Cerita Piala FA: Kekalahan dari MU adalah Kemenangan bagi Wigan Athletic, Kok Bisa?

oleh Gregah Nurikhsani diperbarui 09 Jan 2024, 10:00 WIB
Para pemain Wigan Athletic merayakan gol. (Instagram Wigan Athletic)

Bola.com, Jakarta - Manchester United (MU) terbukti terlalu kuat untuk klub kasta ketiga Liga Inggris, Wigan Athletic, saat tim asuhan Erik ten Hag melaju ke putaran keempat Piala FA. Meski kalah, laga ini bisa dianggap sebagai kemenangan bagi tuan rumah, khususnya dari sisi finansial.

Diogo Dalot membawa pemenang 12 kali itu unggul pada menit ke-22 melalui tendangan melengkungnya. Bruno Fernandes kemudian menggandakan kemenangan setelah ia sukses mengonversi penalti pada babak kedua.

Advertisement

Bagi Wigan, kekalahan ini tampaknya sudah diantisipasi mengingat performa buruk mereka di pentas liga. Terlebih, lawan yang dihadapai adalah MU.

"Saya bangga dengan para pemain saya. Itu adalah pertandingan yang sulit. Ketika Anda menghadapi lawan yang memiliki banyak bakat di sepertiga akhir lapangan, sangat sulit untuk menekan," kata manajer Wigan, Shaun Maloney.

"Saya sangat senang dengan para pemain kami. Ada momen-momen awal dan dalam pertandingan ini, Anda harus memanfaatkan peluang tersebut. Sejujurnya, Manchester United juga memiliki banyak peluang. Pertandingan yang sulit tetapi merupakan pengalaman yang brilian bagi para pemain kami."

--

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 4 halaman

Cuan

Berkat hasil ini, Manchester United pun berhak melaju ke putaran keempat. (Paul ELLIS / AFP)

Di sisi lain, meski tersingkir dari Piala FA, yang berarti pemasukan dari segi tiket di kompetisi ini bakal terhenti, Wigan Athletic harus mensyukuri pertandingan melawan MU. Sebab, kehadiran Setan Merah cukup membantu finansial klub yang berantakan.

Wigan Athletic bukan tim kemarin sore di persepakbolaan Inggris. Mereka sempat lama berkutat di Premier League, sebelum akhirnya terdegradasi ke Divisi Championship pada 2013.

Sejak saat itu, keuangan Wigan Athletic merosot tajam. Kesalahan manajemen dalam menjalankan roda bisnis juga membuat semuanya berantakan. Alih-alih prestasi, klub yang bermarkas di DW Stadium itu malah terus turun dan kini berkutat di kasta ketiga Liga Inggris, bahkan sekarang terancam terdegradasi ke League Two alias kasta keempat.

Kembali ke pertandingan, duel melawan Manchester United mencatatkan rekor penonton terbanyak dalam 11 tahun terakhir. Ya, kali terakhir DW Stadium penuh sesak adalah pada 2013, tepatnya pada laga kandang terakhir Wigan di pentas Premier League.

Setelah itu, jumlah penonton yang datang ke stadion berkurang drastis. Lebih dari satu dekade, DW Stadium tak pernah seramai seperti ketika Wigan mentas di Premier League, hingga akhirnya tibalah MU ke stadion tersebut.

"Pertandingan ini bagus secara finansial, tapi itu tidak akan berdampak pada skuad yang bermain," kata Maloney lagi berusaha mengesampingkan kendala finansial yang menimpa Wigan.

3 dari 4 halaman

Bisa Segera Bebas Utang

Di babak 32 besar tersebut, Setan Merah akan berhadapan dengan pemenang laga replay antara Easleigh vs Newport County. (AP Photo/Jon Super)

Maloney akhirnya berbicara banyak soal potensi pengambilalihan Wigan, yang berdampak besar bagi keuangan klub. Ia membeberkan bahwa dalam 7-10 hari ke depan proses pembelian klub bisa rampung.

"Ada hal-hal historis finansial yang perlu diselesaikan. Saya pikir klub ini dibeli dalam tujuh hingga 10 hari, yang biasanya memakan waktu berbulan-bulan. Saya mengapresiasi apa yang telah dilakukan pemiliknya."

Sebenarnya, proses pembelian Wigan sudah berlangsung sejak 2020. Namun baru pada April 2023, pebisnis lokal, Mike Danson, mencapai kata sepakat dengan pemilik sebelumnya.

"Saya senang bisa terlibat dalam Wigan Athletic Football Club. Saya lahir di Wigan, saya tumbuh secara lokal dan komunitas kota ini dekat di hati saya," kata Danson seraya berjanji bakal melunasi utang klub.

Menurut laporan, Wigan dihantam badai keuangan setelah mereka turun ke Divisi Championship. Manajemen klub dianggap tidak becus mengelola finansial karena kecewa dengan prestasi tim kala itu.

Gaji telat dan utang menumpuk membuat Wigan di ambang kebangkrutan. Utang senilai 1,3 juta pounds kabarnya menerpa, dan EFL selaku pengelola liga memberikan sanksi pengurangan poin.

Ketidakbecusan manajemen membuat banyak fans kecewa. Imbasnya, mereka ogah menyaksikan langsung pertandingan Wigan di stadion, yang berdampak pada menurunnya jumlah pemasukkan, let alone penjualan merchandise.

Sumber: BBC Sports

4 dari 4 halaman

Persaingan di Liga Inggris 2023/2024

Berita Terkait