Bola.com, Jakarta - Sepak bola tak akan seru jika nihil derbi. Yup, banyak laga berlabel seperti itu di Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol dan kawasan lain di muka bumi ini. Banyak hal terjadi dalam pertarungan sarat gengsi tersebut.
Derbi selalu memberi warna khusus, seperti tangisan, tertawa, pergulatan di lapangan, gol-gol ciamik, selebrasi penuh provokasi, sampai pertunjukan solidaritas. Secara umum, lazimnya derbi, selalu berlangsung sengit karena kedua tim ingin menjadi yang terkuat.
Rivalitas yang sudah berlangsung selama bertahun-tahun tak hanya di stadion, tapi juga tataran penggemar masing-masing. Tak jarang, duel kerap diwarnai kericuhan baik sebelum, saat pertandingan, atau usai laga.
Tapi, derbi tak melulu tentang semua itu. Adakalanya, derbi juga berakhir dengan damai, bahkan persaingan sengit berubah menjadi persahabatan yang tak terduga. Tak percaya? Berikut tiga di antaranya ;
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
El Clasico
Siapa tak kenal istilah ini. Meski dipakai banyak pertarungan, 'top of mind' kata tersebut merujuk ke perjumpaan Barcelona Vs Real Madrid. Pada 2005, ada momen yang sangat mengharukan, ketika pemain Barcelona, Ronaldinho, mendapat aplaus dari fans Real Madrid yang hadir di Santiago Bernabeu.
Saat itu, Ronaldinho berada di puncak kekuatannya dan bergoyang di taman bermain Bernabeu. Saat itu, Lionel Messi masih berwajah bayi dan berada di bawah bayang-bayang Ronaldinho.
Di Santiago Bernabeu, Ronaldinho bermain seperti punya sayap. Dia terbang melewati pemain bertahan. Setelah gol kedua dari sepasang gol solo yang sulit dipercaya, para pendukung Real Madrid berdiri dan bertepuk tangan atas kejeniusan Ronaldinho.
Situasi itu memberi gambaran, perseteruan abadi Real Madrid dan Barcelona bisa luluh ketika ada sosok yang sangat luar biasa unjuk kemampuan di lapangan.
Liverpool Vs Everton
Perjumpaan Liverpool kontra Everton selalu menarik karena menunjukkan siapa yang berhak berjuasa di Merseyside. Duel ini selalu panas, dan terbukti dengan akumulasi 28 kartu merah sepanjang sejarah.
Tak heran, sangat jarang terlihat fans Liverpool dan Everton bisa saling menghormati, terutama ketika berada di dalam stadion. Maklum, kisah lama menjadi latar, yakni pengusiran Everton dari Anfield pada 1892.
Mereka pindah ke sisi lain Stanley Park, yang membuat markas duo tim Premier League ini hanya sepelemparan batu. Oleh karena itu, banyak keluarga di kota ini merupakan campuran warna merah dan biru.
Ada beberapa momen yang membuat Liverpool dan Everton bersatu. Pada umumnya, hal itu berkaitan dengan politik, sejarah kota, budaya dan tragedi. Nah, poin terakhir bisa terlihat ketika tragedi Hillsborough.
Fans Liverpool dan Everton bersatu padu. Hal itu terjadi karena korban jiwa di kubu Liverpool, juga berstatus teman, keluarga sampai tetangga, dari penggemar Everton.
Derby Della Madonnia
Persaingan duo Milan menjadi bagian dari sejarah panjang Liga Italia Serie A. Mereka punya Milanisti dan Interisti, yang selalu memberi gairah ketika pertandingan.
Namun, pada 2005 ada sebuah momen yang memberi contoh kalau panas di lapangan tak harus selalu terjadi. Ketika itu, AC Milan unggul 3-0, dan waktu berjalan terlalu cepat bagi para pendukung Inter.
Esteban Cambiasso mencetak gol bagi Inter Milan, namun semua itu tak mendapat atensi fans. Ultras Inter Milan tak menyukai, dan menghujani lapangan dengan suar dalam kurun waktu 15-20 menit.
Di tengah kekacauan, ada adegan yang pada akhirnya viral, bahkan sampai sekarang. Ketika itu, bek Inter Milan, Marco Materazzi, bersandar pada 'seniman asal Portugal' milik AC Milan, Rui Costa.
Dua bintang tersebut bersama sambil memandang asap yang ditimbulkan dari suar. Mereka terlihat santai, ngobrol dan seolah berbagi dengan tenang. Apakah ada yang ingat momen indah itu?
Sumber : Planetfootball