Bola.com, Jakarta - Timnas Indonesia menelan kekalahan 1-3 dari Irak di laga pertama Grup D Piala Asia 2023 Qatar, Senin (15/01/2024).
Dari statistik lapangbola.com, Timnas Indonesia hanya memiliki 34 persen ball possession. Selain itu, hanya 6 tendangan yang dibuat Marselino Ferdinan dkk. Sedangkan Irak membuat 13 percobaan dan tiga diantaranya merobek gawang Indonesia.
Jika melihat ranking FIFA dua negara, statistik itu bisa dimaklumi. Indonesia berada di 146, sedangkan Irak 63.
Tapi, dengan hadirnya gerbong pemain naturalisasi, Indonesia diharapkan bisa memberi kejutan. Sayang, hal itu tidak bisa jadi kenyataan.
Kali ini, Bola.com membahas kinerja lini depan Timnas Indonesia jelang laga berikutnya melawan Vietnam di ajang Piala Asia 2023.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Komposisi Lini Depan Hadapi Irak
Berkaca pada pertandingan melawan Irak, Marselino Ferdinan dan Yakob Sayuri dipasang untuk melayani Rafael Struick.
Kolaborasi tiga pemain tersebut masuk kategori lumayan. Terutama Yakob dan Marselino, kolaborasi keduanya di pertengahan babak pertama membuahkan satu gol.
Sedangkan di babak kedua, Dimas Drajad dan Witan Sulaeman dimasukkan. Hasilnya belum bisa mengubah situasi.
Karena tidak ada gol lagi yang tercipta. Beberapa serangan yang dibangun juga tidak tajam mengarah ke gawang Irak.
Target Man Timnas Indonesia Masih Sedikit Berikan Ancaman
Mantan striker Arema, Singgih Pitono memberikan pandangannya terkait laga ini. Dia melihat jika target man Indonesia tak banyak mengancam di laga tersebut. Rafael Struick maupun Dimas seperti terkunci pemain belakang Irak.
"Kalau dari pandangan saya, harusnya seorang striker, sekecil apapun kesempatan yang didapat harus berani eksekusi ke gawang,” kata mantan asisten pelatih Arema tersebut.
Sebenarnya, Struick sempat memiliki beberapa kesempatan di dalam atau sekitar kotak penalti Irak. Namun, striker kelahiran Belanda itu bermain kurang efektif.
Sehingga striker 20 tahun itu sering kehilangan momen. "Kalau sudah berada didekat gawang lawan, jangan terlalu banyak kolaborasi lagi. Cari ruang, lalu tembak,” tegasnya.
Struick Kesulitan
Beberapa kali Struick kesulitan mencari ruang tembak. Karena dia masih berupaya menggocek bola untuk mengelabui bek lawan.
Sedangkan permainan Yakob dan Marselino sudah lebih baik. Justru Yakob yang punya permainan efektif. Sebagai winger, dia sudah menjalankan perannya dengan baik.
Yakob memaksimalkan kecepatan untuk melewati hadangan pemain Irak. Bahkan untuk membuat assist, pemain asal PSM Makassar itu melakukan nutmeg kepada bek Irak.
Perlu Coba Sananta
Jika melihat komposisi lini depan Indonesia, masih ada nama Ramadhan Sananta. Striker yang kini bermain untuk Persis Solo itu jadi salah satu striker lokal terbaik Indonesia. Dari segi postur, kecepatan dan insting gol juga tak diragukan.
“Perlu dicoba Sananta. Dia penyerang yang efektif dan berani melakukan eksekusi ke gawang lawan. Kan tujuan sepak bola seperti itu,” sambungnya.
Jika melihat posturnya, Sananta juga mumpuni. Apalagi untuk laga selanjutnya lawan Vietnam, dia bisa diandalkan untuk bola udara.
Baca Juga
Duel Pelatih Persebaya Vs Persija di BRI Liga 1: Paul Munster Pengalaman, Carlos Pena Memesona
Adu Gemerlap Pemain Asing Persebaya Vs Persija di BRI Liga 1: Mewah! Panas di Tengah dan Depan
Sempat Diragukan, Lalu Bisa Kandaskan Arab Saudi: Yuk Bedah Taktik Timnas Indonesia, Kuncinya Perubahan Lini Depan