Pengadikan Eropa Dukung European Super League, La Liga Bereaksi Keras

oleh Yus Mei Sawitri diperbarui 21 Des 2023, 21:55 WIB
European Super League (Ist)

Bola.com, Jakarta - La Liga bereaksi keras setelah European Court Justice (ECJ) memberi lampu hijau perhelatan European Super League atau Liga Super Eropa. La Liga menyebut kompetisi tersebut egois dan elite, tidak terbuka untuk semua klub. 

European Court of Justice (ECJ) memenangkan gugatan ESL terhadap FIFA dan UEFA.

Advertisement

Beberapa tahun lalu, beberapa klub top Eropa mewacanakan untuk menggelar kompetisi baru. Kompetisi yang dinamakan European Super League digadang-gadang jadi kompetisi baru untuk menyaingi Liga Champions.

FIFA dan UEFA kemudian tidak merestui kehadiran Liga Super Eropa. Alhasil, mereka menggugat turnamen tersebut ke European Court of Justice.

Namun pada Kamis (21/12/2023), pengadilan tinggi Eropa itu memberikan putusan terkait gugatan Liga Super Eropa tersebut. Mereka memenangkan European Super League dalam kasus ini.

---   

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 4 halaman

Pernyataan Javier Tebas

Presiden La Liga, Javier Tebas menilai Barcagate tidak hanya berpengaruh bagi Barcelona namun juga berimbas dan dapat merusak reputasi Liga Spanyol. (AFP/Pierre-Philippe Marcou)

LaLiga menyatakan masih mendukung UEFA dan FIFA meskipun ada keputusan dari ECJ. Mereka ingin klub mendapatkan tempat di kompetisi Eropa,  bukan menyerahkan kepada klub-klub tertentu yang punya banyak uang.

“Hari ini, lebih dari sebelumnya, kami menegaskan kembali bahwa Liga Super adalah model yang egois dan elitis. Apa pun yang tidak sepenuhnya terbuka, dengan akses langsung hanya melalui liga domestik, musim demi musim, adalah format tertutup," tulis pihak La Liga dalam pernyataan resminya. 

Presiden La Liga, Javier Tebas, telah menentang Liga Super Eropa sejak munculnya gagasan tersebut. Dia membicarakannya awal tahun ini.  

"Tidak akan ada Super League pada 2025. Uni Eropa telah menyatakan ingin mempertahankan model yang ada di Eropa saat ini, meskipun beberapa nuansa mungkin berubah. Sebuah organisasi tidak akan terbentuk di tangan orang-orang terkaya. Joan Laporta (presiden Barcelona) harus mempelajari lebih lanjut cara kerja televisi berbayar karena itu merupakan bagian penting dari pendapatannya," kata Tebas pada awal tahun ini. 

 

3 dari 4 halaman

Bak Turnamen Bilateral

Presiden La Liga, Javier Tebas, saat diskusi bersama 7 jurnalis dari Asia pada SPORTELAsia 2018, di Hotel Shangri-La, Singapura, Rabu (14/3/2018) malam. (Bola.com/Rizki Hidayat)

Sikap Tebas juga tak berubah setelah keputusan dari Pengadilan Tinggi Eropa turun. Dia tetap menentang keras European Super League. 

“Hanya satu klub yang mendukung Florentino Perez (presiden Real Madrid, salah satu penggagas Liga Super Eropa). Mereka akan mengadakan turnamen bilateral, yaitu Barca-Madrid setiap minggunya. Kita akan lihat klub mana yang kelua. Tapi Liga Super belum disahkan, itulah yang dimaksudkan," kata Tebas. 

“Jika ingin kompetisi sendiri, mereka juga bisa melakukannya, seperti pertandingan persahabatan. Jika mereka berkompetisi di tempat lain, mereka tidak akan mampu bersaing di Liga Champions.”

“Kami telah melihat model yang mereka buat, yang bertentangan dengan liga kami. Apa maksudnya juara liga kita jika tidak bisa langsung ke Liga Champions?"

"Jika Liga Super berhasil, para penggemar, sepak bola, dan seluruh olahraga akan kalah," tegas Tebas. 

4 dari 4 halaman

Tidak Berhak Melakukan Monopoli

Melansir dari Marca, bahwa European Court of Justice memenangkan ESL dalam sengketa dengan UEFA dan FIFA.

UEFA dan FIFA disebut tidak berhak melakukan monopoli dalam sepak bola. Terutama dalam penciptaan kompetisi antar klub.

Jadi setiap klub diberi kebebasan untuk menentukan apakah mereka ingin mengikuti kompetisi mana yang mereka inginkan.

Implikasi dari putusan European Court of Justice ini adalah setiap klub terutama di Eropa berhak untuk mengikuti European Super League. Mereka tidak akan mendapatkan sanksi dari UEFA. Sehingga mereka boleh bergabung dengan ESL.

A22 selaku investor sekaligus operator dari European Super League dilaporkan mulai menghubungi klub-klub di Eropa untuk penjajakan turnamen ini. 

Laporan tersebut mengklaim bahwa A22 saat ini sedang mematangkan konsep untuk pelaksaan European Super League. Turnamen ini diharapkan sudah bisa digulirkan di musim 2024/2025.

Sumber: La Liga, Marca 

Berita Terkait