Bola.com, Jakarta Tragedi Kanjuruhan yang meletus pada 1 Oktober 2022 menyisakan trauma bagi pelaku sepak bola Indonesia. Ini pula yang masih dirasakan Juan Revi Auriqto.
Mantan gelandang Arema ini mengaku malas bila diajak bicara soal sepak bola Nasional. Terutama level kompetisi amatir dan profesional.
"Sejak Tragedi Kanjuruhan, saya malas omong atau membahas sepak bola kita. Meski saat kejadian saya tak ada di stadion, tapi peristiwa itu masih membekas di benak saya," ungkapnya.
Juan Revi sangat terpukul atas tragedi yang menelan korban meninggal sebanyak 135 orang itu.
"Saya mantan pemain Arema. Saya juga dekat dengan Aremania. Arema dan Aremania membesarkan nama saya. Kami seperti keluarga besar. Jadi saya ikut kehilangan," ucap dengan suara tertahan.
Sejak terakhir kali tampil di Liga 2 bersama PSHW Surabaya, Juan Revi tak berhasrat lagi tampil di kompetisi.
"Tahun ini, sebenarnya ada tawaran dari Liga 2 dan Liga 3. Tapi tak berminat main bola lagi," tuturnya.
Lalu apa kesibukan pemain yang terakhir kali ikut berjasa membawa Persik promosi ke Liga 1 2020 ini?
"Passion saya sekarang melatih anak-anak. Saya ingin mengajari mereka bermain bola yang baik. Terutama membentuk sikap anak-anak agar selalu respek dan sportif," katanya.
Melatih SSB
Bola.com bertemu Juan Revi di Turnamen Garuda Jaya Cup Ke-4 yang digelar di Kediri, Sabtu (27/1/2024). Kini dia melatih di SSB Blue Blood yang berasal dari daerah Kacuk, Malang.
Kendati begitu, Juan Revi mengaku tak punya cita-cita melahirkan pemain bintang di masa depan.
"Saya hanya ingin agar sejak dini anak-anak senang olahraga dan bahagia. Saya tak ada niat mencetak pemain bintang. Saya tak tahu takdir orang lain. Soal nanti mereka jadi pesepakbola profesional atau menekuni pekerjaan lain, setidaknya anak-anak ini telah punya sikap dan perilaku baik. Itu yang paling penting," ucapnya.