Bola.com, Jakarta - Jika dihitung sejak 1938, atau ketika Timnas Indonesia ikut Piala Dunia dengan nama Hindia Belanda, sudah ada sedikitnya 40 pelatih yang pernah membesut Merah Putih, termasuk Shin Tae-yong.
Johannes Christoffel van Mastenbroek tercatat sebagai pelatih pertama Timnas Indonesia (Hindia Belanda). Tidak diketahui secara pasti berapa lama durasinya, namun 13 tahun berselang, sosok asal Singapura, Choo Seng Quee, menjabat sebagai pelatih.
Belanda, di sisi lain, merupakan negara asing paling banyak menyetorkan nama sebagai juru taktik Indonesia. Selain Mastenbroek, ada Wiel Coerver (1975-1976), Frans van Balkom (1978-1979), Henk Wullems (1996-1997), Wim Rijsbergen (2011-2012), dan Peter Huistra (2015).
Timnas Indonesia bukannya tidak punya 'local pride'. Nama-nama legendaris seperti Erents Alberth Mangindaan, Endang Witarsa, Sinyo Aliandoe, hingga Bertje Matulapelwa pernah menangani Merah Putih. Bahkan tak sedikit yang berprestasi di kancah internasional.
Menariknya, sejak awal tahun 2000, Timnas Indonesia sering memercayakan jabatan pelatih kepada sosok asing. Ivan Kolev dari Bulgaria cukup dihormati publik Tanah Air saat menjabat pada 2002-2004 dan 2007.
Kemudian ada nama Peter Withe yang menjadi pelatih pada 2004-2007, disusul Alfred Riedl, Jacksen F Tiago, Luis Milla, Simon McMenemy, dan yang terakhir adalah Shin Tae-yong. Kebetulan, nama terakhir sedang hangat diperbincangkan, apakah layak dipertahankan atau tidak.
Shin Tae-yong berhasil mencetak sejarah dengan mengantarkan Timnas Indonesia senior ke fase 16 besar Piala Asia 2023 untuk kali pertama. Marselino Ferdinan dkk. disingkirkan Australia yang bermain jauh lebih efektif.
Pujian mengalir deras dari pencinta Timnas Indonesia seraya berharap agar PSSI mau mempertahankan servisnya dengan menambah durasi masa kerja sang arsitek asal Korea Selatan tersebut. STY, begitu ia akrab dikenal, dianggap mampu menciptakan warna lain di tubuh Skuad Garuda.
--
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Pelatih Asing Lain, Ada yang Lebih Sukses?
Jika bicara prestasi, yang dalam konteks sempit berarti sebuah trofi juara, ada dua sosok yang arguably lebih sukses daripada Shin Tae-yong. Mereka adalah Bertje Matulapelwa dan Anatoli Polosin.
Bertje merupakan pelatih lokal yang menjabat sebagai juru latih Timnas Indonesia pada 1985-1987. Relatif singkat, tetapi ada trofi yang ia berikan buat Tanah Air.
Pelatih kelahiran Ambon yang meninggal pada 9 Juli 2002 itu bagi sebagian masyarakat Tanah Air dicap sebagai pelatih lokal tersukses, lagi-lagi jika bicara prestasi atau trofi juara. Bertje mengantar Tim Garuda meraih medali emas SEA Games 1987 di Jakarta dan perunggu pada SEA Games 1989 di Malaysia.
Sementara Anatoli Polisin, pelatih asal Rusia (Uni Soviet), juga sukses memberikan emas pada SEA Games 1991. Sayang, setelah itu ia tak lagi menangani Timnas Indonesia.
Selain dua pelatih tersebut, sebenarnya ada nama Antun Pogacnik, pelatih Yugoslavia yang memimpin Tim Garuda pada 1954 hingga 1963. Setelah membawa Timnas Indonesia jadi semifinalis Asian Games 1954 dan melangkah hingga perempat final Olimpiade 1956 di Melbourne, Pogacnik membawa Tim Garuda mempersembahkan medali perunggu Asian Games 1958 untuk Indonesia.
