Bagi Legenda Persebaya, Naturalisasi Bukan Hal Tabu untuk Dongkrak Prestasi Timnas Indonesia, tapi...

oleh Gatot Sumitro diperbarui 29 Des 2023, 16:15 WIB
Pemain Naturalisasi Timnas Indonesia, Shayne Pattynama berpose di depan fotografer setelah Pengambilan Sumpah Janji Setia Pewarganegaraan Republik Indonesia yang berlangsung di Kantor Wilayah Kementetian Hukum dan HAM DKI Jakarta, Selasa (24/01/2023). (Bola.com/Bagaskara Lazuardi)

Bola.com, Surabaya - Kebijakan naturalisasi untuk Timnas Indonesia terus menimbulkan gelombang pro dan kontra di kalangan pencinta sepak bola nasional.

Bagi para pendukung nasionalisme Tanah Air tentu saja naturalisasi dinilai bisa mematikan karir pemain pribumi yang telah bertahun-tahun menggeluti sepakbola.

Advertisement

Naturalisasi juga dianggap malah menghambat proses regenerasi dan pembinaan usia muda lewat SSB maupun akademi sepakbola yang kini sedang menjamur di Indonesia.

Padahal sejatinya kebijakan naturalisasi yang sedang gencar dilakukan PSSI bukan asal-asalan. Federasi Sepakbola Indonesia itu punya aturan baku untuk alih kewarganegaraan bagi pesepak bola diaspora tersebut.

Pertama calon pemain yang dinaturalisasi harus memiliki darah keturunan Indonesia. Berikutnya, PSSI sangat selektif hanya menaturalisasi pemain yang memiliki grade tinggi. Sehingga nantinya mereka bisa mendongkrak performa dan prestasi Timnas Indonesia.

2 dari 4 halaman

Wajar

Pemain naturalisasi Indonesia, Jay Idzes memberikan keterangan kepada media setelah pengambilan sumpah pewarganegaraan sebagai WNI di Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM, Cawang, Jakarta Timur, Kamis (28/12/2023). (Bola.com/Bagaskara Lazuardi)

Di mata Mursyid Effendi langkah PSSI dinilai wajar di tengah kesulitan Timnas Garuda bersaing di level regional Asia Tenggara bahkan Asia.

"Kalau saya berpikir positif saja. Di era globalisasi sekarang, saya kira kebijakan PSSI bisa diterima. Toh pemain yang dinaturalisasi punya hubungan darah keturunan Indonesia," katanya.

"Naturalisasi bukan hal yang tabu. Sebelumnya Timnas Indonesia pernah pakai pemain naturalisasi yang tak punya hubungan darah. Negara-negara di Asia Tenggara yang prestasinya di atas kita juga melakukannya," tambahnya.

3 dari 4 halaman

Tetap Harus Pembinaan

Para pesepak bola cilik dari beberapa SSB di Kabupaten Bandung saat mengikuti kegiatan menggiring bola raksasa dalam rangkaian acara Trophy Experience menyambut Piala Dunia U-17 2023 di Plaza Upakarti, Soreang, Kabupaten Bandung, Minggu (22/10/2023) sore WIB. (Bola.com/Bagaskara Lazuardi)

Seharusnya bagi pembina pesepak bola usia dini kebijakan PSSI ini bisa dijadikan tantangan untuk melahirkan pemain bagus masa depan.

"Bagi pembina usia muda ini harus jadi tantangan. Jangan malah menyerah dan putus asa. Apalagi ngambek tak mau melatih anak-anak muda lagi. Kita harus tunjukkan mampu mencetak pemain yang bisa menembus Timnas Indonesia," ucapnya.

Mursyid Effendi pun mengungkapkan keberhasilannya mengorbitkan Evan Dimas dari klub Mitra Surabaya.

"Awalnya banyak yang meragukan kualitas Evan Dimas. Tapi sebagai pelatihnya, saya terus meyakinkan Evan bisa jadi pemain Timnas Indonesia. Setelah itu, prestasinya tergantung Evan Dimas sendiri," jelasnya.

4 dari 4 halaman

Kualitas

Namun, legenda Persebaya itu, menegaskan agar PSSI menaturalisasi pemain yang punya kualitas di atas pemain yang ada sekarang.

"Dari berita yang beredar, pemain naturalisasi itu grade A. Jika seperti itu, berarti kualitasnya di atas pemain lokal yang ada. Ya, kita amati bersama apakah kualitasnya seperti itu. Asal jangan seperti pepatah beli kucing dalam karung," pungkasnya.

Berita Terkait