Bola.com, Jakarta - Amir Ghalenoei meminta maaf atas kekalahan 2-3 Iran dari Qatar pada semifinal Piala Asia 2023, Rabu (7/2/2024) malam WIB. Sang pelatih kepala mengatakan dialah yang harus disalahkan, bukan pemain.
Meskipun Sardar Azmoun memberi Iran keunggulan pada menit keempat, mereka terbilang kalah dominan oleh Qatar melalui serangan dari Jassem Gaber dan Akram Afif yang membuat sang juara bertahan memimpin 2-1.
Alireza Jahanbakhsh sempat membuat skor kembali imbang 2-2 lewat titik penalti, tetapi Almoez Ali memastikan kemenangan bagi tuan rumah Qatar melalui golnya pada menit ke-82.
"Saya ingin meminta maaf kepada rakyat Iran. Kami seharusnya melaju ke final tetapi kami tidak bisa melakukannya. Saya ingin berterima kasih kepada para pemain, mereka mengerahkan segalanya untuk pertandingan ini,” kata Ghalenoei.
--
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Dihukum karena Kesalahan Sendiri
Iran sebetulnya memperoleh banyak peluang melalui pola serangan yang variatif. Akan tetapi, mereka gagal memanfaatkan setiap kesempatan yang ada.
"Kami membuang banyak peluang sepanjang pertandingan, namun penampilan kami di babak kedua adalah salah satu penampilan kami yang terbaik. Kami mendapatkan delapan tendangan sudut di babak kedua."
"Tapi inilah sepak bola. Ketika Anda tidak mendapatkan apa pun dari peluang Anda, Anda akan dihukum dan ini terjadi pada kami hari ini."
"Salah Saya"
Lebih lanjut, Ghalenoei menegaskan bahwa dirinyalah yang paling bertanggung jawab. Jika harus ada yang disalahkan, maka ia meminta rakyat Iran untuk tidak menyalahkan para pemain.
"Dari segi teknis, kami menjalani pertandingan yang sangat kompetitif. Namun, turnamen ini telah memperlihatkan beberapa tim tersingkir secara tidak terduga, termasuk Arab Saudi, Korea Selatan, dan Jepang. Saya bertanggung jawab penuh atas kekalahan ini, bukan pemain. Hari ini menandai salah satu hari terberat yang pernah saya alami dalam hidup saya."
"Empat hari yang lalu semua orang senang ketika kami mengalahkan Jepang, sekarang setelah kekalahan melawan Qatar, semua orang menentang kami. Kami mempertahankan formasi yang sama seperti yang kami gunakan saat melawan Jepang, hanya dengan dua perubahan."
"Di babak pertama, kami mengidentifikasi peluang untuk dimanfaatkan, dan setelah mencetak gol pertama, kami memiliki banyak peluang untuk menutup pertandingan. Namun, hal itu tidak terjadi pada kami."
"Meskipun para pemain kami berbasis di luar negeri, mereka semua mendedikasikan diri mereka untuk berlatih dan mewakili negara dan rakyatnya. Namun, dalam sepak bola, tidak semuanya berada dalam kendali kami."
Sumber: AFC