Bola.com, Jakarta - Persaingan ketat yang tersaji pada BRI Liga 1 2023/2024 memaksa sejumlah tim bertumbangan. Ada beberapa kontestan yang harus gigit jari karena selalu menderita kekalahan sepanjang musim ini.
Setidaknya, ada tiga kontestan yang memiliki catatan terburuk hingga pekan ke-23 BRI Liga 1 musim ini. Ada sejumlah faktor yang membuat deretan klub tersebut terus menerus menelan hasil buruk dalam setiap pekannya.
Bahkan, satu dari 18 tim peserta harus menjadi penghuni tetap di zona merah. Sejak awal musim hingga berakhirnya pekan-23, klub tersebut selalu gagal beranjak untuk mengangkat posisinya dari zona degradasi.
Bukan tidak mungkin, tiga kontestan dengan nasib paling merana ini bakal turun kasta pada musim depan apabila tak berhasil memperbaiki performanya di BRI Liga 1 2023/2024. Berikut ini Bola.com menyajikan ulasannya.
---
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Arema FC
Satu di antara kontestan yang nasibnya paling merana di BRI Liga 1 2023/2024 ialah Arema FC. Tim beralias Singo Edan tersebut menghabiskan nyaris seluruh waktunya di posisi degradasi, alias peringkat tiga terbawah.
Torehan tersebut tak terlepas dari catatan tanpa kemenangan yang diraih Arema dalam sembilan pertandingan pertamanya musim ini. Mereka sempat bangkit saat menumbangkan Persikabo (1-0) dan Bhayangkara FC (2-0).
Sejatinya, Arema FC memiliki sosok penyerang yang paling produktif pada musim ini. Dia adalah Gustavo Almeida yang sukses menyumbangkan 14 gol dari 16 pertandingan. Sayangnya, striker asal Brasil itu dibajak Persija Jakarta pada bursa transfer paruh musim.
Upaya anak asuh Fernando Valente tersebut untuk keluar dari zona degradasi masih belum mampu memperbaiki catatan pertahanannya. Arema menjadi tim dengan jumlah kebobolan terbanyak kedua, karena kemasukan 40 gol dari 23 laga.
Persikabo 1973
Penampilan angin-anginan juga diperlihatkan Persikabo 1973. Inkonsistensi membuat mereka terus menerus tersungkur pada musim ini. Hasilnya, kini mereka terjerat di area zona merah.
Dari 23 pertandingan, Laskar Padjadjaran baru meraih tiga kemenangan. Sisanya, mereka mengamankan tujuh hasil imbang serta menelan 13 kekalahan. Ini menjadi jumlah kekalahan terbanyak di BRI Liga 1 2023/2024.
Hasilnya, Persikabo 1973 saat ini masih menduduki peringkat ke-17 dengan koleksi 16 poin. Upaya anak asuh Aji Santoso tersebut untuk meninggalkan zona merah pada putaran kedua BRI Liga 1 juga masih terkendala.
Dari lima pertandingan terakhir, mereka selalu gagal meraih tiga poin. Satu di antara catatan terburuk Laskar Padjadjaran ialah menjadi tim dengan jumlah kebobolan tertinggi, karena sudah kemasukan 44 gol.
Bhayangkara FC
Nasib Bhayangkara FC masih juga belum memperlihatkan perbaikan yang berarti setelah bursa transfer paruh musim BRI Liga 1 2023/2024. Deretan pemain berkualitas yang direkrut tak kunjung memberikan dampak signifikan.
Sebelumnya, The Guardian hanya bisa menang satu kali saja pada putaran kedua. Sisanya, mereka mengalami 12 kekalahan dan empat imbang. Catatan inilah yang membuat Bhayangkara FC tak pernah beranjak dari zona merah.
Memasuki putaran kedua, mereka masih harus melewati lima pertandingan awal dengan hasil imbang secara beruntun, hingga akhirnya mampu menang pada pekan ke-23 saat mengalahkan Persita Tangerang dengan skor 3-0.
Saat ini, anak asuh Mario Gomez tersebut masih tersungkur di dasar klasemen Liga 1. Mereka terpaut 10 poin dari Persis Solo yang berada di batas atas zona degradasi. Satu di antara kendalanya ialah karena mereka jadi tim dengan produktivitas gol terendah di BRI Liga 1 2023/2024.