Bola.com, Jakarta - Timnas Indonesia U-20 mendapatkan tamparan keras dalam dua uji coba terakhir. Walau bermain di hadapan publik sendiri, Garuda Nusantara berturut-turut takluk dari Thailand dan Uzbekistan.
Di laga pertama kontra Thailand, anak asuh Indra Sjafri itu sejatinya unggul lebih dulu di babak pertama. Tetapi babak kedua menjadi mimpi buruk setelah tim Gajah Putih berhasil melesakkan dua gol ke gawang Andrika Fathir.
Pertandingan kedua juga tak berjalan baik bagi Timnas Indonesia U-20. Walau mampu menyamakan angka setelah dua kali tertinggal, Uzbekistan mampu mencuri kemenangan di penghujung laga.
Catatan tersebut tentu menjadi preseden buruk jelang Piala AFF U-19 2024. Pelatih Indra Sjafri jelas harus berpikir keras meramu skuad yang mayoritas merupakan pemain jebolan Piala Dunia U-17 kemarin.
Lantas, apa saja yang perlu diperbaiki Timnas Indonesia U-20 dalam beberapa bulan mendatang? Berikut ulasan selengkapnya.
--
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Fisik Kedodoran?
Salah satu hal yang kentara dalam dua pertandingan tersebut adalah Timnas Indonesia U-20 selalu kecolongan di menit akhir. Baik lawan Thailand maupun Uzbekistan, lawan mampu merebut gol kemenangan sebelum peluit panjang.
Statistik itu menyiratkan konsentrasi Kadek Arel dkk tak cukup baik di akhir babak kedua. Ambisi mencetak gol tak diimbangi dengan kekuatan fisik yang membuat transisi bertahan menjadi amburadul.
Kelemahan ini jelas perlu diperbaiki sesegera mungkin oleh jajaran tim kepelatihan. Bermain di kompetisi kelompok umur yang rutin bakal memberi pengaruh bagi daya tahan para pemain muda ini.
Blunder-Blunder Pertahanan
Timnas Indonesia U-20 menyimpan sejumput masalah di pertahanan. Pengambilan keputusan yang buruk dan komunikasi yang kurang baik membuat mereka kerap melakukan kesalahan di area sendiri.
Thailand sempat nyaris mencetak gol cepat dalam situasi yang sejatinya tak cukup berbahaya. Tetapi miss komunikasi antara Sulthan Zaky dan Ikram Al Ghiffari membuat penyerang lawan berhasil mencocor bola.
Kelemahan lainnya yang terlihat adalah antisipasi bola-bola silang yang kerap kali kepayahan. Dua gol yang dibuat Uzbekistan ke gawang Risky Tofani tercipta dari situasi tersebut.
Arkhan Kaka Butuh Servis Khusus
Timnas Indonesia U-20 sejatinya tak memiliki problem berarti di lini depan. Tiga gol dalam dua pertandingan mengisyaratkan produktifitas mereka tetap terjaga sekalipun Arkhan Kaka melempem.
Namun, mengabaikan potensi penyerang Persis Solo itu jelas bukan sesuatu yang bijak. Gaya serangan cutback ala pelatih Indra Sjafri memungkinkan para gelandang tampil lebih produktif ketimbang penyerang.
Untuk level ASEAN, cara bermain yang tak berubah ini mungkin masih terbilang efektif. Tetapi untuk menghadapi lawan-lawan di pentas Asia, tentu membutuhkan perlu banyak improvisasi dalam upaya menciptakan peluang.
Baca Juga