VAR, Investasi Berharga BRI Liga 1 untuk Masa Depan Sepak Bola Indonesia

oleh Muhammad Adi Yaksa diperbarui 31 Jan 2024, 01:28 WIB
BRI Liga 1 - Ilustrasi VAR (Bola.com/Adreanus Titus)

Bola.com, Jakarta - Sepuluh November 2023 menjadi momen penting sekaligus bersejarah untuk sepak bola Indonesia. Untuk pertama kalinya, video assistant referee atau VAR digunakan di Tanah Air. Teknologi termutakhir di dunia si kulit bundar itu juga bakal dipakai di BRI Liga 1 2023/2024.

Piala Dunia U-17 2023 adalah saksi bagaimana VAR dapat membantu wasit, atau setidaknya meminimalisasi kekeliruan pengadil pertandingan dalam mengambil suatu keputusan krusial.

Advertisement

Keinginan untuk menerapkan VAR di BRI Liga 1 sebenarnya telah mengemuka sejak beberapa tahun belakangan. Namun, pengaplikasiannya tidak semudah mengembalikkan telapak tangan. Perlu adanya sosialisasi, edukasi, hingga pengadaan VAR.

Sosialisasi dan edukasi VAR telah dilakukan PT Liga Indonesia Baru (LIB) selaku operator kompetisi BRI Liga 1 sejak Juni 2023. PT LIB menggelar VAR Education dan VAR Theoritical Education terhadap puluhan wasit hingga pelatihan VAR untuk Replay Operator (RO).

Materi pembelajaran VAR antara lain VAR Protocol Basics, VAR New Way to Decide, VAR Line, Intervention Challenges, Intervention Hand Ball, Intervention Fouls, Laws of the Game (LOTG) 2023/2024, offside deliberate play (intro and analysis), challenges (intro and analysis), red card incidents (VAR Test), handball (intro and analysis), hingga penalty area incidents (intro and analysis).

Sesuai dengan panduan FIFA, setiap pihak yang akan menggunakan VAR perlu melengkapi seluruh proses Assistance and Approval Programme (IAAP) yang berisikan lima tahapan meliputi Innitial Consideration, VAR Declaration, Preparation dan Training, Approval Process, dan Monitoring.

2 dari 6 halaman

Mengubah Sepak Bola Dunia

Layar raksasa menunjukkan hasil keputusan wasit yang membatalkan gol pemain Timnas Mali U-17, Ange Martial Tia ke gawang Spanyol U-17 setelah wasit memeriksa Video Assistant Referee (VAR) dan terjadi pelanggaran pada babak penyisihan Grup B Piala Dunia U-17 di Stadion Manahan, Solo, Senin (13/11/2023). (Bola.com/Arief Bagus)

Sepak bola dunia berubah ketika FIFA memutuskan untuk memakai VAR di Piala Dunia 2018 yang didahului penerapannya di Bundesliga dan Serie A pada 2017/2018 hingga La Liga pada 2018/2019.

VAR dinilai berhasil untuk membuat pertandingan berjalan lebih adil, misalnya pemberian tendangan penalti yang sah, penilaian offside atau tidak, sampai identifikasi pelanggaran yang mesti diganjar kartu merah.

Sejak saat itu, pengaplikasian VAR mulai menyebar ke penjuru dunia, tidak hanya di Eropa atau pun kejuaraan di bawah naungan FIFA UEFA, tapi juga ke Asia sampai Asia Tenggara (ASEAN).

Liga Thailand menjadi kompetisi di ASEAN pertama yang menggunakan VAR, diiikuti Liga Singapura, dan Liga Vietnam. Sementara, BRI Liga 1 dan Liga Malaysia tinggal menunggu waktu untuk menyusul.

3 dari 6 halaman

15 VAR, Rp100 Miliar

Penampakan monitor VAR di Piala Dunia U-17 2023. (Bola.com/Bagaskara Lazuardi)

Sudah waktunya perangkat canggih itu didatangkan ke Indonesia. Sebanyak 15 alat VAR dibeli oleh PT LIB yang merogoh kocek hingga Rp100 miliar demi dipakai di putaran kedua BRI Liga 1 atau tepatnya pada akhir Februari 2024.

VAR untuk BRI Liga 1 dirancang oleh Hawk-Eye Innovations, perusahaan rekomendasi FIFA, yang telah berpengalaman menyediakan teknologi modern ini di cabang olahraga lain semisal tenis, kriket, bulutangkis, rugbi, sampai bola voli.

Dari 15 perangkat VAR itu, 12 di antaranya dapat berpindah-pindah stadion atau dinamis. Sedangkan, tiga alat lainnya dipasang permanen di tiga stadion. Untuk menunjang penerapan VAR, dilakukan pula standarisasi stadion.

