Bola.com, Malang - Striker anyar Arema FC, Gilbert Alvarez belum bisa memperlihatkan keistimewaaannya. Dari empat pertandingan di BRI Liga 1, striker asal Bolivia tersebut baru mengemas 1 gol. Itupun lewat tendangan penalti.
Hal ini membuatnya dibandingkan dengan striker asing Arema sebelumnya, Gustavo Almeida. Striker asal Brasil yang kini membela Persija Jakarta tersebut selalu mencetak gol dalam 4 laga pertama. Dia mengemas 7 gol hanya dari 4 pertandingan. Seketika itu Gustavo memimpin daftar top skorer Liga 1.
Pelatih Arema FC, Fernando Valente tak ingin mengeluhkan hal ini. Pelatih asal Portugal itu juga enggan membandingkan dua penyerang tersebut. Yang utama, Fernando punya tugas membuat Gilbert lebih tajam dalam lanjutan Liga 1.
“Kami punya waktu untuk membuat serangan lebih baik karena kami ingin lebih agresif dalam menyerang,” jelas pelatih berusia 64 tahun ini.
Jika melihat karakter dua penyerang ini, bisa dibilang berbeda. Gilbert lebih condong sebagai finisher. Sedangkan Gustavo, dia tak hanya punya insting gol tinggi. Tapi juga punya skill individu bagus saat membawa bola.
Gilbert Alvarez Menanti Umpan Manja Rekannya
Jika melihat empat laga yang dijalani Gilbert, dia masih dalam proses adaptasi. Dia belum punya banyak kesempatan di setiap pertandingan. Striker berusia 31 tahun itu belum mendapatkan banyak umpan matang dari rekan-rekannya.
Ini membuat Gilbert lebih sering berlari mengejar bola. Yang terlihat baru semangatnya untuk melakukan pressing ketika pemain belakang lawan menguasai bola. Tapi saat mendapatkan bola, dia masih sering kehilangan bola.
Ini pekerjaan utama tim pelatih Arema. Bagaimana lini tengah Arema bisa lebih banyak mengirimkan umpan kepada Gilbert. Jika suplai bola yang diberikan masih minim, keistimewaan striker bernomor 91 tersebut tak akan terlihat. Buktinya, satu gol yang dicetaknya ke gawang Persis Solo berasal dari penalti.
Gustavo Almeida Menonjol saat Bekerja Sendiri
Bisa dibilang karakter Gustavo berbanding terbaik dengan Gilbert. Gustavo lebih menonjol jika bekerja sendiri di lini depan. Dia punya skill individu bagus dan kuat menahan bola.
Kebanyakan gol yang dicetaknya lahir dari kerja kerasnya karena suplai bola yang didapatkannya sangat minim. Terkadang, dia mendapatkan penalti dari pelanggaran pemain lawan kepadanya.
Tak hanya itu, dia juga mahir mengeksekusi tendangan bebas sehingga Gustavo bisa memanfaatkan berbagai momen untuk mencetak gol. Jadi, dengan keleluasaan yang didapatkan di Arema, dia jadi predator baru Liga 1.
Insting Gol
Dari empat laga, gawang Persib Bandung, Persik Kediri, Bali United dan Persis Solo berhasil dijebolnya. Insting gol ini belum ditemukannya ketika membela Persija Jakarta di putaran kedua. Justru dia mengalami cedera dalam debutnya dengan tim berjuluk Macan Kemayoran tersebut.