Bola.com, Jakarta - Erling Haaland akan dikenang sebagai satu di antara striker terhebat dalam sejarah Liga Inggris. Monster Norwegia itu hanya butuh semusim memahat rekor bersama Manchester City setelah cabut dari Borussia Dortmund pada musim panas 2022.
Pada musim debutnya di Etihad Stadium, tombak berusia 23 tahun itu mendulang 36 gol Liga Inggris 2022/2023. Pencapaian itu membuat Haaland melewati torehan gol dua legenda Liga Inggris, yakni Alan Shearer dan Andy Cole. Duo senior sama-sama mengepak 34 gol dalam satu musim yang berbeda.
Tak hanya rekor itu, Erling Haaland juga membantu Manchester City meraih tiga trofi pada musim 2022/2023. Bagaimana dengan periode sekarang? Jika bisa terus mencetak gol, bukan tak mungkin Haaland bakal kembali menjadi yang tersubur di Liga Inggris 2023/2024.
Hingga pekan ke-21, Haaland masih memuncaki daftar pencetak gol terbanyak sementara dengan tabungan 14 lesakan. Jika Haaland sukses menorehkan rekor terhebat dalam sejarah Liga Inggris, tak sedikit pemain bintang yang justru bernasib sial.
Alih-alih menciptakan sejarah manis, mereka malah dikenang sebagai biang kesialan dengan rekor terburuk. Berikut ini tiga rekor yang tak diinginkan dalam sejarah panjang Liga Inggris :
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Kartu Merah Terbanyak : Richard Dunne, Duncan Ferguson, Patrick Vieira
Penggemar Liga Inggris akan terkejut, ternyata Roy Keane dan Vinnie Jones tidak ada dalam daftar teratas dalam urusan kartu merah. Padahal, mereka terkenal memiliki karakter permainan kasar dan 'berangasan'.
Pasangan ini berada di urutan kedua dengan tujuh kartu merah. Kartu haram terbanyak dalam sejarah liga, delapan biji, adalah Richard Dunne. Selain itu, ada juga pengoleksi dengan jumlah yang sama, yakni Duncan Ferguson dan Patrick Vieira.
Baik Ferguson maupun Viera terkenal sering kehilangan ketenangan di lapangan, jadi setidaknya Dunne punya teman.
Karier Tersingkat di Liga Inggris : Joe Sheerin (60 detik)
Bagi banyak pemain berusia 19 tahun, melakukan debut di Liga Inggris adalah impian mereka. Satu di antaranya Joe Sheerin, yang sangat menunggu momen bahagia bisa berada di kasta Premier League.
Bagi Joe Sheerin, setelah menimba ilmu di Chelsea, akhirnya mendapat kesempatan tampil. Ia masuk menggantikan Gianfranco Zola pada tahun 1997. Sayang, semua aura bahagia langsung hilang.
Ia justru masuk ke catatan nelangsa sepanjang sejarah Liga Inggris. Sheerin hanya 60 detik di lapangan, karena ketika kakinya sedang ingin berlari, pertandingan telah selesai. Setelah itu, dia tak pernah merumput satu menit pun meski bertahan di Stamford Bridge hingga tahun 2000.
Cedera, terutama masalah pinggul, menghambatnya sepanjang bermain di Chelsea Dia meninggalkan klub pada 2000, dan berkostum Bournemouth. Di sana, dia hanya membuat enam penampilan bersama The Cherries.
Lalu, ia merambah ke non-liga dan menghabiskan dua tahun bersama Kingstonian. Setelah penggabungan Wimbledon ke Milton Keynes, ia bergabung dengan sekitar 500 pemain lain dalam uji coba peluncuran kembali AFC Wimbledon.
Jendela Transfer Terburuk : Tottenham Pada musim 2017/2018
Entah kenapa, Tottenham menjadi satu-satunya tim dalam sejarah Liga Inggris yang menjalani sepanjang musim panas tanpa merekrut pemain. Setelah finis di peringkat ketiga pada 2017/2018, tim London Utara ini memiliki banyak potensi.
Sayang, pada musim panas 2018, Mauricio Pochettino memilih tak menambah skuadnya. Ia hanya mengandalkan Hugo Lloris, Toby Alderweireld, Christian Eriksen, Dele Alli, Son Heung-min dan Harry Kane. Sang nakhoda hanya menambahkan beberapa pemain dari tim junior.
Lebih buruk lagi, mereka gagal membeli pemain bulan Januari 2019. Klub ini kemudian finis keempat di tabel liga, hanya unggul satu poin dari rival berat mereka, Arsenal.
Meski tampil buruk di liga, tim asuhan Pochettino menunjukkan performa luar biasa di Eropa dan bahkan mencapai final Liga Champions. Pada akhirnya, mereka kalah dari sesama raksasa Liga Inggris Liverpool 2-0 di Madrid.
Banyak fan yang merasa, jika saat itu Spurs membeli beberapa pemain bintang, hasil akhir akan berbeda. Mereka bisa menjadi jawara Liga Inggris, plus juara Liga Champions. Sayang, nasi sudah menjadi bubur, walhasil tinggal penyesalan semata.
Sumber : Givemesport