Bola.com, Pamplona - Osasuna memiliki sumber daya terbatas tetapi sepak terjangnya layak diacungi jempol. Bayangkan saja, Osasuna berkandang di kota Pamplona, yang penduduknya tak sampai 200 ribu jiwa, dan dikelilingi tim-tim sarat sejarah dari Basque Country seperti Athletic Bilbao dan Real Sociedad, namun prestasinya cukup berkibar.
Osasuna tidak mudah mendapatkan talenta-talenta berbakat karena harus bersaing dengan tim yang lebih mapan secara sejarah, terutama Athletic Bilbao dan Real Sociedad. Tetapi, di lapangan Osasuna bisa berbicara banyak.
Total, 42 musim Osasuna berkompetisi di level teratas Liga Spanyol. Walaupun belum pernah juara, mereka delapan kali finis di posisi 10 besar, terbaik pada musim 1990/1991 dan 2005/2026 ketika bercokol di peringkat empat besar.
Bagaimana bisa Osasuna mempertahankan konsistensi di tengah segala keterbatasan, terutama sumber daya pemain? Jawabannya adalah keberadaan akademi bernama Tajonar.
Akademi Osasuna ini mencapai titik balik pada 2014 dan sejak itu rutin menghasilkan pemain-pemain berkualitas. Ada perubahan besar di akademi klub itu, terutama berkat strategi yang jelas untuk kesuksesan pada masa depan.
"Pada 2014 klub ini nyaris menghilang. Kami terdegradasi ke Divisi 2 setelah 14 tahun beruntun bertarung di Divisi 1. Kami berutang ratusan juta euro, klub pun krisis," kata Direktur Tajonar, Angel Alcalde, dalam sesi tanya jawab dengan jurnalis berbagai negara yang tergabung dalam media trip dari LALIGA, Jumat (12/1/2024).
"Kami menghadapi masalah di manajemen dan lapangan. Kami terlilit masalah besar. Bahkan pada musim berikutnya (2014/2015), kami nyaris terdegradasi ke Divisi 3. Saat itu, Osasuna terancam menghilang dari sepak bola profesional," imbuhnya.
Beruntung, Osasuna selamat dari terdegradasi lagi. Pada laga terakhir musim itu, Osasuna bermain imbang 2-2 di markas CE Sabadell, berkat gol penyelamat Javier Plano. Tambahan satu poin membuat Osasuna tetap bertahan di Divisi 2.
Tepat semusim berselang, Osasuna balik promosi ke Divisi Utama. Gelontoran uang kembali datang. Osasuna akhirnya punya modal untuk menata kembali skuad mereka.
---
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Menata Tajonar
Setelah keuangan klub membaik, Osasuna langsung serius menata akademi sepak bola Tajonar. Mereka membuat proyek untuk membangkitkan akademi klub yang terpuruk selama krisis.
Hasilnya terlihat nyata dari tahun ke tahun. Pemain-pemain hebat bermunculan dari akademi Osasuna. Musim ini, Osasuna punya sembilan lulusan Tajonar, yaitu Unai Garcia, David Garcia, Jesus Areso, Jorge Herrando, Jon Moncayola, Aimar Oroz, Kike Barja, Pablo Ibanez, dan Iker Munoz.
Jumlah pemain jebolan akademi di skuad utama Osasuna ini melebihi rata-rata klub lain di Eropa. Sebenarnya ini bukan fenomena yang terlalu aneh.
Tajonar memang memiliki banyak alumnus top, sebut saja Cesar Azplicueta (mantan kapten Chelsea), Javi Martinez (mantan gelandang Bayern Munchen), Raul Garcia (gelandang Atletic Bilbao), dan Mikel Merino (gelandang Real Sociedad).
Bagaimana caranya Osasuna bisa begitu gemilang menghasilkan pesepak bola bermutu seperti itu?
Yang pertama jawabannya adalah Osasuna punya jaringan pencari bakat yang luar biasa di area tersebut. Bahkan, mereka bisa bersaing dengan tim-tim kuat dari berbagai wilayah.
"Tim-tim Spanyol lain juga melihat dan mencari talenta-talenta berbakat di Pamplona. Kami harus bersaing dengan mereka. Ini tidak mudah karena secara finansial mereka juga sangat kuat," tutur Angel Alcalde.
Ya, magnet Pamplona sangat kuat menarik perhatian klub-klub dari luar daerah maupun Osasuna. Kota ini penuh bakat sepak bola yang luar biasa. Pamplona diketahui adalah kota peringkat ketiga di Spanyol dengan persentase pesepak bola profesional terbanyak jika dibandingkan dengan populasinya.
Hebatnya, Osasuna dengan segala keterbatasan bisa bersaing mengamankan pemain-pemain berbakat di Pamplona, meskipun harus bersaing dengan klub-klub raksasa baik dari Spanyol maupun luar negeri.
Faktor Pelatih Hebat
Faktor kedua kebangkitan Tajonar karena fasilitas lengkap dan penuh sentuhan seni. Kompleks latihan klub dibangun pada 1982 di bagian selatan Plampona, dan tim terus mengerahkan sumber daya untuk memperbaikinya.
Saat ini, tempat latihan klub tersebut memiliki dua lapangan rumput, lima lapangan berumput sintesis, tempat gym, ruangan kelas, ruang medis, dan banyak lagi fasilitas lainnya.
Namun, faktor terpenting kebangkitan Tajonar adalah investasi klub dalam merekrut pelatih. Osasuna selalu berburu pelatih-pelatih terbaik yang mengantongi sertifikasi mentereng. Tugas mereka adalah mengembangkan talenta-talenta muda di wilayah itu menjadi pesepak bola dewasa yang brilian.
Selama bertahun-tahun, metodologi di Tajonar terus berkembang. Dulu, Tajonar hanya fokus pada teknik, taktik, dan fisik. Saat ini, semua aspek diperhatikan, termasuk psikologi dan lain-lain.
Intensitas para pemain di akademi juga menjadi pusat perhatian. Sesi latihan di Tajonar intensitasnya sangat tinggi dibandingkan beberapa laga yang dilakoni pemain.
"Kami akan selalu melihat ke depan. Saat ini kami mengembangkan proyek Tajonar 2017, sebuah proyek yang diarahkan untuk memakai cara dan proses baru untuk mengoptimalkan yang ada sekarang," tutur Alcade.
"Klub akan selalu mengembangkan dan meningkatkan Tajonar. Setiap anggota klub, dari pelatih tim muda hingga presiden klub menyadari pentingnya Tajonar," imbuhnya.