Kemudian ada nama Henk Wullems yang membawa Timnas Indonesia meraih medali perak SEA Games 1997, juga Bernhard Schumm, pelatih asal Jerman yang membawa Tim Garuda meraih medali perunggu pada SEA Games 1999, yang merupakan edisi terakhir tim senior tampil di level SEA Games.
Setelah itu, atau tepatnya SEA Gamaes 2001 di Malaysia, tim sepak bola yang harus mengikutinya adalah tim U-22. Adapun Indra Sjafri sukses memberikan Timnas Indonesia U-22 emas SEA Games setelah 30 tahun lebih absen ke lemari trofi.
Torehan lain Timnas Indonesia adalah menjadi spesialis runner-up di Piala AFF, atau yang pertama kali digelar pada 1996 dengan nama Piala Tiger. Nandar Iskandar, Ivan Kolev, Peter Withe, dan Alfred Riedl adalah pelatih yang membawa Tim Garuda hingga ke partai puncak kejuaraan sepak bola Asia Tenggara itu, di mana Riedl dua kali membawa timnya dua kali mencapai final, yaitu 2010 dan 2016.
Pada 2020, Shin Tae-yong meneruskan 'tradisi' Timnas Indonesia sebagai raja runner-up setelah tim yang dibawanya melaju sebagai finalis. Sayang, Merah Putih kandas dengan agregat 2-6 dari Thailand.
Daftar Pelatih Timnas Indonesia
Belanda
- Johannes Christoffel van Mastenbroek 1938
- Wiel Coerver 1975-1976
- Frans Van Balkom 1978-1979
- Henk Wullems 1996-1997
- Wim Rijsbergen 2011-2012
- Peter Huistra 2015
Singapura
- Choo Seng Quee 1951-1953
Yugoslavia
- Antun Pogacnik 1954-1964
- Ivan Toplak 1991-1993
Indonesia
- E.A. Mangindaan 1966-1970
- Endang Witarsa 1970
- Suwardi Arlan 1972-1974, 1976-1978
- Djamiat Dalhar 1974
- Aang Witarsa 1974-1975
- Harry Tjong 1981-1982
- Sinyo Aliandoe 1982-1983, 1987
- M. Basri, Iswadi Idris, Abdul Kadir 1983-1984
- Bertje Matulapelwa 1985-1987
- Danurwindo 1995-1996
- Rusdy Bahalwan 1998
- Nandar Iskandar 1999-2000
- Benny Dollo 2008-2010, 2015
- Aji Santoso 2012
- Nilmaizar 2012-2013
- Rahmad Darmawan 2013
- Bima Sakti 2018
Turki
- Yusuf Balik 1971-1972
Polandia
- Marek Janota 1979-1980
Jerman
- Bernd Fischer 1980-1981
- Bernard Schumm 1999
Rusia
- Anatoli Polosin 1987-1991
Italia
- Rommano Matte 1993-1995
Bulgaria
- Ivan Kolev 2002-2004, 2007
Inggris
- Peter Withe 2004-2007
Austria
- Alfred Riedl 2010-2011, 2013-2014, 2016
Argentina
- Luis Manuel Blanco 2013
Brasil
- Jacksen Tiago 2013
Spanyol
- Luis Milla 2017-2018
Skotlandia
- Simon McMenemy 2018-2019
Korea Selatan
Baca Juga
Semangat Membara Bang Jay Idzes Menyambut Lanjutan R3 Kualifikasi Piala Dunia 2026 di Maret 2025!
Marselino Ferdinan dan 3 Pemain Diaspora Timnas Indonesia yang Main Kinclong saat Taklukkan Arab Saudi: Petarung Tangguh
Pelatih Bahrain Mulai Ketar-ketir Jelang Lawan Timnas Indonesia: Sangat Sulit, Mental Harus Disiapkan!
- Shin Tae-yong 2019-????