Suporter Persib Dicap Bikin Bali United Kena Sanksi Rp50 Juta, Begini Respons Panpel

oleh Gregah Nurikhsani diperbarui 09 Jan 2024, 17:30 WIB
Bek Bali United, Elias Dolah (tengah) disambut rekan-rekannya setelah mencetak gol ke gawang Bhayangkara FC pada lanjutan BRI Liga 1, Minggu (8/10/2023). (Bola.com/Alit Binawan)

Bola.com, Denpasar - Bali United akhirnya tidak bisa menghindari sanksi dari Komdis PSSI menyusul kehadiran suporter Persib Bandung pada laga BRI Liga 1 2023/2024. hasil sidang Komdis PSSI pada 3 Januari membuat manajemen klub harus merogoh kocek cukup dalam.

Jumlah denda yang didapatkan oleh Bali United adalah sebesar Rp50 juta yang terdiri dari dua sanksi masing-masing sebesar Rp50 juta.

Advertisement

Sanksi ini, menurut manajemen klub, bukan murni dari kesalahan Bali United, tetapi ada campur tangan Persib. Dari sanksi yang diperoleh Bali United berbunyi jenis pelanggaran gagal mengantisipasi kehadiran suporter Persib di stadion.

Itu sebabnya terdapat dua jenis pelanggaran dengan sanksi denda masing-masing Rp25 juta diperoleh Bali United saat menghadapi Persib Bandung pada pekan ke-23 BRI Liga 1 2023/2024 pada 18 Desember 2023 lalu.

Memang terlihat jelas kerumuman suporter Maung Bandung di tribun sayap barat Stadion Dipta. Hampir sama dengan saat Bali United menghadapi Persebaya Surabaya saat pekan ke-16 BRI Liga 1 2023/2024 pada 20 Oktober 2023.

Bahkan di luar stadion, suporter Persebaya melakukan kerusuhan dengan merusak pagar meski akhirnya diperbaiki sebagai bentuk tanggung jawab. Video pengerusakan sempat viral saat itu. Beruntungnya, tidak ada sanksi yang diberikan oleh Komdis PSSI saat itu. Baru kali ini sanksi akhirnya dijatuhkan.

--

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 5 halaman

Reaksi Panpel

Duel antara Bali United kontra Persib Bandung pada pekan ke-23 BRI Liga 1 2023/2024 di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Senin (18/12/2023). Bali United dan Persib bermain imbang tanpa gol dalam laga ini. (Bola.com/Alit Binawan)

Sanksi yang didapat Bali United kali ini, langsung membuat Ketua Panpel Bali United I Ketut Santika bereaksi.

Ia menyampaikan bahwa lolosnya suporter tamu bisa mendapatkan tiket pertandingan adalah karena sistem penjualan tiket secara online, dan kejadian ini bukan hanya terjadi di Stadion Dipta melainkan di stadion-stadion lain.

"Dikarenakan bukan di kami saja kejadian ini terjadi, apalagi kita menggunakan sistem pembelian tiket online yang bisa diakses seluruh masyarakat Indonesia yang tidak bisa kita deteksi," ujar pria yang karib disapa Rojax tersebut.

 

3 dari 5 halaman

Metode Penjualan Tiket Offline Juga Belum Maksimal

Pihak panpel pun berupaya mengantisipasi dengan membuka penjualan tiket secara offline atau luring untuk memfilter penonton yang hadir.

Misalnya melakukan filter melalui KTP. Namun tetap saja tidak bisa 100 persen terjaring. Sebab pihaknya tidak tahu apakah pemilik KTP Bali merupakan pendukung Bali United atau justru pendukung tim lain.

"Masalahnya sekarang kan kami tidak tahu juga berapa orang Bandung yang mempunyai KTP Bali dan kami juga disaat pertandingan sudah melakukan skrinning ketat saat pertandingan dan itupun tidak terjadi kericuhan dalam pertandingan tersebut berjalan lancar," bebernya.

"Ya dalam kesimpulan walaupun mereka hadir di Dipta tapi kami sudah melakukan antisipasi dengan pihak keamanan terkait, desa dan lain-lain," tambah pria asal Gianyar tersebut.

 

4 dari 5 halaman

Perketat Screening

Ia juga berharap suporter bisa semakin dewasa dalam mendukung klub kebanggaan. Apalagi sudah ada larangan suporter tim tamu yang tidak boleh datang ke stadion tim lawan serta beberapa larangan yang dibuat oleh PSSI yang bisa mengakibatkan sanksi berat untuk tim yang didukungnya.

Perketat pengawasan dan pemeriksaan menjadi salah satu cara untuk mengantisipasi hal ini terulang kembali. "Semoga makin dewasa suporter Indonesia. Agar tidak terulang, kami ke depan lebih memperketat lagi pemeriksaan," kata Rojak.

Ia pun berharap seluruh kelompok suporter klub peserta Liga 1 untuk patuh terhadap regulasi sehingga sepak bola Indonesia bisa kembali berjalan normal dengan kondusifitas yang ada di masa transisi pasca Tragedi Kanjuruhan ini.

"Kami berharap suporter lebih tertib mengikuti aturan. Kalau memang belum boleh bertandang, jangan tandang dulu di mana pun pertandingannya," tutupnya.

5 dari 5 halaman

Persaingan di BRI Liga 1 2023/2024

Berita Terkait