Bola.com, Jakarta - Putra legenda Argentina Diego Maradona, Diego Armando Maradona Junior, menyebut ayahnya dibunuh dan dia juga mengetahui siapa pelakunya.
Diego Maradona meninggal dunia pada November 2020 karena gagal jantung dan edema paru. Saat itu, dia sedang dalam masa pemulihan setelah operasi otak di rumahnya di Buenos Aires.
Meski demikian, dokter, perawat, dan staf medis lain yang terlibat dalam perawatan Maradona saat ini menghadapi persidangan pembunuhan di pengadilan Argentina. Delapan petugas kesehatan telah didakwa dengan pembunuhan karena lalai.
Namun, menurut Aljazeera, otopsinya menunjukkan bahwa Diego Maradona meninggal karena sebab alamiah.
--
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita- berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Yakin Ayahnya Dibunuh
Putra Diego Maradona, Diego Armando mengaku akan memperjuangkan kematian ayahnya.
"Ada penyelidikan terbuka. Kami, anak-anaknya, sangat percaya pada keadilan di Argentina. Saya yakin ini tidak seharusnya berakhir seperti ini," katanya kepada Mediaset.
"Mereka membunuh ayah saya. Bukan tugas sayauntuk mengatakan siapa yang melakukannya, saya punya ide sendiri tapi saya tidak bisa mengatakannya."
"Mereka menyerahkannya pada nasibnya ketika sesuatu bisa dilakukan. Saya berjanji, sampai akhir hari dalam hidupku, saya akan memperjuangkan keadilan."
Sang Legenda
Diego Maradona dianggap sebagai salah satu pemain sepak bola terhebat dalam sejarah olahraga tersebut.
Selama karier bermainnya, ia dinobatkan sebagai Pemain Terbaik Argentina sebanyak empat kali.
Apalagi, ia juga mengantarkan La Albiceleste menjuarai Piala Dunia 1986.
Sumber: Mediaset