Bola.com, Semarang - Chief Executive Officer (CEO) PSIS Semarang, Yoyok Sukawi, angkat bicara mengenai rumor keterlambatan pembayaran gaji pemain yang sempat menjadi perbincangan publik.
Yoyok Sukawi menjelaskan isu keterlambatan gaji pemain PSIS Semarang ini pada mulanya mencuat setelah berbincang dengan agen pemain, Aggy Eka Ressy, yang diunggah di kanal YouTube-nya pada 13 Desember 2023.
Dalam sesi bincang-bincang itu, Aggy menanyakan situasi keuangan Mahesa Jenar. Sebab, ada sejumlah klub BRI Liga 1 yang sempat diterpa isu tunggakan pembayaran gaji pemain saat musim 2023/2024 berjalan.
“Dalam podcast itu, kami membahas tentang kesulitan klub BRI Liga 1 pada tahun ini. Ada banyak klub yang bermasalah tentang pembayaran gaji pemain,” kata Yoyok Sukawi dikutip dari kanal YouTube-nya, Minggu (31/12/2023).
“Saya menjelaskan PSIS sempat mengalami hal yang sama, karena sekarang ini perekonomian sedang sulit. Sepak bola sedang menurun karena adanya pandemi Covid-19 hingga Tragedi Kanjuruhan, sehingga sponsorship berkurang,” lanjut CEO PSIS Semarang itu.
====
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Cara PSIS Mengatasi Krisis
Yoyok Sukawi menjelaskan PSIS Semarang memiliki cara tersendiri menghadapi situasi semacam ini. Dia mengatakan pembayaran gaji pemain dicicil secara bertahap. Namun, pemilik klub memastikan bahwa kewajiban ini bakal diselesaikan.
“Cara PSIS menyiasati situasi ini ialah dengan menyicil gaji pemain, tetapi kami tidak terlambat satu bulan hingga dua bulan. Ini terjadi karena situasi keuangan kami sudah overbudget. Pengeluaran jauh lebih besar daripada pendapatan,” ujarnya.
“Hal ini bukan hal baru di klub sepak bola Indonesia. Situasi ini sering diatasi klub-klub BRI Liga 1, termasuk PSIS. Kami selaku pemegang saham selalu berkomitmen untuk menyelesaikan masalah ini,” tambahnya.
Rela Menjual Aset
Lelaki yang juga menjabat sebagai Ketua Asprov PSSI Jawa Tengah itu mengatakan, dia rela menjual beberapa aset seperti lahan tambak untuk mencari dana pembayaran gaji pemain PSIS Semarang.
“Ketika tidak ada yang untuk membayar gaji pemain, kami membutuhkan waktu untuk menjual tambak atau menjual aset. Kami juga butuh waktu untuk mencairkan deposito keluarga,” ujar Yoyok Sukawi.
“Kami punya komitmen itu untuk menyelesaikan semua kewajiban. Sebetulnya tidak ada masalah karena finansial PSIS Semarang ini cukup kuat. Hanya butuh re-scheduling saja,” lanjutnya.
Pemain Memahami Situasi
Menurut Yoyok Sukawi situasi kesulitan yang dialami oleh klub ini sebetulnya juga dipahami oleh para pemainnya. Sebab, PSIS Semarang berusaha untuk selalu terbuka dengan para pemainnya.
“Namun, yang gajinya dicicil ini tidak semua pemain. Hanya pemain-pemain tertentu yang gajinya memang sangat besar. Saat tahap cicilan pertama itu, biasanya sudah memenuhi biaya hidup pemain,” tuturnya.
“Jadi kekurangannya dicicil berikutnya. Hampir semua pemain PSIS ini mengerti situasinya, karena kami juga terbuka dengan mereka. Saat nanti penonton sepi, mereka sudah mengira bahwa gaji atau bonus akan telat,” lanjutnya.