Bola.com, Jakarta - Mantan striker AC Milan, Nikola Kalinic, pernah mendapat gaji ribuan pound dalam sepekan ketika tampil di Premier League. Namun, kini ia akan menerima tak sampai satu pound bersama klub terkini di pengujung kariernya.
Pesepak bola yang kini berusia 36 tahun itu pernah bermain untuk Blackburn Rovers, AC Milan, dan Atletico Madrid pada masa-masa jayanya dan dianggap sebagai salah satu striker terhebat yang pernah dimiliki Kroasia.
Nikola Kalinic, yang pernah memiliki nilai 13 juta pound, kini hanya mendapatkan gaji recehan, di mana kariernya pun akan segera berakhir. Ia rela mendapatkan bayaran yang sangat kecil untuk klub masa mudanya, Hajduk Split.
Pada awal bulan ini, striker veteran itu mencapai kesepakatan dengan Hajduk Split yang mengikatnya hingga akhir musim ini. Namun, Nikola Kalinic hanya mendapatkan sekitar 86 pence, atau sekitar 0,3 poundsterling, atau sekitar 0,4 euro.
Sekadar informasi, 1 poundsterling hari ini dihitung 240 pence, yang dua level di bawah poundsterling dalam struktur keuangan Inggris.
Tekad Membantu Klub Masa Kecil
Direktur klub Hadjuk, Mindaugas Nikolicius, mengakui bahwa kesepakatan ini tercapai bukan karena hitungan uang, tetapi karena keinginan Nikola Kalinic untuk membantu klub Kroasia itu.
"Ini adalah kesepakatan paling mudah dalam tiga tahun keberadaan saya di Hajduk. Nikola datang dengan satu tujuan, membantu Hajduk memenangkan gelar juara setelah 19 tahun," ujar Nikolicius seperti dilansir dari The Sun.
"Kami semua tahu situasi seperti apa yang dihadapinya. Kami perlu memberinnya waktu dan melihat performa seperti apa yang akan diperlihatkannya," lanjut Direktur Hajduk itu.
Tawaran Bernilai Besar dari China Pernah Ditolak
Nikola Kalinic tampaknya tak pernah termotivasi dengan uang. Ia bahkan menolak untuk pindah ke China dengan gaji yang besar ketika ia bermain di Italia bersama Fiorentina.
"Ada tekanan besar untuk menjual saya. Saya merasa semua orang menekan saya ke China," ujar Nikola saat itu.
"Bukan dari klub, tetapi dari media dan orang-orang. ada suasana yang diciptakan agar saya pergi. Mereka ingin menyingkirkan saya."
"Saya tidak pernah mengatakan saya ingin pergi. Tentu saja saya mempertimbangkannya ketika melihat tawaran itu, tetapi tidak sekalipun saya katakan ingin pergi."
"Saya tidak tahu beapa banyak yang ditawarkan Tianjin kepada Fiorentina. Saya mendapatkan tawaran untuk saya dan memutuskan untuk bertahan. Ini adalah keputusan final saya," lanjutnya.
Sumber: The Sun