Ada empat aspek yang menjadi penilaian PT LIB dan PSSI dalam memverifikasi stadion klub BRI Liga 1 mulai dari kelayakan infrastruktur, keamanan dan keselamatan, fasilitas pertandingan, dan kebutuhan host broadcaster.

Dalam memverifikasi stadion klub BRI Liga 1, PT LIB dan PSSI juga didampingi Polri untuk pengecekan re-risk assessment yang menekankan tiga kategori yaitu layak menggelar pertandingan dengan penonton, tanpa penonton, dan tidak layak menggelar pertandingan.

Parameter yang digunakan Polri untuk risk assessment di antaranya adalah kelengkapan infrastruktur, mitigasi bencana, jalur evakuasi, hingga standar prosedur pelaksanaan pertandingan.

"Sejak terlepas dari pandemi COVID-19, suporter secara bertahap sudah dapat menikmati pertandingan dari stadion. Aktivitas sosial dan ekonomi masyarakat pun sudah pulih kembali. Sebab itu, stadion bisa menjadi tempat mempersatukan bangsa," ungkap Direktur Utama BRI, Sunarso.

4 dari 6 halaman

VAR untuk Semua Peserta

VAR yang dipakai di Piala Dunia U-17 2023. (Bola.com/Bagaskara Lazuardi)

Sesuai dengan tagline BRI #BolaPemersatuBangsa, keberadaan VAR diharapkan bisa membuat kompetisi berlangsung lebih objektif dan bikin penonton makin nikmat dalam menyaksikan BRI Liga 1 tanpa perlu tantrum kepada wasit.

"Kami sudah menyiapkan mobil Van. Mobil itu yang akan menjadi ruangan VAR yang mobile. Artinya, itu tidak melekat di stadion," ujar Direktur Utama PT LIB, Ferry Paulus, berbagi update tentang VAR untuk BRI Liga 1.

Ferry memastikan bahwa VAR akan kick-off di BRI Liga 1 dalam pekan ke-25 yang bakal dimulai pada 22-24 Februari 2024 alias pasca-periode Pemilihan Presiden (Pilpres). "VAR diterapkan pada Februari 2024 akhir. Rencananya pada pekan ke-25," ucap Ferry.

"Pemakaian VAR harus serentak. Nanti konflik kalau tidak serentak. Mesti serentak. Semuanya perlu bersama-sama menggunakan VAR. Nanti kalau tidak, ada ketidak-happy-an," tutur mantan Direktur Olahraga Persija Jakarta ini.

5 dari 6 halaman

Jika Waktu Itu Ada VAR...

Pelatih Persija Jakarta, Thomas Doll, tidak senang gol Witan Sulaeman tidak disahkan ketika melawan RANS Nusantara FC. (Bola.com/Abdul Aziz)

Masih segar dalam ingatan ketika Persija Jakarta gagal mengimbangi RANS Nusantara FC dalam pekan ke-16 BRI Liga 1 di Stadion Patriot Candrabhaga, Bekasi, pada 22 Oktober 2023 gara-gara gol Witan Sulaeman tidak disahkan wasit Naufal Adya Fairuski.

Ketika itu, Persija sedang tertinggal 1-2 dari RANS Nusantara FC. Pada menit ke-90+4, tim ibu kota mendapatkan peluang untuk menyamakan kedudukan lewat tendangan Witan Sulaeman yang memanfaatkan kemelut di depan gawang lawan.

Sepakan Witan itu membentur mistar gawang dalam dan memantul ke bawah sebelum keluar dari gawang RANS Nusantara FC. Naufal Adya Fairuski, yang masih berusia 23 tahun, tidak menganggap kejadian tersebut sebagai gol untuk Persija.

Padahal dari tayangan ulang, bola telah melewati garis gawang RANS Nusantara FC. Tetapi, Naufal Adya Fairuski bergeming. Persija protes keras. Konteksnya, jika ada VAR, pengadil pertandingan bisa meninjau ulang peristiwa tersebut sehingga menghasilkan keputusan yang akurat.

Bila VAR sudah diimplementasikan di BRI Liga 1, penonton #BRIPalingBola perlu mengingat bahwa sesuai protokolnya, VAR hanya bisa meninjau empat keputusan yang meliputi gol, penalti, kartu merah langsung, dan kesalahan identitas ketika memberikan kartu kuning atau merah.

Rencana penggunaan VAR di BRI Liga 1 mendapatkan respons berbagai pihak, misalnya dari manajer Persik Kediri, Muhammad Syahid Nur Ichsan, yang memberikan penilaian positif demi kelancaran transformasi sepak bola Indonesia.

"Berulangnya kepemimpinan wasit yang kontroversial di setiap pekan BRI Liga 1 dapat merusak semangat transformasi sepak bola Indonesia dan menganggu jalannya kompetisi itu," imbuh Syahid Nur Ichsan.

6 dari 6 halaman

Persaingan BRI Liga 1 Musim Ini

Berita Terkait