Bola.com, Jakarta - Optimisme tinggi didengungkan Kim Pan-gon, pelatih Malaysia. Meski timnya tergabung di grup berat, menurutnya justru lawan mereka lah yang tertekan untuk mengalahkan Harimau Malaya.
Piala Asia yang digelar tiap empat tahun terasa lama bagi beberapa tim underdog, semisal Malaysia dan Timnas Indonesia. Kedua tim Asia Tenggara ini memang tak serta merta bisa lolos ke putaran final karena beratnya persaingan.
Malaysia saja, di luar keikutsertaannya sebagai tuan rumah, kali terakhir lolos ke Piala Asia adalah pada 1980. Pada 2007 ketika mereka menjadi tuan rumah bersama Indonesia, Tim Negeri Jiran berlabel tim terburuk setelah menelan tiga kekalahan beruntun.
Kini di bawah kendali Kim Pan-gon, Malaysia tak ingin menjadi sekadar tim penggembira saja pada Piala Asia 2023. Setidaknya itu yang diyakini oleh sang arsitek asal Korea Selatan tersebut.
--
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Tekanan Ada di Kubu Lawan
Dinukil dari Forbes, Kim Pan-gon terkesan sangat enjoy menatap Piala Asia 2023. Padahal, tim besutannya tergabung di grup berat.
Malaysia berada di Grup E bersama Korea Selatan, Yordania, dan Bahrain. Namun itu tak membuat Kim gentar sedikit pun, bahkan menurutnya tekanan ada di kubu lawan.
"Saya rasa justru mereka lah yang merasa tertekan karena harus mengalahkan kami," kata Kim.
Skuad Malaysia menggelar pemusatan latihan hingga akhir Desember sebelum bertolak ke Doha, Qatar, tempat berlangsngnya Piala Asia 2023.
Sekilas Tentang Kim Pan-gon
Kim Pan-gon adalah seseorang yang tahu bagaimana rasanya tampil di turnamen besar. Selama menjabat sebagai wakil presiden Asosiasi Sepak Bola Korea, Kim berada di Piala Dunia 2018 dan Piala Dunia 2022.
Dia adalah orang yang menjadi latar belakang meme terkenal “Cheer’s Son’s cry” dan merupakan ketua komite yang bertanggung jawab ketika merekrut mantan pelatih kepala Korea Selatan Paulo Bento. Kini, Kim ingin memanfaatkan keahliannya untuk membantu Malaysia mencapai potensi mereka.
"Itulah yang diharapkan Malaysia ketika mereka mempekerjakan saya, pengetahuan seperti itu," kata Kim.
Sejak mengambil alih timnas Malaysia pada awal tahun 2022, pelatih kepala berusia 54 tahun itu berupaya meyakinkan para pemainnya bahwa mereka punya kemampuan bertahan agresif dan bermain proaktif. Upaya tersebut telah membuat Malaysia naik peringkat FIFA dari peringkat 154 dunia ketika Kim mengambil alih menjadi peringkat 130 sekarang.
Sumber: Forbes
Baca Juga
Marselino Ferdinan Mencuri Hati Netizen Malaysia: Baru Pertama Kali Ini Saya Puji Pemain Timnas Indonesia
Bikin Geger, Pengakuan Shin Tae-yong dan Sindiran Keras Malaysia Setelah Timnas Indonesia Disikat Jepang, Ini 5 Hot News Tim Garuda
VIDEO: Duel Seru Petarung Indonesia Vs Malaysia di Byon Combat Showbiz Vol. 4