat rapor pemain, ada sejumlah nama yang tampil konsisten, termasuk pemain asing debutan di Liga Indonesia.
Namun, tidak semua berhasil membawa timnya bersaing di papan atas klasemen BRI Liga 1. Ada yang sampai saat ini masih berjuang di papan bawah, tapi ada pula yang bersaing di empat besar.
Berkat performanya yang apik, tak menutup kemungkinan musim depan mereka jadi rebutan tim yang punya target juara. Mengingat sebagian dari mereka kontraknya habis di pengujung musim 2023/2024.
Bola.com merangkum ada lima pemain asing debutan yang performanya stabil. Bahkan putaran kedua mereka semakin diperhitungkan. Mereka adalah Sonny Stevens, Julian Schwarzer, Junior Brandao, Gali Freitas, dan Francisco Rivera.
Sebenarnya, ada nama lain yang juga tampil mengejutkan, seperti striker Gustavo Almeida. Striker asal Brasil itu masih masuk di bursa top scorer.
Namun, sejak hengkang dari Arema ke Persija Jakarta pada putaran kedua BRI Liga 1 2023/2024, dia berkutat dengan cedera. Koleksi golnya macet di angka 14 gol, sehingga David da Silva dari Persib Bandung dan Junior Brandao yang baru pindah dari Madura United ke Bhayangkara FC kini berhasil menyamai jumlah gol itu.
Sonny Stevens (Dewa United)
Kiper asal Belanda ini memimpin daftar save terbanyak di Liga 1. Dari situs operator Liga 1, PT LIB, dia membuat 95 save.
Artinya, dia sudah menggagalkan 95 peluang lawan. Meskipun klubnya, Dewa United, masih berada di urutan 10 klasemen BRI Liga 1, kiper berusia 31 tahun ini tidak perlu diragukan kemampuannya. Sekalipun jumlah kebobolannya cukup tinggi, yakni 32 gol.
Jika dibandingkan dengan tim yang ada di 10 besar klasemen, Dewa United memiliki jumlah kebobolan paling banyak. Namun, kebobolan bukan semata kesalahan kiper. Ada juga peran pertahanan.
Sejak awal musim, Sonny sudah memberi bukti kualitasnya sebagai mantan kiper ADO Den Haag, Belanda. Dewa United sempat bersaing di papan atas. Sayang, pertengahan putaran pertama sampai saat ini Dewa United tampil angin-anginan.
Bahkan gawang Sonny sempat kebobolan 5 gol dalam satu pertandingan. Ketika dipermalukan Persib Bandung 1-5. Namun, Sonny sejak awal musim sampai saat ini memimpin daftar kiper Liga 1 dengan jumlah save tertinggi.
Julian Schwarzer (Arema FC)
Putra mantan kiper Chelsea, Mark Schwarzer, ini sempat jadi sorotan ketika bergabung dengan Arema FC ketika kompetisi sudah berjalan.
Tidak sedikit yang meragukan kemampuan kiper berpaspor Filipina itu, karena dia bukan kiper utama timnas Filipina. Sebelumnya, dia bermain di klub papan bawah Malaysia, Kuching FA.
Namun, Julian menjawab keraguan tersebut dengan performa apik. Saat ini, dia jadi kiper ketiga dengan save terbanyak. Padahal jumlah pertandingan yang dijalaninya masih sedikit, yakni 19 pertandingan.
Sekilas postur 181 cm membuatnya hampir sama dengan kiper lokal di Indonesia. Namun, kemampuan utamanya ada pada refleks dan membaca arah bola. Kabarnya, Julian tetap dapat arahan langsung dari Mark Schwarzer. Meskipun sang ayah lebih sering tinggal di Inggris.
Paulo Gali Freitas
Pemain asal Timor Leste ini sempat jadi perbincangan di Indonesia sebelum bergabung dengan PSIS Semarang. Terkait dengan usianya yang dinilai palsu.
Saat ini Gali tercatat masih berusia 18 tahun. Padahal dia sudah menjalani debut bersama timnas senior Timor Leste pada 2018 silam.
Namun, ketika tampil di BRI Liga 1 bersama PSIS, kabar terkait pemalsuan umur itu seakan menghilang. Gali menjawab dengan prestasi. Dia jadi andalan lini depan PSIS. Tidak sedikit lawan yang dibuat kerepotan dengan kecepatan dan skill individunya.
Saat ini, Gali berhasil membuat 9 gol dan 3 assist. Mayoritas gol dicetaknya ke gawang tim besar, seperti Persib Bandung, PSM Makassar, Bhayangkara FC, Bali United, dan beberapa klub lain. Capaian yang bagus untuk debutan yang berposisi sebagai penyerang sayap.
Kontraknya hanya satu musim di PSIS, tak menutup kemungkinan dia jadi buruan banyak klub besar musim depan. Apalagi sekarang dia berkontribusi besar membawa PSIS ke urutan 4. Sehingga tim berjulukan Mahesa Jenar itu berpeluang besar lolos ke babak 4 besar nantinya.
Junior Brandao
Perlahan tapi pasti. Itu yang diperlihatkan striker asal Brasil, Junior Brandao.
Pada putaran pertama, Brandao membela Madura United. Dia mencetak 9 gol dalam 19 pertandingan. Performanya bisa dibilang masih standar, meskipun dia juga berperan penting membawa Madura United ke papan atas BRI Liga 1.
Keputusan agak mengejutkan diambil ketika menerima tawaran tim juru kunci, Bhayangkara FC. Dia dianggap mengalami penurunan karier, dari tim papan atas ke tim papan bawah.
Namun, justru ketajamannya semakin terlihat. Baru tampil dalam 4 laga bersama Bhayangkara FC, dia sudah mencetak gol. Kini, Brandao ada di puncak top scorer bersama Gustavo Almeida dan David da Silva. Mereka sama-sama mencetak 14 gol.
Secara kualitas individu, striker berusia 28 tahun ini bisa dibilang tidak terlalu menonjol. Namun, insting golnya sangat tinggi. Dia bisa mencetak gol meski dalam situasi yang sulit.
Kemampuannya itu membuat Brandao jadi kandidat kuat top scorer musim ini. Bersama Bhayangkara FC, dia punya penyuplai bola sekelas Matias Mier hingga Radja Nainggolan.
Francisco Rivera
Gelandang serang asal Meksiko ini jadi roh permainan Madura United. Skill dan visi bermainnya membuat Madura United bisa bersaing di papan atas BRI Liga 1. Dia sudah menyumbang 6 gol dan 5 assist sampai saat ini.
Sayang, internal Madura United sempat goyah karena presiden klub, Achsanul Qosasi, tersandung kasus korupsi. Kini permainan Madura United mulai stabil. Rivera juga tampil apik dengan dukungan dari rekan-rekannya.
Buktinya, dalam dua laga terakhir, dia selalu mencetak gol, yakni ke gawang Barito Putera dan PSIS Semarang. Dalam dua laga tersebut Madura United berhasil meraup 4 poin.
Tak hanya itu, dia sudah turun dalam 22 pertandingan. Hanya 5 kali diganti. Selebihnya, Rivera bermain penuh.