Bola.com, Jakarta Musim lalu, PSM Makassar begitu superior yang pada akhirnya mengantarkan mereka menuju tangga juara BRI Liga 1 2022/2023. Itu adalah gelar juara Liga Indonesia yang sudah diidamkan PSM setelah 23 tahun lamanya.
Dalam 34 pertandingan, PSM mampu tampil konsisten dengan meraih 22 kemenangan dan sembilan hasil imbang yang berhasil dibukukan serta tiga kali kekalahan. Perjalanan Juku Eja ke tangga juara saat itu juga spesial karena Bernardo Tavares lebih mengandalkan pemain muda dan lokal dibandingkan pemain asing.
Itu sebabnya ada beberapa pemain yang menonjol dan bahkan mulai dilirik ke Timnas Indonesia. Misalnya penjaga gawang Reza Arya Pratama. Ia mampu tampil apik dan membuat PSM hanya kebobolan 28 gol dalam 34 pertandingan.
Jumlah gol kemasukan PSM hanya kalah dari runner-Up musim lalu, Persija Jakarta yang mengemas 27 gol. Lalu si kembar Yakob dan Yance Sayuri yang tidak pernah tergantikan. Pada akhirnya mereka juga dilirik oleh Shin Tae-yong.
Termasuk Penyerang Ramadhan Sanantha yang menjadi andalan di Timnas Indonesia dan menjadi incaran beberapa klub di BRI Liga 1 2023/2024. Pada akhirnya striker muda ini memilih berlabuh ke Persis Solo.
Permasalahan keuangan sebenarnya tidak terjadi di musim ini saja. Tetapi juga di musim lalu. Dari kabar, ada tunggakan gaji yang belum terbayarkan saat itu meskipun akhirnya sudah terbayarkan dengan lunas.
Mental para pemain PSM Makassar patut diacungi jempol. Meskipun PSM tidak sekaya klub lain misalnya Persija Jakarta, Persib Bandung, Borneo FC, atau Bali United, mereka masih tampil all out untuk bisa mengunci gelar juara.
Kekalahan Hadapi Persija Jadi Pelecut, Lawan Persib Jadi yang Krusial
Meskipun tampil superior, namun PSM tidak luput juga dari kekalahan. Satu dari tiga kekalahan adalah saat menghadapi Persija Jakarta. Tidak tanggung-tanggung mereka kalah dengan skor 4-2 di Stadion Patriot Candrabhaga, Bekasi pada 25 Januari lalu.
Tapi setelah kekalahan ini, PSM mulai bangkit. 10 kemenangan dan sekali hasil imbang menjadi catatan pasca kalah menghadapi Persija yang membuat mereka bertengger di puncak klasemen saat itu. Inkonsistensi Persija dan Persib juga membantu PSM untuk memantapkan diri di puncak klasemen.
Kemenangan beruntun
Sembilan klub yang dikalahkan PSM secara berurutan dimulai dari pekan ke-21 saat mengalahkan RANS Nusantara FC, Arema FC, Barito Putera, Persib Bandung, dan Persik Kediri. Lalu Persebaya dan Dewa United juga menjadi bukti kekuatan PSM musim lalu.
Termasuk Persis Solo dan Persikabo 1973 meskipun harus ditahan imbang Persita dengan skor 0-0. Yang menjadi poin krusial adalah mengalahkan Persib di pekan ke-23 di Stadion Pakansari. Selain memutus rekor 15 pertandingan tidak pernah kalah dari Persib, kemenangan ini juga membuat PSM berada di puncak klasemen.
Bukan itu saja, di pekan ke-27 dan 29, PSM juga meraih keberuntungan. Disaat PSM menang melawan Dewa United, Persija hanya ditahan imbang madura United. Sedangkan Persib kalah dari Barito Putera. Di pekan ke-29, PSM juga berhasil meraih poin penuh.
Namun Persib dan Persija harus kalah. Persib tumbang menghadapi Persik dengan skor 0-2 saat itu dan Persija kalah menghadapi Borneo Fc dengan skor 3-1.