Bola.com, Jakarta - Program naturalisasi pemain diaspora belakangan gencar dilakukan. Justin Hubner menjadi salah satu sosok terbaru yang dinaturalisasi.
Pemain keturunan Belanda itu diambil sumpahnya untuk menjadi WNI. Justin Hubner pun bisa membela Timnas Indonesia di Piala Asia 2023.
Rupanya, program itu tak hanya menysasar sepak bola saja. Banyak atlet diaspora lain yang saat ini terus dipantau kondisinya.
Bahkan, Kementerian Pemuda dan Olahraga RI memiliki data yang cukup menarik mengenai atlet diaspora. Jumlahnya bisa dikatakan sangat banyak.
"Ada 600 atlet dari 14 cabor, baik itu sepak bola, basket, voli dan yang lainnya," ujar Staf Ahli Departemen Diaspora, Kementerian Pemuda dan Olahraga, Hamdan Hamedan dalam diskusi Turun Minum yang digelar PSSI Pers di Kemenpora, Kamis (21/12/2023).
---
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Pendataan
Hamdan Hamedan pun menyatakan pihaknya terus melakukan pendataan mengenai atlet diaspora Indonesia yang tersebar di berbagai negara.
"Pendataan untuk seluruh cabor, juga fokus kepada diaspora yang memiliki atau dapat memiliki paspor Indonesia tanpa naturalisasi, mereka disebut anak berkewarganegarraan ganda terbatas,' jelasnya.
Hamdan Hamedan pun menegaskan fokus Kemenpora RI mengenai program naturalisasi pemain diaspora. Program naturalisasi itu hanya akan menyasar pemain yang punya garis keturunan Indonesia.
"Kalaupun naturalisasi, permohonan itu hanya untuk atlet yang punya darah Indonesia, tidak lagi fokus pada yang tidak punya darah Indonesia, naturalisasi juga untuk kepentingan negara bukan klub," sambung Hamdan.
Tak Hanya Diaspora
Hamdan Hamedan pun menegaskan prorgam naturalisasi pemain diaspora bukan hanya satu-satunya jalan yang bisa diambil untuk memajukan olahraga Indonesia. Terutama untuk meningkatkan kualitas Timnas Indonesia.
Ada banyak hal lain yang juga perlu diperhatikan. Satu di antaranya adalah kompetisi di dalam negeri yang berkualitas.
"Untuk mencapai prestasi Timnas yang sempurna, perlu talenta, pelatih, klub, ada kompetisi, terakhir baru pemanfaatan talenta diaspora. Timnas muara pemain terbaik Indonesia," tandas Hamdan.